Waktu itu, sebagai calon ibu muda yang akan memiliki anak, aku bertekad untuk bisa menyusui anakku selama dua tahun. Bertekad untuk menyusui itu memang mudah, tetapi pada praktiknya ternyata tidak semudah yang aku pikirkan. Sehingga aku perlu mencari tahu apa saja tips dan trik agar bisa sukses menyusui anakku.
Saga, anakku, bingung puting dan tidak tau cara pelekatannya. Saat pertama hendak menyusuinya, ia menangis kencang sekali hingga terdengar dari ruang perawat.
Kadang, Saga bisa menyusu dengan baik. Tapi terkadang juga, ia hanya menoleh ke kanan dan kiri sambil menangis. Bersyukur saat itu ada perawat yang juga seorang Busui, dia pun membantu mengajarkan tentang posisi, kondisi ibu, dan faktor-faktor lain seputar kelancaran memberi ASI.
Artikel terkait: 10 Panduan terbaru sukses menyusui dari WHO, Bunda perlu update!
Sempat Merasa Minder
Sebenarnya, keluargaku tidak terlalu mendewakan ASI, atau anakku hanya boleh diberikan ASI saja. Karena pada kenyataannya, ada banyak kendala yang aku alami dalam memberikan ia ASI. Misalnya, Saga sering menangis, suhunya di atas 37 derajat celcius. Belum lagi, keluargaku menganggap bahwa ASI yang kumiliki sedikit sehingga menyebabkan kesehatan anakku menurun. Mereka juga sering menyarankan tambahan susu formula karena khawatir Saga kekurangan cairan.
Sering pula aku merasa minder melihat kuantitas ASIP yang diunggah teman-teman di media sosial, lalu membandingkannya dengan ASIP-ku untuk Saga yang sedikit.
Aku juga merasa stres dan lelah ketika Saga sering menangis, minta ditimang atau disusui. Aku tidak sempat memompa untuk persediaan ASIP karena merasa butuh tidur cukup untuk besok kembali masuk kerja.
Hal ini membuatku semakin sedih dan merasa bukan ibu yang baik. Ternyata, punya tekad itu mudah, tapi ketika menjalaninya sungguh susah.
Aku sering bertanya-tanya… mengapa rekan kerja di kantor banyak yangberhasil menyusui hingga dua tahun? Mengapa mereka bisa memberikan ASI eksklusif? Mengapa temanku yang unggah ASIP bisa hasilkan ASI melimpah?
Tapi mengapa aku kesulitan dan gagal? Apa tips dan trik mereka? Apa yang perlu dikoreksi dari usahaku memberikan ASI untuk Saga?
Tips dan Trik agar Sukses Menyusui
Akhirnya, aku mencari tahu tips dan triknya. Dari membaca beberapa artikel parenting, hingga ikut beberapa grup menyusui dan bertanya pada mereka. Akhirnya, aku mendapat kiat-kiatnya. Berikut ringkasan tips dan trik menyusui disesuaikan dengan pengalaman yang ada:
1. Nutrisi Ibu Perlu Diperhatikan
Meski keluargaku sering bilang bahwa ASI-ku sedikit dan menyarankan pemberian susu formula, tapi mereka sangat mendukung usahaku agar ASI-ku cukup untuk Saga.
Pada awal menyusui, setiap hari, aku meminum setengah kilo kacang hijau. Makan dengan porsi berlebih. Menyediakan roti, buah, dan berbagai camilan agar aku tidak kelaparan. Aku juga membeli susu almond dan sejenisnya yang aku anggap bisa membantu produksi ASI. Bukan hanya itu, ada beberapa produk farmasi yang rutin diminum sebagai ASI booster.
Sebenarnya, kacang hijau sangat berpengaruh signifikan. Namun, konsumsi yang berlebihan ini berakibat negatif juga. Akibatnya, berat badanku bertambah. Waktu itu, kuanggap bukan masalah asalkan aku bisa memberikan ASI yang cukup dan terbaik untuk anakku. Tapi nyatanya sebaliknya.
Tubuhku jadi tidak lincah, dan beberapa penyakit metabolik datang. Sehingga setelah beberapa minggu konsumsi, aku mengganti kacang hijau dengan buah.
Agar bisa sukses memberikan nutrisi sehat pada anak, seorang ibu juga perlu memerhatikan asupan nutrisinya. Tidak kurang atau berlebihan. Pastikan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
2. Tetap Berusaha, Tetapi Jangan Dipaksakan
Ini sungguh berat. Memompa ASIP setiap dua jam sekali. Tidak peduli berapa pun hasilnya, yang penting pompa atau langsung berikan pada Saga.
Alarm selalu terpasang. Awalnya, ASI hanya membasahi botol, lanjut ke 20 cc, 40 cc, hingga rekor ke 150 cc untuk 1 payudara.
Bahkan, ketika sudah mencapai kuantitas yang diharapkan, kadang hiperlaktasi sehingga mengalami mastitis. Sungguh sakit dan membuat demam. Bukan hanya sekali dua kali.
Ternyata memaksakan diri untuk menghasilkan ASIP terbaik juga tidak baik bagi kesehatan kita.
Artikel terkait: Mengalami ASI Seret? Ikuti 7 Tips Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI Berikut Ini, Bun!
3. Bahagia Itu Penting
Ketika aku terpaku pada kuantitas ASIP, aku merasa sedih ketika ASIP yang kuhasilkan sedikit. Ketika lelah, banyak tenggat kerjaan di kantor, banyak pekerjaan rumah, aku selalu merasa sedih.
Ternyata ketika aku sedih, produksi ASI itu malah semakin sedikit. Entah ada korelasi atau tidak, ketika kami melakukan staycation atau sekedar jalan-jalan ke mal, ASIP yang dihasilkan cenderung lebih banyak.
4. Berdoa dan Yakin
Ketika merasa sedih saat menghasilkan ASIP yang sedikit, atau pun bahagia ketika ASIP berlimpah, aku selalu berdoa: “Ya, Tuhanku, izinkan hamba memberikan ASI untuk anak hamba”.
Entah itu banyak, sedikit, enam bulan, satu tahun, atau dua tahun, biarkan Tuhan yang berkehendak. Tetap berusaha tapi pasrahkan hasilnya pada Maha Kuasa.
Ada satu kalimat nasihat dari seorang teman yang masih teringat di benakku, yaitu: “Sudah Tik, yakin kamu bisa memberikan asi yang cukup untuk Saga”.
Maka, ketika kita sudah bertekad, belajar, berusaha dan berdoa, tidak ada salahnya juga kita perlu pasrah pada izin Tuhan.
Artikel terkait: 8 Kunci penting agar sukses menyusui, Busui wajib tahu!
Sebagai seorang ibu, kita pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hati. Namun, seorang ibu juga harus bahagia.
Bukan cuma itu, beberapa faktor yang mendukung keberhasilan ibu menyusui juga ada banyak. Contohnya, lingkungan, dukungan suami, keluarga, teman dekat, dan kemudahan informasi terkait tips dan trik sukses menyusui. Bisa dari artikel atau kelompok parenting, itu juga sangat berpengaruh.
Perjalanan merawat seorang anak tidak berhenti setelah melahirkan saja, tapi juga pada proses menyusui, menyapih, dan seterusnya hingga si Kecil beranjak dewasa.
Itulah tips dan trik yang bisa diperhatikan agar sukses menyusui dari yang kupelajari selama ini. Semangat bagi Busui dan Ibu-ibu semuanya yang sedang berjuang!
***
Artikel ini ditulis oleh Bunda Kartika Dyah.
Baca juga:
Putranya Jadi Legenda Sepakbola, Ini yang Bisa Dipelajari dari Ibu Diego Maradona