Kalau Parents sering berselancar di Instagram, nama Vendryana tentunya tidak asing lagi, dong. Content creator bernama lengkap Vendryana Ayu Larasati ini kerap membagikan pengalaman inspiratif seputar kehidupan dan parenting lewat akun Instargam-nya, @vendryana.
Menikah dengan Benazio Rizki Putra atau yang dikenal sebagai Benakribo, Vendryana dan sang suami kini telah dikaruniai dua anak. Putra pertamanya diberi nama Benzivar Zayka Mavendra. Sedangkan putri kedua mereka bernama Benzivara Ziya Shamikha.
Aktif dan dikenal sebagai content creator, perempuan yang akrab disapa Vendry ini juga sering membagikan pengalaman dan tips parenting-nya sebagai seorang ibu di media sosial. Tak hanya itu, keluarga kecil Vendryana yang kerap dijuluki Ubi Family juga kerap membuat kagum para warganet karena kekompakannya, nih.
Namun tentunya, memiliki keluarga yang kompak juga bukanlah sesuatu yang mudah baginya. Sama seperti Bunda lainnya, ada banyak tantangan yang kerap Vendryana lalui dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu.
Lebih lanjut tentang pengalaman dan tips parenting ala Vendryana, theAsianparent pun berkesempatan untuk berbincang bersama sosok ibu dua anak ini. Selengkapnya, yuk, langsung simak saja obrolan seru sekaligus inspiratif kami bersama Vendryana sebagai berikut!
Artikel terkait: Mengalami Kehamilan Kosong, Selebgram Ardina Putri: “Aku Sempat Merasa Bersalah”
Obrolan Inspiratif Pengalaman dan Tips Parenting ala Vendryana Ayu Larasati
Halo, Vendry, apa kabar? Sekarang lagi sibuk apa, nih?
Alhamdulillah kabar aku dan keluarga baik. Masih di rumah saja, nih.
Kalau kegiatanku sendiri sekarang, biasa, lagi sibuk ngurus rumah, keluarga, kadang juga tetap sharing di Instagram.
Terus Alhamdulillah, aku juga tergabung di komunitas Islamic Parenting. Namanya @Hannah.Indonesia. Jadi, paling sesekali berkegiatan di sana juga.
Sekarang Vendryana, kan, sudah menjadi ibu dari dua orang anak, nih. Mau tanya, dong. Kira-kira, apa hal paling berkesan ketika menjalani peran ini?
Bagi aku, semua momen tentunya berkesan. Karena menjadi seorang ibu itu adalah hal yang sudah aku impikan sedari dulu.
Makanya, ketika menikah terus enggak lama dikaruniai anak, alhamdulillah aku excited banget. Wah, ini beneran ada sesuatu yang hidup di tubuhku sampai akhirnya bisa tumbuh besar.
Apalagi, sekarang sudah dua. Kayak enggak nyangka aja. Perasaan, mereka dulu masih segede kacang di perutku, lo, tapi sekarang sudah gede, sudah bisa protes lagi.
Nah, melihat perkembangan mereka setiap harinya itu yang selalu bikin aku takjub. Bisa melihat mereka tumbuh menjadi dua individu dengan karakter berbeda, juga sangat berkesan buat aku.
Menjadi ibu dari dua orang anak tentu bukan hal mudah. Ada, enggak, momen di mana salah satu dari anak merasa iri atau berantem? Bagaimana cara mengatasinya saat hal itu terjadi?
Dari awal, aku sudah komunikasikan ke Zayka pas lagi hamil anak kedua, bahwa dia akan punya adik. Ketika lahir dan pas Ziya masih bayi, sebenarnya enggak ada masalah, ya.
Hanya, memang pada kenyataannya, ketika Ziya sudah mulai aktif bergerak, otomatis, kan, perhatianku ke adiknya, dong, takut jatuh atau segala macamnya. Nah, saat itulah mungkin Zayka bisa dibilang iri kali, ya. Cuma, dia itu enggak pernah menyebut kalau dia itu iri atau bilang ‘kenapa, sih, perhatian ibu cuma ke adik doang?’ cuma tersirat dan terlihat dari perilaku dia yang agresif dari sebelumnya.
Jadi, aku dan suami biasanya mencoba mengartikan setiap sikap dan gerak-gerik Zayka. Kenapa, ya, kok, dia jadi susah dibilangin? Apa penyebabnya? Apakah aku kurang main sama Zayka?
Sementara itu, Zayka juga sedang berada di usia serba penasaran dan haus banget akan eksperimen, nih. Jadi, aku memilih untuk lebih memberatkan melakukan kegiatan dengan Zayka, tapi adiknya tetap mengikuti.
Biar enggak ada yang saling iri, aku juga sering bilang ke suami, sebagai reminder aku juga, kalau kita memuji Zayka, jangan lupa juga untuk memuji Ziya. Jadi, tetap libatkan kedua anak itu. Jangan sampai ada yang merasa terasingkan.
Banyak orang kagum sama konten #ApaKataZayka yang sering dibagikan di Instagram. Ada, enggak, sih, rahasia parenting Vendryana biar anak mampu berkomunikasi seru, percaya diri, dan cenderung punya pemikiran unik seperti Zayka?
Mungkin di usia ini, Zayka memang sedang di dalam fase berpikiran kritis dan merekam semua yang dia dengar dari lingkungan, ya. Sebenarnya apa yang aku perhatikan di #ApaKataZayka itu banyak banget hal-hal yang telah aku dan suami lakukan, kemudian kembali diikuti oleh Zayka
Aku dan suami juga sering menerapkan segala sesuatu ke anak-anak dengan menjelaskan ‘konsep why‘ dan konsekuensinya. Jadi, setiap meminta anak-anak untuk melakukan suatu hal, kami selalu menjelaskan alasannya. Kenapa dia harus melakukan itu, serta apa konsekuensinya kalau tidak dikerjakan. Dengan begitu, pada akhirnya, mungkin jadi ada banyak kesimpulan yang nantinya dia bikin sendiri terhadap suatu hal dan pemikirannya pun terkesan unik.
Sudah lama kita bergelut dengan pandemi dan melakukan hampir semua kegiatan dari rumah saja. Boleh share tips dan trik ala Vendryana Ayu Larasati supaya Zayka dan Ziya tetap betah dan enggak stres selama di rumah saja?
Kayaknya ini kebanyakan yang stres itu emaknya, deh, hahaha karena harus berpikir gimana caranya bikin anak-anak betah, kan.
Tapi aku selalu berusaha mencari cara dan tentunya menjelaskan ke anak-anak kenapa kita perlu di rumah saja dulu. Jelaskan ke mereka. Misalnya: “Waktu itu kita bisa jalan-jalan, ya. Tapi sekarang ada virus datang lagi. Ibu enggak mau kita kena virusnya. Maka, kita harus di rumah dulu saja, ya.”
Setelah itu, bangun juga suasana yang menyenangkan di lingkungan rumah. Misalnya, bikin play ground di rumah. Bikin perosotan di sofa. Terus, usaha lainnya aku juga beli kolam renang plastik biar mereka bisa main air.
Dan kalau soal jadwal main di rumah, nih, memang membantu. Cuma, di aku sebagai ibunya kadang-kadang suka keteteran. Misalnya, pagi-pagi kita main air, atau kakak main air sama ayah pas ibu masak, dan sebagainya. Sebenarnya enak kalau sudah ada jadwal, tapi ini enggak harus dibikin. Yang terpenting ada acuan saja untuk anak biar tetap aktif.
Artikel terkait: ‘Circle Time’, Cara Vendryana Membentuk Bonding Lebih Kuat dengan Anak
Atau, bisa juga melibatkan anak di kegiatan kita. Misalnya, ayo kita berenang. Abis itu ngapain lagi, ya? Boleh, nih, sambil sedikit bantu ibu juga potekin kangkung. Ibu mau masak kangkung buat makan siang kita. Yuk, bantuin ibu masak.
Kayak dibikin kegiatan bareng saja. Melibatkan mereka di kegiatan rumah tangga juga, kan, sebenarnya bisa dapat mandirinya, dapet juga manfaat sensorinya.
Tapi, memang, ini bakal membuat kerjaan kita sebagai ibu jadi lebih lambat dan rumah jadi lebih berantakan. Tinggal kitanya aja yang pintar-pintar menjaga kewarasan.
Sebenarnya, kalau soal anak betah di rumah enggak sesulit itu, kok. Tapi justru lebih ke ibunya biar enggak stres.
Nah, biar enggak stres sebagai ibu, Vendryana biasanya suka melakukan me time yang seperti apa, nih?
Me time aku sendiri sebenarnya simpel. Biasanya tidur atau scrolling media sosial. Tapi ternyata, baru-baru ini aku menemukan momen me time yang menyenangkan.
Saat anak tidur, aku iseng beresin lemari dapur. Enggak ada angin, enggak ada hujan, aku beres-beres. Sudah selesai, terus aku minum minuman hangat kayak cokelat gitu. Duduk sendirian sambil bengong dan rasanya… kok, enak banget, ya? Kok, aku enggak pernah ngerasain kayak gini, ya?
Aku pikir, tuh, dengan nonton drakor, YouTube, scrolling medsos, aku sudah cukup me time. Tapi aku enggak dapet ketenangan seperti aku beberes, lihat rumah rapi, dan nikmatin minuman hangat sendiri.
Jadi aku bepikir, oh… jangan-jangan me time aku, tuh, sebenarnya cukup dengan kasih aku spot rapi yang bisa aku pandangin terus. Aku juga butuh waktu sendiri buat minum pelan-pelan. Kayak nikmatin setiap seruputannya itu enak banget ternyata hahaha
Karena selama ini, kan, ibu-ibu kalau lagi makan atau minum suka terburu-buru. Harus ini, harus itu. Dan ketika aku dapat momen santai kayak barusan, Ya Allah… ternyata menyenangkan banget.
Tapi memang cuma bisa dilakukan pas anak-anak tidur saja, nih, kayaknya, ya.
Ada enggak, tips ala Vendryana Ayu Larasati agar tetap kompak bersama pasangan dalam hal mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga?
Kami memutuskan untuk tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga, sehingga diperlukan kerja sama dalam mengurus anak dan segala macamnya. Intinya ada pada komunikasi, sih. Aku bilang saja sama suami, kira-kira kesanggupan aku segini, nih. Misalnya, aku sanggup mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi kamu bagian yang mengawasi anak.
Terus suami aku juga tipikal yang enggak tegaan saat lihat istrinya capek. Kalau sudah lihat aku enggak sanggup, dia yang suka bantuin atau ambil alih.
Intinya saling bantu. Terus, harus transparan dan terbuka juga. Mau soal tugas rumah tangga sampai urusan finansial, kami harus selalu terbuka dan berkomunikasi.
Biar tetap kompak, tentu kuncinya itu ada pada komunikasi yang baik, transparansi, kerja sama, dan tentunya diperlukan satu visi di antara suami dan istri.
Artikel terkait: Patut ditiru! Ini cara Vendryana agar kedua anaknya akur hingga dewasa
Peran kita sebagai orang tua biasanya tidak lepas dari pengaruh pengasuhan ayah dan ibu kita. Nah, ada enggak, parenting ala orang tua yang sangat membekas dan ingin kamu terapkan juga ke anak-anak?
Pola asuh aku dan orang tua aku itu sebenarnya berbeda. Ada yang aku teruskan, tapi ada juga yang enggak. Tapi yang aku lihat dan kagum, orang tua aku itu selalu berjuang untuk mendapat hal yang diinginkan. Kita tidak bisa terima yang enaknya saja tanpa berusaha. Itu yang aku ingat dari almarhum papaku.
Sama, dari almarhum juga aku belajar kalau berbagi itu jangan itung-itungan. Dan hal itu pun kami terapkan ke Zayka dan Ziya. Kita membiasakan mereka berbagi dengan banyak cara. Misalnya, sesederhana melakukan sedekah subuh.
Selain sebagai ibu, Vendryana Ayu Larasati juga terkenal sebagai content creator. Ada tips dalam membagi waktu antara pekerjaan dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga terutama anak?
Sebelum pandemi, aku dan suami memang bekerja dari rumah, kan. Jadi, alhamdulillah enggak banyak perbedaan. Cuma, memang bedanya kita enggak bisa jalan-jalan saja sekeluarga kayak waktu sebelum pandemi.
Kalau soal membagi waktu, aku selalu menentukan skala prioritas dan berkomunikasi dengan suami. Dengan kondisi yang sekarang, kira-kira enaknya bagaimana, nih, membagi posisi kami dalam pekerjaan? Setelah diskusi, aku sama suami sepakat kalau prioritas aku adalah keluarga dan anak-anak, sementara dia mencari nafkah.
Tapi, bukan berarti dia enggak boleh merawat anak, dan aku enggak boleh kerja. Bukan begitu. Melainkan, masing-masing kami punya prioritas saja. Jadi, kalau ada sesuatu, ketika kami punya prioritas, maka kami sudah tahu siapa yang harus turun tangan. Prinsip itu yang aku pegang sekarang.
Buat bikin konten sendiri, aku memang tidak sesering dulu. Sekiranya kalau ada hal yang bermanfaat, aku share. Misalnya, resep MPASI anak atau terkait mengurus anak. Biar ngebantu sesama juga, karena menjadi ibu itu sulit, kan.
Selain itu, aku juga tetap menerima job, selama itu tidak mengganggu apa yang aku kerjakan di rumah serta tidak mengganggu waktuku dengan anak-anak.
Bicara soal karier dan diri kita sebagai individu, ada enggak cita-cita yang ingin Vendryana wujudkan ke depannya?
Setelah punya anak, kebanyakan impian kita sebagai seorang perempuan memang agak terbengkalai, ya. Tapi aku yakin bisa menyesuaikan impian itu.
Sebagai individu, jujur impianku adalah ingin punya rumah singgah bagi anak-anak yang membutuhkan. Entah bagi mereka yang tidak punya orang tua, mereka yang tidak mampu, itu masih ada di list mimpi aku. Artinya, entah panti asuhan atau rumah singgah, berharap juga nantinya anak-anak mau dan bisa meneruskan impian tersebut.
Aku juga sebenarnya pengin sekolah lagi, tapi enggak jauh-jauh di bidang yang aku suka. Kayak dari dulu passion-ku itu di bidang pendidikan anak-anak dan makanan sebenarnya. Antara kedua itu. Serta, dengan ilmu yang nantinya aku dapat itu, aku juga jadi bisa membantu orang lain maupun keluargaku sendiri. Tapi aku belum tahu kapan. Nantilah, bismillah saja, ya.
Akhir-akhir ini, semua orang sedang menghadapi masa-masa berat di tengah pandemi. Apa pesan Vendryana untuk para orang tua terutama Bunda dalam menjalani perannya sebagai seorang ibu di tengah masa sulit ini?
Buat semua Bunda, i feel you. Tahu banget rasanya capek dan kurang nyaman dengan kondisi rumah yang enggak bisa rapi, kerjaan enggak kelar-kelar, cucian enggak berkurang, i feel you, deh, semuanya. Belum lagi anak enggak mau makan.
Pesanku… kita lemesin aja. Kita fokus pada hal yang bisa kita syukuri saat ini. Misalnya, lihat anak dan suami tertawa bersama kita. Ketika kita masih diberikan kesehatan di masa pandemi ini. Dan hal-hal yang bisa kita syukuri lainnya.
Juga, kalau memang ada emosi-emosi negatif yang dirasa mengganjal, baiknya dikeluarkan saja ke support system. Entah itu ke suami, orang tua, atau berdoa. Jangan dipendam sendirian, ya.
Karena menurutku, sakit pikiran seperti overthinking itu juga malah jadi bisa mengundang penyakit lainnya dan bikin kita malah enggak happy. Jadi, lemesin saja, ya, Bun. Semangat!
***
Nah, itulah obrolan kami bersama Vendryana Ayu Larasati tentang pengalamannya jadi seorang ibu dan beberapa tips parenting ala dirinya. Semoga bemanfaat dan menjadi inspirasi bagi para Parents semua, ya!
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/rahne-putri
id.theasianparent.com/pijat-i-love-you
Ditemani anak pertamanya, Vendryana berjuang melahirkan dengan metode homebirth