X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Tokoh agama beri fatwa vaksin haram, wabah difteri menyerang Purwakarta

Bacaan 4 menit
Tokoh agama beri fatwa vaksin haram, wabah difteri menyerang PurwakartaTokoh agama beri fatwa vaksin haram, wabah difteri menyerang Purwakarta

Sepekan terakhir, tujuh warga di dua desa di Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta terkena wabah difteri. Mitos vaksin haram diduga menjadi penyebabnya

Dua desa di Kecamatan Jatiluhur yang paling parah terkena dampaknya adalah Desa Cisadala dan Mekargalih. Kepala Desa Cisadala, Endang Supriyadi mengaku sosialisasi imunisasi sangat sulit di daerahnya akibat adanya fatwa vaksin haram dari tokoh agama setempat.

Berita vaksin haram

vaksin haram2

"Kendalanya di wilayah kami ada fatwa salah satu tokoh agama yang menyatakan bahwa vaksin atau imunisasi ini haram, melanggar syariat. Maka katanya, warga harus menolak vaksin ini," ujar Endang.

Atas merebaknya kasus difteri ini, sebanyak tujuh pasien kini sedang dalam perawatan di RSUD Bayu Asih, Purwakarta. Dari tujuh pasien tersebut, 1 pasien bernama Ilham meninggal dunia.

Pihak RSUD Bayu Asih kemudian menyatakan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), "Untuk penyakit ini (difteri) satu kejadian saja sudah bisa disebut KLB," ujar Deni Dermawan Wakil Direktur RSUD Bayu Asih.

Menurut Deni, penyakit Difteri bisa dicegah dengan memberikan vaksinasi DPT. Namun sosialisasi vaksinasi di desa tersebut tidak berjalan lancar.

"Pasien Ilham yang meninggal tidak pernah divaksin. Lagian di kampung itu vaksinasi kurang berhasil karena sebagian masyarakat menolak, bahkan saat petugas Dinkes datang ke rumahnya langsung, sebagian warga menolak dan menutup pintu," tutur Deni.

Tingkat keberhasilan imunisasi 68%

vaksin haram1

Difteri menjadi penyakit yang berbahaya karena mudah menular dan disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dan Corynebacterium ulcerans.

Gejala yang ditimbulkan demam dan menggigil, sakit tenggorokan, suara serak, kesulitan bernapas, terjadi pembengkakan kelenjar limfa,hingga hidung beringus yang bisa berubah kental dan mengeluarkan darah.

Karena sudah masuk dalam KLB akhirnya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memanggil Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana dan Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi ke rumah dinasnya.

Dari situlah Dedi mengetahui penyebab merebaknya wabah difteri di dua desa tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan bahkan mengatakan bahwa persentase keberhasilan imunisasi di Desa Cisalada hanya 68% dan jauh dari rata-rata angka keberhasilan wilayah lain di Purwakarta.

Padahal, pendekatan yang maksimal sudah dilakukan, bahkan petugas kesehatan sampai mengetuk satu persatu rumah warga untuk melakukan imunisasi.

Mendengar bahwa adanya penolakan warga terhadap vaksinasi meskipun telah digratiskan, Dedi geleng-geleng kepala.

"Saya tidak habis pikir kalau karena ada pemahaman seperti ini masyarakat setempat malah menutup pintu rumah, mereka menolak imunisasi. Ini kan program nasional untuk perlindungan kesehatan masyarakat." ujar Dedi.

Memahami penyakit difetri

vaksin haram3

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan Corynebacterium ulcerans. Penyakit ini menyerang selaput lendir dan tenggorokan.

Gejala khas difteri ialah munculnya selaput tebal berwarna putih yang menyelimuti tenggorokan. Bila tidak diatasi dengan cepat dan benar, selaput putih ini akan menyebar dan menghalangi jelannya pernapasan sehingga membuat penderita kesulitan untuk bernapas.

Selain itu, gejala difteri lainnya ialah sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas.

Dalam kasus yang parah, difteri dapat menyebabkan kerusakan pada organ lainnya seperi jantung, ginjal, dan sistem saraf. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Salah satu cara untuk mencegah difteri ialah dengan pemberian vaksin secara rutin. Di Indonesia, vaksin difteri termasuk ke dalam daftar program nasional imunisasi dasar lengkap. Vaksin ini sangat direkomendasikan oleh Kementrian Kesehatan serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Vaksin difteri tersedia dalam bentuk kombinasi dengan vaksin penyakit lain, yaitu dengan tetanus dan batuk rejan (pertusis) atau dengan tetanus saja.

Dilansir dari Alo Dokter, terdapat 5 jenis vaksinasi difteri yang tersedia, yaitu:

  • Vaksinasi DTP, yakni vaksin yang diberikan kepada anak-anak usia di bawah 7 tahun untuk mencegah difteri, tetanus, dan pertusis.
  • Vaksinasi DTaP, yakni vaksin pertusis yang dimodifikasi sehingga diharapkan dapat mengurangi efek samping dari vaksin.
  • Vaksinasi DT, yakni vaksin yang diberikan kepada anak-anak usia di bawah 7 tahun untuk mencegah difteri dan tetanus.
  • Vaksinasi Tdap, yakni vaksin yang diberikan kepada anak-anak dan orang dewasa, usia 11-64 tahun, untuk mencegah tetanus, difteri, dan batuk rejan.
  • Vaksinasi Td, yakni vaksin yang diberikan kepada remaja dan dewasa untuk mencegah tetanus dan difteri. Vaksinasi ini disarankan untuk dilakukan sekali tiap 10 tahun.

Penting untuk diketahui adalah bahwa setelah imunisasi DPT biasanya akan timbul demam, bengkak, dan nyeri di tempat bekas suntikan. Ini adalah gejala yang normal dan akan membaik dalam beberapa hari.

Cerita mitra kami
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!
Stimuno Timo Land di Kota Kasablanka hadirkan 4 wahana seru untuk anak beraktivitas!

Jadi Parents tidak perlu terlalu khawatir dengan keamanannya.

Referensi: Liputan6.com, Alo Dokter

Baca juga

id.theasianparent.comibu-ini-menyesal-telah-menolak-vaksin-bagi-anak-anaknya

Jika Anda punya saran, pertanyaan atau komentar tentang topik ini, silakan bagikan di kolom komentar di bawah atau kunjungi theAsianparent Community untuk tips parenting yang lebih mendalam. Ikuti kami di Facebook dan Google+ untuk tetap up-to-date dalam kabar terbaru dari theAsianparent.com Indonesia!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Febby

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Tokoh agama beri fatwa vaksin haram, wabah difteri menyerang Purwakarta
Bagikan:
  • Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

    Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

  • Menolak vaksin,  balita 14 bulan meninggal terkena penyakit Difteri

    Menolak vaksin, balita 14 bulan meninggal terkena penyakit Difteri

  • Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

    Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

  • 20 Foto dari Tali Pusar Bayi Sesaat setelah Dilahirkan, Menakjubkan!

    20 Foto dari Tali Pusar Bayi Sesaat setelah Dilahirkan, Menakjubkan!

app info
get app banner
  • Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

    Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

  • Menolak vaksin,  balita 14 bulan meninggal terkena penyakit Difteri

    Menolak vaksin, balita 14 bulan meninggal terkena penyakit Difteri

  • Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

    Kepala Bayi Sudah Terlihat, Ibu Ini Melahirkan di Mobil Dibantu Suami

  • 20 Foto dari Tali Pusar Bayi Sesaat setelah Dilahirkan, Menakjubkan!

    20 Foto dari Tali Pusar Bayi Sesaat setelah Dilahirkan, Menakjubkan!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.