Belum lama ini sebuah video viral anak dipukuli ramai diperbincangkan oleh warganet. Tindakan kekerasan ini tentu saja sangat disayangkan bisa terjadi. Terlebih lagi, kasus video viral anak dipukuli oleh temannya di Semarang ini diduga direkam oleh keluarganya sendiri.
Video anak kecil yang menghajar teman mainnya ini pertama kali dibagikan oleh akun @onemedsos dan @ndorobeii. Sejak diunggah pada Rabu, 13 Mei 2020 sampai tulisan ini dibuat, video tersebut sudah dilihat sebanyak 138 ribu kali.
Netizen yang gempar melihat video tersebut pun menghujani kolom komentar dengan kecaman akan aksi bocah tersebut. Kebanyakan dari mereka menyalahkan pihak yang merekam video karena tidak berusaha memisahkan kedua anak tersebut.
Artikel terkait: Dampak bullying pada anak yang harus diwaspadai orangtua!
Video viral anak dipukuli temannya di Semarang, diduga direkam oleh keluarga
Video berdurasi 26 detik tersebut menampilkan dua orang anak kecil sedang berkelahi. Anak yang lebih besar terlihat memukuli, menendang, dan mencekik temannya yang berbadan lebih kecil.
Lokasi tempat video tersebut diambil terlihat di sebuah halaman atau teras rumah. Dalam video juga terlihat beberapa anak lain menonton perkelahian tersebut. Sayangnya, bukan melerai dan mengingatkan untuk tidak berkelahi, anak-anak yang menonton justru hanya ‘menikmati’ aksi bullying. Bahkan ketika si anak yang lebih kecil tersungkur ke tanah tidak ada yang menolongnya.
Anak yang mengenakan celana merah beberapa kali memukuli anak yang berkaus hitam di bagian punggung dengan cukup keras. Anak yang dipukuli tersebut terus menangis.
Korban pun berusaha melarikan diri dari pukulan tetapi kausnya ditarik dan ia dicekik dari belakang. Kepalanya juga dipukuli hingga ia jatuh.
Orang yang merekam video tersebut hanya berkata dalam bahasa Jawa, “Jangan menangis”. Terdengar pula suara tawa seakan kejadian tersebut adalah sesuatu yang lucu.
Menurut informasi yang beredar, video tersebut direkam oleh ayah sang pelaku, seperti yang tertulis pada kolom caption.
“Viral. Tindakan tidak terpuji oleh anak bercelana merah kepada teman mainnya yang direkam oleh ayahnya sendiri (anak bercelana merah, -Red). Info lokasi Semarang, Jawa Tengah, Selasa, 12/5/2020,” tulis akun @onemedsos.
Beberapa spekulasi pun beredar di komentar video tersebut, ada yang mengatakan bahwa keluarga korban tidak berani melapor kepada polisi karena keluarga pelaku adalah orang penting.
“Itu videonya anaknya sampai ditonjokkin mukanya sama yang pake celana merah… Pas dipukul kepala belakangnya langsung lemes tuh anak, kasihan. Bapaknya ini anak mau ngelapor tapi takut sama keluarga si pelaku. Katanya, sih, orang penting apa terpandang gitu di daerah tersebut,” komentar @amarismile.
Artikel terkait: Bullying di sekolah – bagaimana sebaiknya orangtua bersikap?
Klarifikasi Pemkab mengenai video tersebut
Dikutip dari Detik, Pemkab Semarang diketahui telah melakukan penelusuran dan menemui keluarga pelaku yang ada di video tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang, Romlah, mengatakan bahwa kejadian tersebut benar terjadi di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Romlah juga mengonfirmasi bahwa yang merekam video tersebut bukan ayah pelaku melainkan kerabat perempuannya yang berusia 17 tahun.
“Itu (kerabat perempuan) memasang (video) di status WA. Akan lakukan pendampingan untuk edukasi apa yang ada dibenaknya karena divideokan kemudian pasang status,” kata Romlah.
Awalnya, video tersebut hanya diposting selama 10 menit kemudian dihapus. Akan tetapi video sudah terlanjur viral di media sosial.
Pengakuan dari keluarga, kedua bocah tersebut sedang bermain. Mereka masih saudara. Si pelaku berusia 9 tahun sementara korban 6 tahun.
Menurut Romlah, saat timnya datang ke lokasi, kedua bocah tersebut sudah akur dan bermain bersama kembali. Orangtua mereka diminta untuk memperketat pengawasan agar ketika anaknya bermain tetap aman.
Pihak keluarga korban juga tidak melaporkan kejadian ini. Malah, video viral anak dipukuli tersebut dilaporkan oleh Dinas Sosial. Dinsos melakukan pengaduan lantaran ada dugaan bullying dan berpotensi ditiru oleh orang lain.
“Dari pihak keluarga, karena mereka kerabat merasa tidak ada yang dirugikan. Tapi secara manusiawi, jika bullying bisa menimbulkan efek dicontoh orang lain. Kita masih fokus materi perkara, cari konstruksi kasus ini.” Kapolres Semarang AKBP Gatot Hendro Hartono memberikan penjelasan.
Sumber: DetikNews, Suara.com
Baca juga:
Catat! Ini 7 Ciri Anak Menjadi Korban Bullying yang Perlu Parents Tahu