Infeksi virus Corona bisa menyerang siapa pun tak mengenal usia, misalnya saja pada Si Kecil. Baru-baru ini penelitian mengungkapkan fakta mengenai virus Corona anak terkait durasinya yang ternyata lebih lama dibanding orang dewasa.
Dalam penelitian disebutkan bahwa virus tersebut bisa sampai bertahan di dalam tubuh anak jauh lebih lama dibandingkan orang dewasa, yakni 3 minggu.
Dalam kurun waktu tersebut, virus bisa bertahan di hidung anak sebelum akhirnya menyebar ke berbagai organ di tubuhnya.
Penelitian Mengenai Virus Corona Anak
Uji klinis pada penelitian dilakukan di Korea Selatan, salah satu negara yang tengah memasuki fase kedua pandemi Covid-19. Penelitian tersebut dilakukan pada 91 responden anak.
Selama penelitian ditemukan bahwa kira-kira setengah dari responden yang memiliki gejala rupanya masih terdiagnosis Covid-19 setelah 3 minggu. Dalam periode waktu ini juga sang anak bisa menyebarkan virus tersebut pada orang lain.
Sebanyak 20 orang anak tidak menunjukkan gejala yang jelas dan asimtomatik saat penelitian.
Lalu, sebanyak 18 anak tidak menunjukkan gejala. Di sisi lain, 71 anak terlihat menunjukkan gejala mulai dari demam, batuk, diare, sakit perut, kehilangan penciuman dan indera pengecap.
Selama 21 hari lamanya, penelitian pun menguji anak-anak dari 22 rumah sakit di seluruh Korea Selatan. Terpantau virus masih terdeteksi dalam tubuh anak sampai sekitar dua setengah minggu sejak pertama kali terinfeksi.
Hal lain yang mendapat sorotan, relawan pun turut terinfeksi. Setengah dari jumlah relawan menunjukkan gejala Covid-19 ini setelah penelitian selesai, selama 3 minggu lamanya.
Artikel Terkait : 3 Cara pencegahan virus corona pada anak-anak menurut WHO, wajib tahu!
Anak-anak Berpotensi Menyebarkan Virus
Penelitian tersebut semakin membuka mata para ahli terkait dengan perkembangan virus Corona. Para peneliti yang berasal dari Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas Nasional Seoul menyarankan untuk melakukan tindakan preventif secepatnya.
Menurut mereka, mengisolasi anak-anak jadi hal yang krusial saat ini. Hal ini karena dikhawatirkan anak-anak malah bisa menyebarkan virus corona di masyarakat.
Di sisi lain, secara terpisah Dr. Roberta DeBiasi dan Dr. Meghan Delaney dari Children’s National Hospital di Washington DC, Amerika Serikat menulis editorial mengenai penelitian tersebut.
Pengawasan pada anak dan kedisiplinan pun hendaknya senantiasa diperhatikan karena anak bisa berpotensi menjadi penyebar virus.
“Ini menyoroti konsep bahwa anak-anak yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala dan mereka masih bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi ini yang mengkhawatirkan, anak-anak justru bisa menjadi penyebar virus dalam komunitas mereka,” ujar kedua peneliti seperti dikutip dari Mirror.
Artikel Terkait : Waspada! Infeksi Virus Corona pada anak berkaitan dengan gejala penyakit kawasaki
Penggunaan masker pada anak
Masih senada dengan penelitian di atas, WHO baru-baru ini mengeluarkan aturan mengenai kewajiban menggunakan masker pada anak. Berdasarkan kelompok usia, inilah beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan.
1. Anak umur 0-5 tahun
Menurut WHO, anak yang masih berada di usia balita tidak di wajibkan menggunakan masker. Namun, orang dewasa yang menghabiskan waktu bersama anak wajib mengenakannya.
Tak hanya orangtua, mereka yang kesehariannya banyak berinteraksi dengan anak seperti pengasuh atau pengajar pun wajib mengenakan masker.
2. Anak umur 6-11 tahun
Di usia ini, penggunaan masker pada anak bergantung risiko dan kondisinya.
Parents bisa meninjau beberapa aspek misalnya saja intensitas penularan di suatu daerah, kemampuan anak untuk mengenakan masker, dan tingkat interaksi anak dengan orang-orang yang berisiko tinggi menyebarkan penyakit.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Di usia ini, anak masih harus dibimbing dalam hal penggunaan masker yang aman. Oleh karena itu, orang dewasa sebaiknya menjadi pengawas akan perilaku disiplin tersebut.
3. Anak usia 12 tahun ke atas
Untuk anak di usia ini, WHO menuturkan bahwa anak sudah wajib menggunakan masker, seperti orang dewasa. Perlu edukasi dan sosialisasi yang baik dari orangtua agar anak bisa disiplin dalam penggunaannya sehari-hari khususnya bila ia ke luar rumah atau bepergian.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia
Parents, fakta mengenai hasil penelitian di atas hendaknya membuat kita lebih berhati-hati lagi dalam beraktivitas dan melindungi buah hati. Mari terapkan berbagai protokol kesehatan agar keluarga bisa terhindar dari virus Corona.
Baca Juga :
Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.