6 Fakta Unik Ulat Sagu, Jadi Makanan Favorit di Papua

Jadi salah satu kuliner khas sejak zaman prasejarah di Papua, inilah sederet fakta unik dan menarik dari ulat sagu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang beragam hingga tiap daerahnya menyajikan kuliner yang khas. Seperti halnya kuliner khas yang ekstrem di Papua, yakni ulat sagu.

Bagi masyarakat Papua, hewan satu ini menjadi salah satu menu makanan favorit mereka, khususnya bagi penduduk di Kawasan pesisir pantai. Sejak masa prasejarah, ulat ini menjadi menu favorit, berdasarkan situs di Kawasan Danau Sentani.

Bentuknya yang khas, berwarna putih dan gemuk ini membuat ulat sangat mudah dikenali. Ulat ini sendiri memang memiliki ukuran yang lebih besar, sekitar 3-4 centimeter. Biasanya ulat ini ditemukan di batang pohon sagu yang telah tumbang.

Nah, berikut ini TheAsianparent rangkum beberapa fakta unik mengenai kuliner ekstrem khas Papua tersebut. Apa saja ya?

Berbagai Fakta Menarik Mengenai Ulat Sagu di Papua

Sumber foto: Shuttertsock

1. Menjadi Makanan Khas Sejak Masa Prasejarah

Para peneliti di Balai Arkeologi Papua menjelaskan bahwa sejak dulu ulat ini menjadi santapan khas masyarakat Papua. Temuan juga mengungkapkan bahwa manusia di jaman prasejarah sudah mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pohon sagu yang menghasilkan tepung, jamur sagu, dan ulat pun turut dimanfaatkan. Batang, daun, dan pelepahnya digunakan untuk membuat rumah.

Hingga kini, warga di Timika dan sejumlah wilayah lainnya masih menjadikan ulat sagu sebagai makanan favorit mereka.

Artikel Terkait: Sejarah, Makna Filosofis, serta Resep Papeda yang Jadi Makanan Khas Papua & Maluku

2. Larva Kumbang yang Kaya Zat Gizi

Ulat jenis ini adalah larva kumbang penggerek Rhynchophorus ferrugineus. Biasanya ulat akan ditemui di pohon sagu yang sudah tumbang.

Bagian dalam dari batang pohon sagu ini kaya dengan zat tepung yang menjadi makanan ulat-ulat tersebut. Sehingga, ulat sagu sendiri punya banyak kandungan zat gizi. Dalam seratus gram ulat biasanya mengandung 181 kalori dengan 6,1 gram protein dan 13, 1 gram lemak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Bisa Diolah Jadi Beragam Jenis Makanan

Sumber foto: travelingyuk.com

Memang keberadaan ulat sagu tidak bisa ditemui setiap saat. Sehingga, masyarakat Papua menjadikannya sebagai makanan tambahan saja di samping berbagai makanan utama lainnya.

Selain bisa dikonsumsi langsung, masyarakat Papua juga biasa mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan. Mulai dari sate, keripik, digoreng, hingga mejadi topping untuk berbagai makanan seperti nasi goreng.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagi anak-anak, ulat sagu bisa diolah dengan berbagai jenis makanan lainnya seperti nasi, telur dadar, lemper, kroket, hingga beragam jenis camilan lain.

4. Punya Beragam Manfaat Kesehatan

Kuliner khas Papua ini memiliki kandungan asam amino esensial yang cukup tinggi. Beragam manfaat pun bisa dirasakan, mulai dari memperbaiki sel dan jaringan tubuh hingga mencegah berbagai macam penyakit.

Mengonsumsinya bisa membantu mengobati malaria, menurunkan risiko asma, rematik, depresi, hingga meningkatkan libido bagi kaum laki-laki. Penyakit yang cukup berat seperti Alzheimer pun bisa menjadi lebih baik dengan mengonsumsi ulat jenis ini.

Artikel Terkait: 7 Makanan Khas Papua yang Wajib Dicoba, Paling Unik Sampai Terpopuler

5. Kuliner Ekstrem yang Jadi Daya Tarik

Mendengar nama ulat saja bagi sebagian orang bisa membuat bulu kuduk merinding. Maka tak heran, kalau kuliner satu ini masuk ke dalam daftar kuliner ekstrem Indonesia.

Tetapi, hal tersebut tak membuat sebagian wisatawan mundur untuk mencicipinya. Justru, mereka merasa lebih penasaran akan daya tarik serta rasanya yang konon gurih dan kenyal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak sedikit wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menyicipinya, lho.

6. Ulat Sagu bisa Memicu Alergi

Sumber foto: detik.com

Meski sudah dikonsumsi sejak masa prasejarah, kuliner ekstrem satu ini memang tidak cocok untuk semua orang. Pasalnya, ada sebagian orang yang merasakan efek alergi ketika mengonsumsi ulat sagu.

Nah, waspadai ya bila mengalami berbagai gejala seperti sesak napas, kemerahan, bentol, hingga gatal-gatal. Jangan lupa untuk segera memeriksakannya ke dokter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Ragam Baju Adat Papua yang Unik dan Masih Tetap Lestari

Itulah beragam fakta menarik mengenai ulat sagu yang menjadi sajian khas masyarakat Papua. Tertarik untuk mengonsumsinya bila ada kesempatan? Semoga informasi di atas bisa bermanfaat, ya.

****

Baca Juga:

Mengenal Tradisi Bakar Batu dari Papua, Wujud Rasa Syukur dan Toleransi

10 Fakta Menarik Rumah Adat Papua, Bukan Cuma Honai, Lho!

 

Penulis

nisya