Saya pernah bercerita tentang kisah nyata saya membesarkan anak autis. Selain itu, inilah penjelasan tentang autisme dan beberapa tips dari saya untuk orangtua lainnya yang memiliki anak dengan gejala autisme.
Apa itu autisme?
Gangguan spektrum autisme (autis) adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak yang berdampak pada cara seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain. Kondisi ini biasanya akan menimbulkan masalah dalam interaksi sosial dan komunikasi seseorang.
Gangguan ini juga mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Istilah “spektrum” pada gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahan.
Artikel terkait: Anak autis bukan kekurangan, ini 4 kelebihan yang menjadikannya istimewa
Mengingat gangguan ini cukup rumit dan tingkat keparahannya bervariasi, mungkin ada banyak penyebab autis. Baik genetika dan lingkungan dapat berperan.
- Genetika. Beberapa gen yang berbeda tampaknya terlibat dalam gangguan spektrum autisme. Untuk beberapa anak, kelainan spektrum autisme dapat dikaitkan dengan kelainan genetik, seperti Rett syndrome atau fragile X syndrome. Untuk anak-anak lain, perubahan genetik (mutasi) dapat meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme. Beberapa mutasi genetik tampaknya diwariskan, sementara yang lain terjadi secara spontan.
- Faktor lingkungan. Para peneliti sedang mengeksplorasi apakah faktor-faktor seperti infeksi virus, obat-obatan atau komplikasi selama kehamilan, atau polutan udara berperan dalam memicu gangguan spektrum autisme.
Berikut beberapa tips dari saya untuk orangtua lainnya yang memiliki anak dengan gejala autisme:
Tips mengasuh anak autis #1: Dukungan keluarga
Perhatian dan cinta akan mendorong semua anak, dengan atau tanpa sindrom autisme untuk berkembang lebih baik. Anak akan merasa bahwa ia dicintai dan diinginkan apabila semakin banyak orang dalam lingkungan keluarga yang mencintai dan memperhatikannya.
Libatkan seluruh anggota keluarga besar, mulai dari orang tua, kakak, adik, paman, bibi, saudar sepupu, saudara ipar, mertua, bahkan kakek dan nenek (jika Anda masih mempunyainya) untuk membantu dan mendukung Anda membesarkan anak autis Anda.
Tips ke #2: Berlapang dada
Anda dikaruniai anak autis bukan karena Tuhan hendak menghukum Anda. Hilangkan pikiran dan penyesalan karena anak menjadi autis akibat berbagai macam hal (yang kelak bisa Anda ketahui apakah memang benar-benar kesalahan Anda atau bukan).
Perlakuan Anda pada anak autis amat tergantung dari cara Anda menyikapi kehadiran mereka dalam kehidupan Anda, sebagai anugerah ataukah musibah.
Tips ke #3: Pengorbanan tanpa imbalan
Pasti Anda setuju kan dengan dalil orang tua harus siap berkorban demi anak-anaknya? Nah, hidup bersama anak autis memerlukan pengorbanan yang sedikit lebih besar karena Anda harus memberikan perhatian berikut kasih sayang ekstra kepada mereka.
Jika suatu saat Anda merasa lelah melalui hari-hari panjang bersamanya, ingatlah bahwa Anda telah melakukan sesuatu yang benar demi seseorang yang Anda cintai.
Tips ke #4: Aktifitas bersama
Cobalah membawa anak autis Anda berjalan-jalan berdua saja. Atau lakukan aktifitas bersama seperti berenang, bermain game, menonton film, mengunjungi pameran seni, atau menghadiri acara musik. Ajak ia datang ke acara reuni SMA dan perkenalkan ia pada teman-teman Anda.
Buat ia merasa bahwa Anda bangga terhadapnya, dan mengetahui Anda memiliki banyak teman akan membuatnya berkeinginan untuk memiliki banyak teman juga. Tapi ingat, jangan sekali-kali mengatakan bahwa anak Anda autis pada sahabat saat anak berada di dekat Anda dan ia bisa mendengar pembicaraan Anda.
Tips mengasuh anak autis #5: Temukan potensi
Anda pernah dengar nama Andy Warhol belum? Atau Wolfgang Amadeus Mozart? Bagaimana kalau Michaelangelo? Mereka hanyalah sebagian dari orang-orang dengan autisme yang terkenal berkat kejeniusannya.
Ibarat batu intan yang tak akan pernah diketahui keindahannya jika tak digosok dengan hati-hati, setiap anak dengan autisme menyembunyikan ‘permata’ di balik tingkah lakunya yang sulit dipahami orang biasa.
Anak autis cenderung menyendiri dan Anda dapat mengarahkan mereka untuk menekuni serta mempelajari sesuatu yang bisa dilakukannya tanpa campur tangan orang lain, seperti menggambar, berkreasi dengan mainan bongkar pasang, menulis, membaca, atau memasak.
Meski demikian, jangan menunggu Ia menjadi Albert Einstein (juga dikenal sebagai tokoh dengan autisme) untuk mendapat pujian Anda!
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga: