Penelitian: Kekurangan Vitamin D berisiko tingkatkan kematian akibat COVID-19

Tak ada salahnya jika memastikan asupan Vitamin D sudah terpenuhi dengan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tim peneliti Universitas Northwestern di Illinois, Amerika Serikat, menemukan hubungan antara kurangnya asupan vitamin D dan Corona.

Mereka meneliti kadar vitamin D pada pasien COVID-19 karena menyadari bahwa adanya perbedaan yang tidak bisa dijelaskan dari angka kematian berbagai negara di dunia. Beberapa beranggapan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh kualitas instansi kesehatan dan distribusi kelompok umur pada jumlah populasi keseluruhan.

Dengan mengambil sampel dari berbagai pasien COVID-19 di seluruh dunia, para peneliti akirnya menemukan hubungan yang erat antara kadar vitamin D dalam tubuh, badai sitokin (cytokine storm), dan angka mortalitas yang disebabkan oleh Virus Corona. Badai sitokin adalah kondisi yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang terlalu aktif.

Artikel terkait: Kekurangan vitamin D saat hamil, berbahayakah bagi perkembangan janin?

Hubungan antara kekurangan vitamin D dan angka kematian akibat COVID-19

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien-pasien dari negara dengan tingkat kematian akibat infeksi Virus Corona yang tinggi seperti Italia, Spanyol, dan Inggris memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah.

Dikutip dari detikHealth, Italia dan Spanyol memiliki tingkat kematian akbiat COVID-19 yang tinggi. Studi baru menunjukkan bahwa kedua negara tersebut memiliki tingkat vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Eropa Utara.

Hal ini bisa saja berkaitan erat dengan budaya di mana orang-orang Eropa Selatan, khususnya yang berusia lanjut, cenderung menghindari sinar matahari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Badai sitokin dapat merusak paru-paru dan menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut dan kematian pada pasien.

Inilah yang tampaknya membunuh sebagian besar pasien Virus Corona, bukan penghancuran paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus,” jelas Ali Daneshkhah, seorang rekan penelitian pascadoktoral dalam studi tersebut.

Kesimpulannya, vitamin D memang tidak dapat melindungi diri dari infeksi virus. Akan tetapi, kadar vitamin D yang cukup dalam tubuh dapat melindungi pasien dari komplikasi yang disebabkan oleh COVID-19.

Studi ini juga menjelaskan mengapa anak-anak cenderung memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami kematian saat terinfeksi Virus Corona.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu alasannya adalah sistem imun anak-anak yang belum berkembang dengan sempurna. Sistem kekebalan tubuhnya cenderung bereaksi secara berlebihan sehingga tingkat kematian mereka lebih rendah.

Konsumsi vitamin D untuk meningkatkan imunitas tubuh, perlukah?

Suplemen vitamin D

Hasil penelitian ini tidak berarti bahwa orang-orang harus siap sedia atau bahkan menimbun vitamin D untuk dikonsumsi guna mencegah Virus Corona.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Meski kami pikir penting bagi orang-orang untuk mengetahui bahwa kekurangan vitamin D berperan dalam kematian (Virus Corona), kita tidak perlu mendorong konsumsi vitamin D untuk semua orang,” kata Vadim Backman, pemimpin penelitian tersebut, dikutip dari Science Daily.

Backman percaya bahwa vitamin D berperan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin D tidak hanya meningkatkan imunitas, tetapi juga dapat mencegah sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif.

Meskipun begitu, peneliti tetap menekankan bahwa orang tidak boleh mengonsumsi vitamin D dalam dosis tinggi. Efek samping yang ditimbulkan bisa berbahaya bagi tubuh.

Diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui seberapa banyak vitamin D yang harus dikonsumsi untuk melindungi tubuh dari Virus Corona.

Artikel terkait: Jangan sepelekan kekurangan vitamin D, lakukan 3 cara ini untuk mengatasinya!

Apakah sinar matahari dapat membunuh Virus Corona?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bekerja di luar ruangan, mendapatkan sinar matahari

Salah satu cara yang praktis dan mudah untuk mendapatkan vitamin D bisa dengan berjemur. Namun, ada beberapa informasi yang beredar di masyarakat, mengatakan kalau  virus Corona akan mati jika terpapar sinar Ultraviolet atau pada suhu panas.

Beberapa studi memang menyatakan bahwa sinar UV dan suhu di atas 56 derajat celcius dapat membunuh beberapa jenis virus. Sebut saja SARS, flu burung, dan Influenza, seperti dikutip dari Alodokter.

Akan tetapi apakah sinar UV dari matahari dan panas tubuh bisa membunuh Virus Corona atau tidak masih belum bisa dibuktikan.

Meski tidak bisa membunuh virus, aktivitas berjemur memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi kesehatan. Salah satu di antaranya adalah meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah infeksi virus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadi, sudahkah Parents berjemur hari ini bersama si kecil di rumah?

Sumber: Science Daily, Kompas, DetikHealth, Alodokter

Baca juga:

Tak hanya perhatikan waktu, ini faktor lain yang perlu diketahui saat berjemur