Mengenal Upacara Pemakaman di Jepang yang Harganya Mahal

Salah satu penyebab mahalnya upacara pemakaman di Jepang adalah biaya jasa yang ditetapkan, tak heran tradisi semakin jarang dilakukan. Berikut informasinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemakaman adalah salah satu tradisi penting bagi banyak agama di seluruh dunia. Banyak yang memaknai pemakaman sebagai pelepasan seseorang yang telah meninggal dunia untuk pergi ke alam baka. Salah satu yang menarik perhatian orang adalah upacara pemakaman di Jepang.

Mahalnya Biaya Pemakaman di Jepang 

(Sumber: www.Instagram.com/towaceremony)

Jepang adalah negara di Asia yang penduduknya mayoritas menganut agama Shinto dan Buddha. Mayoritas pemakaman dilangsungkan mengikuti tatanan pemakaman agama Buddha.

Meski begitu, pemakaman adalah salah satu acara yang memakan banyak uang. Seiring dengan waktu, semakin sedikit orang melangsungkan pemakaman secara tradisional di Jepang.

Melansir dari Japan Today, negara Jepang adalah salah satu negara dengan biaya upacara pemakaman termahal di dunia. Rata-rata biaya untuk melangsungkan upacara pemakaman adalah sekitar 2,3 juta yen, atau setara dengan Rp251 juta (Rp109 per JPY). Mahalnya biaya pemakaman ini dipengaruhi oleh tingginya harga yang ditetapkan oleh vendor yang mengurus upacara pemakaman di Jepang

Lalu, seperti apakah upacara pemakaman di Jepang yang konon katanya menghabiskan banyak uang? Simak selengkapnya di sini!

Artikel terkait: 12 Etika Makan Orang Jepang, Jangan Sembarangan Taruh Sumpit!

Tahapan Upacara Pemakaman di Jepang

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

(Sumber: www.Instagram.com/towaceremony)

Melansir dari Plaza Homes dan sumber lainnya, inilah berbagai tahapan dalam pemakaman Jepang.

1. Otsuya (Wake Ceremony)

Otsuya adalah salah satu bagian dalam upacara pemakaman di Jepang dimana keluarga, kerabat, rekan, dan saudara berkunjung untuk menyampaikan salam perpisahan kepada orang yang meninggal.

Seiring dengan berlangsungnya otsuya, seorang pendeta Buddha akan mengucapkan kalimat-kalimat yang disebut sutra, sementara para pengunjung menyampaikan salam dan membakar dupa yang berada di dekat tubuh yang disemayamkan.

Pelaksanaan otsuya memiliki waktu yang telah ditentukan oleh keluarga. Orang-orang yang tidak dapat menghadiri pemakaman keesokan harinya dapat mengikuti otsuya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Sogi (Prosesi Pemakaman)

Sogi adalah proses terbesar dalam upacara pemakaman di Jepang. Pada proses ini, semua orang yang datang berpakaian rapi, pendeta Buddha akan menyampaikan kalimat-kalimat sutra, sanak keluarga akan membacakan pidato perpisahan dan seluruh orang yang datang akan bergiliran untuk membakar dupa didekat tubuh yang disemayamkan.

Pada proses ini, musik yang akan dimainkan adalah sesuai dengan yang dipilih oleh keluarga, ataupun sesuai dengan pilihan orang yang meninggal, jika ia sempat menyampaikannya. Video yang berisi gambaran kehidupan orang yang meninggal.

3. Shukkan (Penggiringan Peti Menuju Krematorium)

Setelah proses sogi selesai, maka dilanjutkan dengan shukkan. Shukkan adalah prosesi dimana keluarga untuk terakhir kalinya mengucapkan salam perpisahan kepada orang yang telah meninggal. Kemudian, seluruh petinya akan dipenuhi dengan bunga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu peti akan dibawa menuju krematorium untuk dikremasi. Ketika peti dibawa, seluruh tamu akan membungkuk untuk terakhir kalinya kepada orang yang meninggal.

4. Kaso (Proses Kremasi)

Sebelum dimasukkan kedalam oven, akan ada pembacaan sutra terakhir untuk mengiring peti kedalam oven. Setelah dikremasi, seluruh anggota keluarga satu per satu akan mengutip serpihan tulang menggunakan sumpit khusus. Setelah itu, petugas pemakaman akan mengambil sisa-sisa tulang bersama abu jenazah lalu memasukkannya ke dalam pasu.

Artikel terkait: Mengenal Festival Tanabata di Jepang, Dirayakan Setiap Tanggal 7 Juli

Etiket Menghadiri Upacara Pemakaman di Jepang

(Sumber: www.Instagram.com/maxinevancliffe)

Ketika Parents hendak menghadiri upacara pemakaman di Jepang, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Etiket Berpakaian

Ditinggalkan orang terkasih adalah suatu proses sulit yang harus dijalani. Terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. Untuk menghadiri pemakaman di Jepang, terdapat suatu tata krama dalam berpakaian. Orang yang ingin berkunjung ke suatu pemakaman diharapkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna cerah.

Bagi laki-laki, pakaian yang pantas untuk menghadiri pemakaman adalah setelan jas berwarna hitam, kemeja putih, dan dasi. Untuk perempuan, pakaian yang pantas untuk digunakan adalah pakaian berwarna hitam matte. Jika memakai rok, pastikan panjang rok dibawah lutut, blus yang dikenakan pun harus sopan dan tidak terbuka.

Selain itu, perempuan pun diharapkan untuk tidak mengenakan perhiasan. Perhiasan atau aksesoris yang pantas digunakan untuk menghadiri pemakaman adalah anting mutiara putih, yang melambangkan kesucian roh manusia.

2. Apa Saja yang Perlu Dibawa?

(Sumber: www.Instagram.com/savvytokyo)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

a. koden

Melansir dari Tsunagu Local, Ketika ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggal, etika yang baik adalah dengan membawa amplop berisi uang duka yang diberikan untuk keluarga. Uang duka ini dimasukkan ke dalam amplop putih dengan pita putih dan hitam yang disebut dengan koden

Didalam amplop koden, terdapat amplop lagi, disinilah seseorang akan menaruh uang duka. Dalam budaya Jepang, semakin dekat hubungan seseorang dengan orang yang meninggal, maka semakin besar juga uang duka yang diberikan.

Setelah itu, alangkah lebih baik untuk meletakkan jumlah uang duka pada amplop yang didalam, setelah itu tuliskan nama dan alamat pada belakang amplop.

2. fukusa

Setelah amplop uang duka dibuat, masukkan amplop tadi ke pembungkus amplop yang terbuat dari kain, dikenal dengan nama fukusa. Warna-warna fukusa yang cocok dengan acara pemakaman adalah hitam, cokelat, ataupun ungu.

Ketika memberikan uang duka, jangan memberikan uang baru, dan pastikan untuk tidak memberikan dalam nominal yang terdapat angka ‘4’ dan ‘9’, kedua angka ini memiliki bunyi yang hampir sama dengan kata ‘kematian’ dalam bahasa Jepang. 

3. Cara Membungkuk Untuk Menyampaikan Hormat

(Sumber: www.Instagram.com/koyasandaiso)

Pertama-tama, keluarga yang ditinggalkan akan membungkuk untuk menyampaikan hormat kepada pendeta Buddha setelah menyampaikan sutra. Setelah itu, keluarga akan berterima kasih kepada tamu undangan.

Kemudian, satu per satu tamu undangan akan berjalan kearah dupa yang diletakkan disamping peti jenazah untuk menyampaikan hormat dan salam untuk terakhir kalinya.

Pertama-tama, pengunjung dapat membungkuk ke pihak keluarga. Setelah itu membungkuk dalam kepada gambar/foto orang yang meninggal, dengan gestur tangan menyatu sesuai ajaran Buddha. Setelah itu, tamu kan mengambil sedikit bubuk dupa (makko) dari wadah dengan tangan kanan, menaikkan tangan hingga dahi lalu secara perlahan meletakkan ke pembakar dupa. Setelah selesai, tamu kembali membungkuk kepada keluarga yang ditinggalkan.

Parents, itulah informasi seputar upacara pemakaman di Jepang.

Baca Juga:

7 Budaya Kencan di Jepang, Adakah Kemiripan dengan Indonesia?

10 Tempat Wisata Sapporo yang Wajib Dikunjungi

Dekat Tokyo, Inilah 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Saitama Jepang

Penulis

Debora Pane