Wabah virus korona yang berasal dari Wuhan, Cina, dikabarkan semakin meluas. Berdasarkan laporan CNN Indonesia, virus yang diduga bisa menyebabkan pneumonia ini sudah menewaskan sekitar enam orang dan menjangkit raturan orang di sana.
Selain di wilayah Cina, virus yang menyerupai Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ini juga sudah menyebar di beberapa wilayah seperti Amerika Serikat (AS), Thailand, Jepang, Korea Selatan, serta Taiwan.
“Ini adalah situasi yang cenderung berkembang, dan lagi kami memprediksi ada pasien lainnya di AS dan global,” ungkap Nancy Messonier, pejabat senior dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.
Seorang ilmuwan dari Komisi Kesehatan Cina juga menyatakan, virus ini bisa menular dari manusia ke manusia. Hal ini dikhawatirkan virus akan berkembang menjadi wabah yang lebih besar karena banyak orang akan melakukan perjalanan, mengingat kini sudah memasuki mudik Imlek. Meski demikian, World Health Organization (WHO) sendiri menyatakan masih menginvestigasi wabah ini lebih lanjut.
Karena wilayah paparan virus yang semakin menyebar, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berencana untuk menggelar rapat pada Rabu (22/1) untuk menentukan apakah ke depannya virus ini akan dinyatakan sebagai wabah darurat yang perlu diperhatikan secara global.
Data penyebaran virus korona dari Wuhan hingga saat ini. Sumber foto: Straits Times Graphics
Apa itu virus korona?
Virus korona yang tengah diperbincangkan ini dinilai masih misterius. Pasalnya, penyakit yang penyebaran tersecepat itu berasal dari virus dengan struktur genetik yang belum diketahui sebelumnya. Namun, virus tersebut juga diketahui masuk ke dalam keluarga besar corona, yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit serius seperti SARS.
Hal tersebut juga selaras dengan penjelasan Erlina Burhan dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
“Mungkin dulu itu pernah dengan SARS, tapi yang ini jalurnya berbeda. Ini masih terbilang baru, maka itu disebut misterius,” jelas Erlina seperti yang dikutip dari laman Tempo.
Kepala Departemen Epidemiologi di Institut Pasteur, Prancis, Arnaud Fontanet juga menjelaskan, genetika virus yang sedang menyebar kini dinamakan 2019-nCoV. Virus tersebut identik 80 persen dengan SARS yang menciptakan pandemik pada 2002-2003 lalu. Namun, ia juga menuturkan bahwa virus yang sekarang cenderung lebih lemah dari SARS.
“Ini lebih ‘lemah dari SARS, tapi juga bisa bermutasi dengan cepat. Dan kami pikir ini sumbernya dari hewan ternak yang dipasarkan lalu melompat ke manusia,” ungkapnya seperti yang dilansir dari laman Tempo.
Virus berasal dari Wuhan
Pusat penyebaran virus korona ini diidentifikasikan di pasar makanan laut, Wuhan, Cina. Wilayah tersebut merupakan lokasi jual-beli hewan hidup, dan area penyebaran diprediksi meluas sebab lalu lintas perjalanan Cina tengah meningkat karena libur Imlek.
Hingga saat ini, lebih dari 80 kasus baru sudah terdeteksi di Cina. Secara total, sudah ada 315 kasus virus korona yang sebagian besar berada provinsi Hubei, tempat wilayah Wuhan berada. Kasus serupa juga dilaporkan terjadi di Beijing, Shanghai, hingga beberapa wilayah negara lainnya.
Gejala virus korona
Virus korona ini juga diduga bisa menyebabkan radang paru-paru atau pneumonia. Gejala virus ini cenderung mirip dengan SARS. Berikut beberapa gejala seseorang terinfeksi jenis virus ini berdasarkan yang dilansir dari laman The Sun:
- Pilek
- Sakit kepala
- Batuk
- Demam
- Sesak napas atau napas pendek
- Sering merasa kedinginan hingga menggigil
- Sakit badan
Karena gejala dari infeksi virus ini terlihat umum dan terbilang mirip seperti penyakit lainnya, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila Parents sudah merasakan beberapa gejala yang disebutkan di atas.
Langkah pencegahan dini
Hingga saat ini, belum terdapat vaksin yang dapat melindungi manusia dari paparan virus. Meski demikian, berdasarkan imbauan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, virus ini bisa dihindari dengan meningkatkan sistem imun pada tubuh. Caranya, dengan memastikan agar pola makan tetap bergizi dan teratur, dan menerapkan perilaku bersih dan sehat.
Selain itu, Parents juga bisa melakukan langkah pencegahan virus korona secara dini dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:
- Hindari mengonsumsi makanan mentah dan setengah matang
- Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum bersih
- Hindari kontak fisik dengan orang sakit, atau orang yang sudah terpapar gejala penyakit
- Cuci tangan yang bersih dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik sebelum makan, sesudah makan, serta setelah dari toilet. Pastikan tangan selalu bersih dan terhindar dari kuman.
- Gunakan masker saat bepergian.
Itulah penjelasan mengenai virus korona yang berasal dari Wuhan dan langkah pencegahannya. Selalu jaga kesehatan Parents dan keluarga tercinta dengan menerapkan pola hidup sehat, ya.
***
Baca juga:
Ketahui Apa Itu Cytomegalovirus: Gejala, Cara Penularan, hingga Pencegahan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.