Vaginal steaming atau penguapan vagina merupakan prosedur yang mengharuskan wanita duduk di atas air panas dan campuran ramuan selama beberapa menit. Hal ini dipercaya bisa mengatasi berbagai masalah kewanitaan, seperti nyeri haid, masalah kesuburan, perdarahan vagina, dan lain-lain.
Sebuah cerita tragis menimpa seorang wanita setelah melakukan prosedur vaginal steaming. Berikut kisah lengkapnya, Bunda!
Jalani vaginal steaming, wanita ini malah mengalami hal buruk
Dilansir dari BBC, seorang wanita menjalani menjalani vaginal steaming untuk menghindari operasi pembedahan karena akibat prolaps vagina yang ia derita.
Dr. Magali Robert, seorang dokter bedah rekonstruktif di Calgary, Kanada, mengatakan bahwa wanita malang tersebut melakukan penguapan vagina atas saran dokter tradisional Tiongkok.
Wanita yang tidak disebutkan namanya itu duduk di atas air mendidih selama 20 menit, selama dua hari berturut-turut.
Setelah menjalani penguapan vagina, wanita itu malah dilarikan ke ruang gawat darurat akibat menderita luka-luka di vagina.
Dia mengalami luka bakar tingkat dua dan harus menunda operasi rekonstruksi sementara, sampai luka bakar di vaginanya sembuh.
Bahaya penguapan vagina
Tahun lalu, model terkenal asal Amerika Serikat Chrissy Teigen juga membagikan foto dirinya yang sedang menjalani perawatan penguapan vagina.
Lihat postingan ini di Instagram
Para ahli memperingatkan bahwa penguapan vagina bisa berbahaya, dan tidak ada bukti medis bahwa penguapan vagina dapat meredakan nyeri saat menstruasi atau membantu kesuburan.
Dr. Vanessa Mackay, seorang konsultan dan juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists, merekomendasikan untuk membersihkan vagina hanya dengan menggunakan sabun biasa yang tidak berbau pada area vulva.
“Vagina mengandung bakteri baik, yang ada di sana untuk melindunginya. Melakukan penguapan vagina dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri dan tingkat pH yang sehat, sehingga dapat menyebabkan iritasi, infeksi (seperti bakterial vaginosis) dan peradangan. Ia juga dapat membakar kulit halus di sekitar vagina (vulva),” ungkapnya.
Sejumlah dokter telah membagikan kisah wanita yang terluka itu untuk memperingatkan potensi bahaya dari vaginal steaming.
Dr. Magali Robert, yang menulis artikel itu, mengatakan wanita yang terluka itu melakukan penguapan vagina atas saran tabib tradisional dari Tiongkok.
Wanita itu memberi izin agar kasusnya dibagikan di internet, untuk memberi peringatan pada wanita lain untuk tidak melakukan hal yang sama dengan dirinya.
Semoga kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, agar tidak sembarangan mengikuti perawatan tradisional yang belum terbukti secara medis. Apalagi menyangkut organ kewanitaan yang sangat sensitif.
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga:
Perubahan vagina sejak masa pubertas hingga menopause, manakah yang sedang Bunda alami?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.