WHO tidak merekomendasikan vaksin BCG untuk cegah COVID-19, ini alasannya!

Belakangan tengah ramai tentang vaksin BCG yang bisa mencegah infeksi COVID-19. Namun, WHO justru membantah anggapan tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin BCG cegah COVID-19 masih dipertanyakan khasiatnya, meski beberapa negara telah melakukan uji coba. Namun, karena kurangnya bukti penelitian, WHO tidak merekomendasikannya.

Bacillus Calmette-Guerin (BCG) umumnya dipakai untuk melawan tuberkulosis, tapi kini mendapat sorotan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, vaksin sedang diuji coba untuk melindungi orang-orang yang rentan terhadap virus korona.

Misalnya, para pekerja medis yang sering berhadapan langsung dengan pasien COVID-19. Sementara itu, beberapa ahli juga menyebut jika vaksin ini dapat meningkatkan imunitas secara umum, sehingga bisa bermanfaat mencegah berbagai infeksi.

Artikel terkait : Kabar baik! Setelah uji coba pada manusia, vaksin corona akan diproduksi massal

Uji coba vaksin BCG kepada tenaga medis di Australia

Sebagai contoh di Australia, ribuan tenaga medis dilaporkan menjalani imunisasi dengan vaksin BCG. Tujuannya untuk melindungi mereka dari infeksi COVID-19, sehingga dapat kembali bekerja lebih cepat.

The Murdoch Children's Research Institute, di Melbourne, Australia, adalah salah satu lembaga yang telah melakukan fast-tracking human studies menggunakan vaksin ini. Mereka melakukan uji coba cepat kepada manusia untuk mengetahui apakah vaksin BCG dapat mencegah COVID-19.

Melansir dari laman Telegraph, The Murdoch Children's Research Institute sedang menguji coba apakah vaksinasi dapat mengurangi risiko infeksi COVID-19 pada petugas layanan kesehatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diharapkan bahwa vaksin ini akan meningkatkan sistem kekebalan petugas kesehatan, yang saat ini hanya dilindungi oleh APD. Padahal, mereka berada di garis terdepan melawan pandemi.

Vaksin BCG lebih diutamakan untuk bayi di negara dengam kasus TBC yang tinggi

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan vaksin BCG untuk cegah COVID-19. WHO hanya merekomendasikan vaksin BCG ini terutama sekali untuk bayi di negara yang kasus tuberkulosisnya tinggi.

Pernyataan ini diumumkan di akun Twitter resmi WHO, dan penjelasan lengkap di situs resmi mereka. Selain nimimnya bukti penelitian tentang kaitan vaksin BCG terhadap COVID-19, WHO juga mengkhawatirkan terjadinya pengalihan suplai vaksin dalam suatu negara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin BCG yang seharusnya disuntikkan pada bayi baru lahir di negara-negara dengan kasus penyakit tuberkulosis yang tinggi.

"Karena belum terbukti secara pasti, WHO tidak merekomendasikan vaksin BCG cegah COVID-19. WHO tetap merekomendasikan vaksin BCG ini untuk bayi di negara yang tingkat kejadian tuberkolosisnya tinggi," tulis akun Twitter resmi WHO.

"Vaksin BCG bisa mencegah infeksi tuberkulosis parah pada anak-anak. Oleh sebab itu, bila ada pengalihan suplai lokal kemungkinan bayi jadi tidak bisa imunisasi dan ini akan meningkatkan angka penyakit dan kematian karena tuberkulosis," lanjut WHO seperti dikutip pada Selasa (14/04).

Saat ini sedang berjalan dua uji klinis terkait manfaat vaksin BCG terhadap infeksi virus corona. WHO berjanji akan mengevaluasi rekomendasinya ketika dua uji klinis tersebut sudah membuahkan hasil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait : Penelitian covid-19 terbaru: Coronavirus juga menyerang sistem saraf otak

Percobaan vaksin BCG cegah COVID-19 ternyata belum teruji klinis

WHO dalam situs resminya menuliskan, sudah dilakukan juga pengujian vaksin BCG kepada manusia dan hewan. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tertentu vaksin BCG pada daya tahan tubuh.

Pada 11 April lalu, WHO pun telah melakukan penelusuran menggunakan bahasa Inggris, Prancis, dan bahasa China. Kata kunci yang digunakan ialah COVID-19, coronavirus, SARS-cov-2 dan BCG. Tujuannya mencari penelitian yang membahas manfaat vaksin BCG dan kaitannya dengan covid-19.

WHO menemukan 3 penelitian yang membandingkan jumlah kematian karena COVID-19 pada negara-negara yang punya program vaksin BCG, dengan yang tidak mengharuskan vaksin anti TB ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut WHO, penelitian tersebut belum relevan karena rentan terjadi bias. Banyak faktor penentu, misalnya perbedaan demografi kependudukan, dan beban penyakit suatu negara.

Terlebih, penelitian-penelitian ini diterbitkan secara online tanpa melewati proses peer review alias  verifikasi oleh ahli dalam bidang ilmu yang sama. Dengan demikian, penelitian tersebut masih membutuhkan kajian lebih dalam.

Demikian informasi tentang uji coba vaksin BCG cegah COVID-19. Semoga informasi ini bermanfaat. Tak luput, jaga selalu kondisi kesehatan Parents selama di rumah, ya.

Referensi : Who.int, Twitter resmi @WHO

Baca juga :

id.theasianparent.com/imunisasi-bcg-cegah-tbc-sejak-dini

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

febri