Dalam laporan terbarunya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa telah ditemukan varian baru, yakni varian XE COVID-19.
Dilansir dari South China Morning Post, varian ini merupakan satu varian rekombinan dari sub garis keturunan Omicron. Kali ini, kami akan membahas fakta-fakta seputar varian ini. Apakah lebih berbahaya?
Artikel terkait: Peneliti Mengidentifikasi Varian Deltacron, Seberapa Bahaya Varian ini?
Mengenal Varian XE COVID-19, Lebih Cepat Menular
Badan Keamanan Kesehatan Inggris sedang memantau tiga garis keturunan rekombinan, yakni XD, XE, dan XF. XD adalah hibrida dari Delta dan BA.1, sublineage dari varian Omicron dan telah ditemukan sebagian besar di Prancis, Denmark, dan Belgia.
Sementara itu, XE adalah “rekombinan” yang merupakan mutasi strain BA’1 dan BA.2 Omikron. Mutasi rekombinan muncul ketika seorang pasien terinfeksi oleh beberapa varian COVID-19.
Kemudian, XF adalah rekombinan antara Delta dan BA.1, tetapi hanya terdeteksi di Inggris sejauh ini. Para ahli Inggris dalam sebuah makalah yang diterbitkan di British Medical Journal menjelaskan bahwa varian XE mencampur materi genetik mereka selama replikasi dan membentuk mutasi baru.
Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa varian satu ini juga memiliki strain yang lebih kuat dibanding varian Corona sebelumnya, bahkan lebih menular dibanding subvarian Omicron BA.2 yang selama ini dikenal sebagai ‘Omicron siluman’.
“Perkiraan awal menunjukkan varian baru ini 10 persen lebih menular dibandingkan BA.2 Namun bagaimana pun, temuan ini masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut,” beber WHO, dikutip dari NDTV News.
Artikel terkait: Ditemukan Lagi Varian Baru Covid-19, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Seberapa Berbahaya Varian Ini?
Badan kesehatan Inggris mengatakan bahwa varian XE COVID-19 pertama kali terdeteksi pada 19 Januari. Sejak saat itu, 637 kasus varian baru telah dilaporkan.
Varian ini menyebar di seluruh Inggris dan jumlahnya kian meningkat. Diperkirakan, penyebaran varian ini melalui komunitas.
Badan tersebut membandingkan sampel genom subvarian BA.2 dari Omicron, varian dominan di Inggris, dan menemukan bahwa XE 9,8 persen lebih mudah menular.
Mereka juga memperingatkan bahwa data mungkin bias dan memerlukan penelitian lebih lanjut karena transmisi yang jumlahnya mungkin terus bertambah.
Para ahli pun menjelaskan bahwa varian ini masih bisa diidentifikasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR). Meski demikian, sampai saat ini masih belum ada penjelasan mengenai efektivitas vaksin dalam mengatasi varian XE COVID-19 ini.
Artikel terkait: Muncul Varian Baru COVID-19 IHU Setelah Omicron, Ini Faktanya
Gejala Varian XE COVID-19
Dilansir dari Times of India, meskipun gejala pasti dari varian baru belum diketahui, diyakini mirip dengan sub-varian Omicron dan BA.2 dari Omicron.
Varian ini mungkin tidak menyebabkan gejala yang parah, tetapi menyebar dengan cepat. Meskipun coronavirus adalah infeksi saluran pernapasan, gejala awal varian Omicron tidak terkait dengan paru-paru.
Kelelahan dan pusing adalah tanda-tanda awal yang mungkin muncul ketika seseorang terinfeksi, diikuti gejala yang lain, seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot dan demam.
Kehilangan penciuman dan pengecapan jarang dilaporkan pada orang yang terinfeksi varian Omicron. Selain itu, tanda-tanda gastrointestinal seperti diare, mual, muntah, sakit perut dan lainnya cukup umum dalam kasus infeksi Omicron.
Demikian beberapa fakta seputar varian XE COVID-19. Secara umum, varian ini memang masih dalam penelitian lebih lanjut karena baru ditemukan sekitar 3 bulan yang lalu.
Baca juga:
id.theasianparent.com/perbandingan-varian-covid
id.theasianparent.com/gejala-omicron-pada-anak
id.theasianparent.com/gejala-khas-omicron