Mengenal Ubasute, Tradisi Membuang Orang Tua Lanjut Usia di Jepang

Merawat orangtua adalah salah satu bentuk bakti seorang anak. Itupun masih tak sebanding dengan apa yang mereka berikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membuang orangtua yang sudah lanjut usia merupakan hal yang tidak patut dilakukan bagi siapa pun. Namun, inilah yang dilakukan di ubasute yakni, tradisi membuang orangtua di Jepang. 

Tradisi yang bisa dibilang keji ini diambil dari kisah seorang anak laki-laki yang harus membuang orangtuanya yang lanjut usia di gunung. Untuk lebih lengkapnya, berikut info seputar tradisi ubasute di Jepang!

Sejarah Tradisi Ubasute

Sumber: Pexels

Tradisi membuang orangtua yang sudah lanjut usia atau disebut dengan ubasate ini diambil dari kisah seorang anak laki-laki dan orangtuanya. Tradisi ini muncul pada zaman Jepang Kuno ketika musim gagal panen dan penduduk kekurangan bahan makanan.

Di sinilah beberapa keluarga melakukan tradisi ubasute yang kebanyakan dilakukan oleh anak laki-laki. Mereka akan membuang orangtuanya yang sudah lanjut usia untuk menemui ajalnya.

Kata ubasate sendiri berarti pembuangan. Adapun tempat pembuangannya disebut dengan ubasetuyama atau gunung tempat pembuangan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tempat pembuangan atau ubasetuyama ternyata tidak hanya di gunung. Hutan Aokigahara yang biasanya digunakan untuk bunuh diri juga menjadi tempat ubasetuyama saat sang anak melakukan tradisi ini kepada orangtuanya. 

Alasan di Balik Tradisi Ubasute

Ubasate memang dikenal sebagai tradisi yang keji dan setiap anak laki-laki akan sedih jika melakukan tradisi ini kepada orangtuanya.

Namun, alasan melakukan tradisi ini semata untuk mengurangi beban sang anak dan juga mengurangi jatah orang yang harus diberikan makan. Selain itu, orangtua yang sudah lanjut usia dan harus dilakukan tradisi ubasute, dimaksudkan untuk mengantarkannya pada kematian. 

Ubasate Berasal dari Kisah di India 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Pexels

Disebut bermula saat kondisi Jepang dilanda gagal panen dan kekurangan makanan di masa lalu. Menurut Ancient Origins, tradisi ubasute sebenarnya berasal dari India yang datang melalui China pada abad ke-6.

Kisah dari India tersebut menceritakan seorang raja yang membenci orangtuanya. 

Karena kebenciannya tersebut, sang raja membuat peraturan untuk membuang orangtua yang telah lanjut usia untuk dibawa ke pengasingan. Bahkan orang yang tidak mengikuti peraturan tersebut akan dihukum berat. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Mengenal Ikigai, Filosofi Hidup Bahagia ala Orang Jepang

Proses Tradisi Ubasute

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh anak-laki dengan menggendong ibu mereka di atas punggung. Kemudian, mereka akan membawa orangtuanya ke gunung atau hutan lebat dan meninggalkan sendirian.

Terkadang orangtua tidak dibekali makanan apapun. Sehingga mereka yang sudah lanjut usia ini akan kelaparan, dehidrasi, hipotermia, atau diserang binatang buas. 

Banyak orangtua yang ditinggalkan sudah mengalami kepikunan sehingga mereka memilih untuk diam dan tidak mencoba mencari jalan pulang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengorbanan agar tidak menjadi beban untuk anak dan keluarganya. 

Diadaptasi Menjadi Film 

Di Jepang sendiri, tradisi ini bagi sebagian orang dianggap sebagai mitos. Mitos ataupun fakta, tradisi ini menjadi inspirasi dalam pembuatan film berjudul The Ballad of Narayama.

Film ini dirilis pada tahun 1983 yang menceritakan tentang seorang ibu yang tinggal bersama anaknya di dekat pegunungan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Suatu hari, di desa tempat mereka tinggal mengalami masa sulit sehingga semua orang yang berusia di atas 70 tahun harus diasingkan ke puncak gunung untuk menemui ajalnya.

Meskipun berat, sang anak akgirnya tetap melakukan tradisi ini. Film ini pun penuh haru dan membuat sedih siapapun yang menontonnya. 

Lalu, Apakah Tradisi ini Masih Berjalan di Jepang?

Sumber: Pexels

Kenyataannya tradisi ini menimbulkan pro dan kontra. Ubasute juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski demikian, nyatanya masih ada beberapa orang yang melakukan tradisi ini. Contohnya pada tahun 2015 lalu, ada seorang pria yang ditangkap karena membawa kakak perempuannya yang lumpuh ke gunung.

Kemudian, ada seorang wanita ditangkap karena ketawan membuang ayahnya sudah lanjut usia pada tahun 2018. 

Hingga kini, tradisi ini juga masih jadi perdebatan antara mitos dan fakta. Namun, tidak cukup bukti tentang tradisi ubasute sehingga tradisini ini dikenal sebagai legenda belaka. 

Terlepas dari mitos ataupun fakta, tidak sepantasnya seorang anak meninggalkan orangtua yang merawatnya sejak kecil. Sekalipun mereka sudah lanjut usia ya, Parents. Selain tidak bermoral, perilaku ini juga melanggar hukum dan bisa terancam pidana bagi siapa pun yang melakukannya. 

 

Baca Juga:

Tradisi Kyushoku ala Jepang, Makan Siang Sehat di Sekolah

Pernikahan Unik di Jepang, Pria Ini Habiskan 250jt untuk Menikahi Hologram

Kakeibo, Cara Atur Keuangan Ala Jepang Ini Bikin Parents Tidak Boros