Mengenal Tradisi Ekstrim Pukul Sapu di Maluku

Tradisi pukul sapu di Maluku menjadi salah satu budaya bangsa yang ekstrim. Seperti apa tradisi satu ini? Mari ketahui di artikel ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tradisi pukul sapu atau biasa disebut Baku Pukul Manyapu merupakan atraksi unik dari Maluku Tengah dan biasanya ditampilkan di Desa Morella dan Desa Mamala, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.

Baku Pukul Manyapu yang telah berlangsung dari abad ke XVII dan diciptakan oleh seorang tokoh agama Islam dari Maluku bernama Imam Tuni biasanya berlangsung setiap 7 Syawal.

Tradisi tersebut hingga saat ini masih terus dilestarikan di wilayah penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia tersebut.

Seperti diketahui, Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya keanekaragaman hayati dan budaya. Berbagai budaya dan tradisi Tanah Air ini sangat unik dan berbeda di setiap daerahnya, salah satunya tradisi ekstrim yang berasal dari daerah Maluku, Ambon.

Tradisi itu dikenal dengan nama Ukuwala Mahiate yang berarti Pukul Sapu. Orang Maluku biasanya menyebutnya dengan nama Baku Pukul Manyapu atau beradu pukul menggunakan sapu lidi yang berasal dari batang ranting pohon aren.

Tradisi ini  biasa dilakukan warga Maluku Tengah dan biasanya dipentaskan di Desa Morella dan Mamala, Maluku Tengah. 

Fakta Menarik Tradisi Pukul Sapu

Asal Usul Baku Pukul Manyapu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 (Alif.id)

Tradisi Baku Pukul Manyapu lahir sekitar abad ke-16. Tradisi bermula karena mengenang perjuangan Kapitan Tulukabessy beserta pasukannya melawan penjajahan VOC Belanda dalam perang Kapahaha (1643-1646 M). Para pejuang ini sempat tertangkap dalam penyerbuan itu disiksa sebagai tawanan di Teluk Sawatelu selama tiga bulan.

Meski begitu, Sang Kapitan berhasil lolos dan kemudian menyerahkan diri hingga akhirnya digantung serta dibuang di Pantai Namalatu.

Karena siksaan yang terjadi pada para pejuang dahulu yang menjadi cikal bakal tradisi mengenang keadaan pejuang sakitnya disiksa oleh penjajah. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait:12 Jenis Alat Musik Khas Maluku, Sejarah dan Cara Memainkannya

Cara Tradisi Pukul Sapu Digelar

Cara Tradisi Digelar (travelingyuk.com)

Dalam melakukan tradisi pukul sapu ini, maka akan dilakukan dalam dua kelompok atau regu. Tiap regu terdiri dari 10 orang dengan pembeda warna celana sebagai kubu lawan yaitu hitam dan merah.

Lalu, para pemain akan menjalani ritual dan iringan doa dari para tetua adat terlebih dahulu. Setiap giliran pukulan sapu ini, para peserta akan mengangkat tangan setinggi-tingginya, seolah mereka pasrah untuk dipukuli.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dan sebaliknya, sang pemukul pun akan melakukannya dengan sekuat tenaga memukul tubuh lawan. Pukulan dilakukan bertubi-tubi hingga mengeluarkan darah pada setiap bekas pukulan.

Dalam melakukan tradisi pukul sapu ini, para peserta akan bertelanjang dada dengan ikat kepala berwarna merah bernama kain berang. Alat yang dipakai yaitu batang lidi dari pohon enau dengan panjang lebih dari satu meter.

Karakteristik lidi ini sangat lentur, namun kuat. Ukurannya yang kecil membuat sapu lidi enau mampu menyayat kulit hingga menumpahkan darah. 

Selain atraksi pukul sapu, biasanya atraksi ini dilengkapi dengan cakalele, dan tarian adat Morella. Akan dilakukan penyulutan obor Kapitan Telukabessy yang menandakan pukul sapu siap dimulai dan para peserta siap bersimbah darah akibat pukulan sapu.

Artikel terkait: Mengenal Baju Cele, Pakaian Adat Tradisional Maluku yang Dipengaruhi Eropa

Makna Mendalam Tradisi Pukul Sapu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

(travelingyuk.com)

Meski tergolong tradisi yang ekstrim, namun tradisi ini telah dilakukan turun temurun. Bahkan, jadi momen edukasi yang penuh makna.

Pukul sapu biasa dilakukan sebagai perayaan seremonial yang diisi dengan petuah dan cuplikan sejarah para pejuang melawan penjajah.

Tradisi ini hadir sebagai kisah keteladanan para pahlawan yang harus tertanam pada semangat dan jati diri orang Maluku. Yaitu rela berkorban jiwa dan raga memperjuangkan kepentingan bersama.

Artikel terkait:Mengenal 9 Jenis Pakaian Adat Daerah Maluku yang Sederhana dan Unik

Kepercayaan Mengobati Luka

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kepercayaan Mengobati Luka (Nusantaranews)

Tradisi ini juga ingin melestarikan dalam menguji khasiat minyak Mamala. Minyak ini dipercaya bisa menyembuhkan luka patah tulang, keseleo, dan luka luka ringan.

Sehingga, setelah tradisi pukul sapu selesai dilakukan, para peserta akan mengobati luka menggunakan minyak getah pohon jarak atau menggunakan minyak mamala. Ramuan ini dipercaya sangat mujarab untuk mengobati luka memar.

Meski berdarah-darah, para peserta tradisi pukul sapu tidak merasa dendam atau menyimpan amarah. Mereka meyakini bahwa luka dan darah yang mereka korbankan merupakan simbol perjuangan melawan penjajah yang dulu para pahlawan lakukan untuk kemerdekaan.

Itulah fakta menarik mengenai tradisi pukul sapu yang menjadi salah satu khasanah budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan hingga akhir hayat kita. 

Baca juga:

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

Penulis

Tania Latief