Masing-masing orangtua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh anak. Tidak ada cara yang instan maupun cara yang selalu ‘benar’ dalam membesarkan anak. Namun, sudah tahukah Parents mengenai 4 tipe pola asuh?
Setiap orangtua pastinya memiliki keinginan yang sama yakni bisa menerapkan pola pengasuhan terbaik untuk sang anak agar dapat mencetak generasi berkualitas di masa depan. Namun, pola asuh adalah pilihan pribadi orangtua.
Dalam keputusannya, banyak faktor yang berperan seperti latar belakang, pengetahuan, pengalaman masa kecil, dan sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi setiap orangtua untuk belajar terus menerus karena mengasuh anak tidak ada sekolahnya.
Artikel terkait: Merancang Pola Asuh untuk Anak
Daftar isi
4 Tipe Pola Asuh Menurut Psikolog
Sejumlah riset tentang anak telah lama dilakukan mengenai pola asuh orangtua dapat memengaruhi perkembangan anak. Para peneliti berpendapat bahwa ada hubungan antara pola asuh dan perilaku anak saat ia dewasa nanti.
Dalam dunia psikologi terdapat teori empat pola asuh anak yang populer, yakni permisif, otoriter, abai, dan otoritatif. Sebagian besar orang tua biasanya akan cenderung mengarah pada salah satunya, Parents.
Mengutip Very Well Family dan Parenting for Brain, berikut empat pola pengasuhan anak yang paling utama.
1. Permisif
Pada pola asuh permisif, orangtua cenderung memainkan peran sebagai sahabat anak dengan memberikan perhatian, kehangatan, dan interaksi layaknya teman. Mereka menghindari konflik dan memanjakan anak.
Orangtua yang permisif membiarkan anak melakukan apa pun tanpa batasan dan hanya maju saat ada masalah serius. Anak yang memiliki orang tua permisif memiliki dampak tumbuh menjadi anak yang kreatif, kurang disiplin, dan tidak terarah karena tak terbiasa memiliki batasan.
Akibatnya, anak akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, memiliki sifat egois, pemberontak, dan terhambat dari sisi akademis.
Karakter umum orangtua permisif:
- Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri tanpa memberi arahan
- Tidak memberlakukan aturan dan ekspektasi
- Memanjakan anak yang terkadang berlebihan
2. Otoritatif
Pola pengasuhan otoritatif atau dikenal juga dengan pola asuh demokratis ialah tipe hubungan orangtua dan anak berkomunikasi secara dua arah untuk mendapatkan solusi bagi kedua pihak. Orangtua dengan pola pengasuhan ini menerapkan aturan dan tuntunan untuk sang anak.
Mereka yang diasuh dalam pola demokratis tumbuh menjadi anak yang disiplin, kritis, dan bertanggung jawab karena terbiasa mendapatkan harapan dan dukungan dari Parents.
Pola asuh ini dapat mencetak generasi yang bahagia dan gigih dalam mencapai kesuksesan di masa depan. Banyak yang berpendapat pola pengasuhan ini adalah yang terbaik untuk diterapkan pada sang buah hati.
Artikel terkait: Kenali Intuitive Parenting, Pola Asuh yang Bikin Orangtua Lebih Peka kepada Anak
Karakter umum orangtua otoritatif:
- Menjalin hubungan hangat dan positif dengan anak
- Menanamkan aturan dan ekspektasi yang harus ditaati anak dengan memberikan alasan yang jelas di baliknya
- Mendengarkan opini anak dan menghormati perasaan
- Tidak mendisiplinkan anak dengan hukuman tapi mengarahkan anak untuk belajar dari kesalahan
3. Pola Asuh Cuek
Orangtua yang abai atau cuek jarang menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anaknya. Hal ini terjadi karena kelalaian orangtua atau kesibukan masing-masing.
Karena kurang mendapatkan kasih sayang orangtua, anak dengan pola asuh ini cenderung sulit mengikuti aturan, kurang berprestasi di sekolah, dan memiliki kepercayaan diri yang rendah. Dalam jangka panjang, anak juga dapat mengalami gangguan perilaku dan kesehatan mental.
Karakter umum orangtua cuek:
- Berharap anak belajar untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
- Tak memberikan tuntunan, panduan, dan perhatian pada anak
- Minim komunikasi dan tak menjalin hubungan dekat antara anak dan orangtua
Beberapa orangtua yang abai tidak menerapkan pola asuh ini dengan sengaja. Sebagian dari mereka bisa saja memiliki gangguan fisik atau mental, adanya masalah hidup yang melanda, kesibukan yang padat, dan masalah pribadi lainnya.
4. Otoriter
Hampir mirip dengan pola asuh otoritatif, orangtua otoriter kerap mendisiplinkan anak. Hanya saja, mereka menerapkannya dengan aturan ketat yang harus ditaati sang anak.
Orangtua yang otoriter cenderung harus selalu diikuti pendapatnya tanpa mendengarkan pendapat atau keinginan anak. Dampaknya, anak tak terbiasa membuat keputusan untuk dirinya sendiri dan melakukan sesuatu karena takut dengan orangtua.
Hubungan yang tercipta dari pola asuh ini memiliki jarak karena seringnya memberlakukan hukuman sebagai strategi kedisiplinan. Beberapa akibat lainnya dari pola asuh otoriter adalah emosi anak yang tak stabil, kepercayaan diri rendah, tak memiliki kemampuan sosial, dan tumbuh dalam ketakutan.
Artikel terkait: 5 Ciri pola asuh orang otoriter, apakah Parents salah satunya?
Karakter umum orangtua otoriter:
- Memberlakukan aturan ketat tanpa mempertimbangkan perasaan dan pendapat anak
- Tidak memberikan alasan yang jelas dan sering mengatakan “pokoknya, harus, tidak boleh” jika anak membantah
- Berekspektasi tinggi pada anak
Pengalaman Menerapkan Pola Asuh
Setiap orangtua memiliki pola asuhnya masing-masing. Sayangnya, dalam penerapannya seringkali menemui kendala yang menguras emosi, antara lain lingkungan toksik dan perbedaan pandangan dalam mengasuh anak.
Seorang ibu dari theAsianparent Community menceritakan pengalamannya. Dulu dia dibesarkan di lingkungan yang toksik. Ibu ini tidak ingin yang dia alami dulu juga dialami oleh anaknya. Meski harus perang dingin, dia memutuskan untuk pergi dari dari rumah orang tuanya.
“Saya belajar parenting dan sangat gamau apa yg saya alami itu diturunkan ke anak-anak saya, sama saja saya dzalim ke anak-anak saya… dan dari itu saya belajar jd orangtua yg baik walaupun ga sempurna untuk anak-anak saya…,”ujarnya.
Pendapat berbeda diutarakan oleh Iim Maghfiroh, seorang ibu yang juga berupaya menerapkan pola asuhnya terhadap buah hati. Menurutnya kelekatan (attachment) antara orang tua dan anak adalah hal yang paling penting di atas segala jenis pola asuh. Jika pola attachment orangtua dan anak sudah kuat, si kecil tak akan terpengaruh dengan pola pengasuhan yang diberlakukan orang lain kepadanya.
Kuncinya disiplin dan konsisten, jangan sampai hari ini mengizinkan besok melarang.
Bila orang tua dan nenek tinggal dalam satu atap, sebaiknya memanfaatkan area privat semaksimal mungkin.
Pertanyaan Populer Terkait Pola Asuh
Pola asuh ada berapa?
Dalam dunia psikologi, ada empat macam pola pengasuhan yang populer, yakni permisif, otoriter, abai, dan otoritatif. Sebagian besar orang tua biasanya mengarah pada salah satunya. Dalam pola pengasuhan permisif, orangtua cenderung memainkan peran layaknya teman. Pola pengasuhan otoritatif cenderung lebih demokratis dengan komunikasi secara dua arah untuk mendapatkan solusi bagi kedua pihak. Lain halnya dengan tipe pola pengasuhan cuek yang mengabaikan anak karena kelalaian. Sementara orang tua yang otoriter seringkali tidak mendengarkan pendapat anak.
Apa yang dimaksud dengan pola asuh?
Menurut American Psychological Association, pola asuh merupakan proses pengasuhan anak dengan tujuan memastikan kesehatan dan keselamatan anak, mempersiapkan anak untuk hidup sebagai orang dewasa yang produktif, dan mentransmisikan nilai-nilai budaya. Gaya pengasuhan setiap orang berbeda-beda dalam kehangatan dan kontrol emosi mereka.
Bagaimana pola asuh anak yang baik?
Pola pengasuhan apapun bisa diterapkan orangtua asalkan mengutamakan kepentingan anak. Tidak seorang pun orang tua memiliki cara untuk menjadi orang tua yang sempurna. Mengutip Kids Health, ada beberapa cara untuk menerapkan pengasuhan yang efektif, antara lain jadikan komunikasi sebagai prioritas, tingkatkan self estem anak, tetapkan batasan dan disiplin yang konsisten, dan bersikaplah fleksibel serta menyesuaikan gaya pengasuhan demi kepentingan anak.
Mengapa pola asuh penting?
Menerapkan pola pengasuhan yang baik terhadap anak penting untuk dilakukan. Sebab, hal tersebut bisa membantu dalam pelatihan moral dan psikologis anak-anak. Selain itu juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka, serta membiasakan mereka dengan norma-norma sosial.
Apa yang memengaruhi pola asuh orang tua?
Menurut Hoffman dan Lippit via situs UNM, bahwa Pola pengasuhan orangtua dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman keluarga, pendidikan orangtua, kondisi keluarga, dan karakteristik pribadi anak. Selain itu, ada juga faktor budaya dan sosial yang juga bisa memengaruhi.
Pola asuh termasuk faktor apa?
Pola pengasuhan merupakan faktor penting yang bisa memengaruhi perkembangan anak dalam berbegai aspek. Gaya pengasuhan yang diterapkan bisa memengaruhi perkembangan karakter, mental, sosial, maupun psikologisnya. Hal ini bisa berlasungsung sejak kanak-kanak hingga dewasa.
Apa saja indikator pola asuh orang tua?
Menurut The National Academy of Sciences, ada empat tanggung jawab orangtua terhadap anak, yakni menjaga kesehatan dan keselamatan anak, meningkatkan kesejahteraan emosional mereka, menanamkan keterampilan sosial, dan mempersiapkan anak secara intelektual.
Bagaimana dampak dari adanya pola pengasuh terhadap perkembangan anak?
Setiap tipe pola pengasuhan orangtua terhadap anak memiliki dampaknya masing-masing. Misalnya pada orangtua permisif cenderung perhatian tetapi memanjakan anak. Hasilnya anak memang lebih kreatif tetapi kurang disiplin, dan tidak terarah karena tak terbiasa memiliki batasan. Beda lagi dengan orang tua otoriter yang tidak pernah mendengar pendapat anak. Anak yang tumbuh dalam pola pengasuhan ini cenderung tidak terbiasa membuat keputusan sendiri karena takut dengan orangtua.
Nah Parents, itu dia empat tipe pengasuhan untuk si kecil menurut psikologi. Tidak ada cara yang sepenuhnya benar dalam membesarkan anak, yang terpenting adalah dedikasi untuk memberikan yang terbaik pada sang buah hati. Selain itu, hal yang paling penting ialah berkomitmen untuk melatih pribadi menjadi sosok orangtua yang lebih baik dari hari ke hari.
Jadi, manakah tipe pola asuh yang dijalani Parents saat ini?
***
Artikel telah diupdate oleh: Faizah Pratama
Parenting
https://www.apa.org/topics/parenting
9 Steps to More Effective Parenting
https://kidshealth.org/en/parents/nine-steps.html
A Parent’s Role
Baca juga:
3 Penyebab Anak Suka Melawan Orang Tua, Waspada Bisa Berujung Pertengkaran