Banyak nama pahlawan perempuan Indonesia yang tercatut dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Namun apakah Anda sudah pernah mendengar nama The Sin Nio sebelumnya?
Beliau memiliki andil dalam kemerdekaan dengan caranya yang unik demi Tanah Air: Menyamar sebagai laki-laki.
Simak kisah The Sin Nio yang turut berjuang dan nasibnya pasca kemerdekaan Indonesia.
Mengubah Identitas Demi Bergabung dalam Perjuangan
The Sin Nio merupakan perempuan etnis Tionghoa yang berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah.
Beliau mengubah identitas administrasinya menjadi laki-laki dengan nama Mochamad Moeksin. Layaknya seorang pejuang laki-laki, beliau mengenakan celana pada umumnya. The Sin Nio juga melilit bagian dada agar terlihat sebagai laki-laki.
The Sin Hio bergabung dalam Kompi 1 Batalyon 4 Resimen 18 di bawah komando Sukarno. The Sin Nio berperang di garis depan mengenakan senjata berupa golok, tombak, hingga bambu runcing.
Berdasar keterangan cucunya, Rosalia Sulistiawati dikutip dari National Geographic Indonesia, The Sin Hio bergabung di bidang logistik dan persenjataan. Beliau juga dipindahkan ke bagian perawat.
Tidak Mendapatkan Penghargaan yang Layak Sebagai Veteran
Kontribusi The Sin Hio dalam berperang rupanya sempat macet apresiasi. Pada tahun 1973, beliau pergi ke Jakarta untuk menuntut hak sebagai veteran.
Pengakuan pun akhirnya diterima pada 15 Agustus 1981 berdasarkan Surat Keputusan yang ditandatangani Wakil Panglima ABRI, Laksamana Sudomo.
Sayangnya, hal ini juga belum diiringi oleh hak tunjangan veteran untuk masa tuanya.
Beliau rela tinggal seorang diri di rumah liar dekat Stasiun Kereta Api Juanda, Jakarta. Di kesempatan lain, beliau juga menumpang di masjid daerah Petojo, Jakarta.
Dikutip dari Detik (17/08/2020), Christiani, keponakan The Sin Nio, menjelaskan bahwa pejuang tersebut tinggal seorang diri hingga meninggal dunia. Beliau sempat mengunjungi keponakan di Jakarta, tetapi tidak pernah mau menginap, hanya sekadar minum kopi dan cerita kemudian pulang.
Suwarsih, menantu The Sin Nio, juga memberikan keterangan serupa. Suwarsih menggambarkan bahwa rumahnya bergetar bila ada kereta lewat karena jaraknya dengan rel tidak sampai 5 meter.
Artikel Terkait: 8 Tokoh Inspiratif Perempuan Indonesia, Cocok Disebut Sebagai Kartini Masa Kini!
Kisah The Sin Nio Membuktikan Kecintaan Tanah Air Terlepas dari Ras, Agama, dan Gender
Meskipun The Sin Nio adalah seorang perempuan, namun beliau membuktikan bahwa rasa cinta Tanah Air sama besarnya dengan para pejuang laki-laki.
Beliau juga membuktikan bahwa ras dan agama bukan penghalang untuk memiliki jiwa patriot demi Nusantara yang dibela.
Meskipun kenyataan pasca kemerdekaan berbeda dengan upaya yang sudah dilakukan selama masa peperangan, The Sin Nio tetap memilih tinggal seorang diri jauh dari keluarga.
Salah satu kutipannya di majalah Sarinah yang terkenal pun sangat inspiratif dan menggetarkan hati.
“Saya tidak mau merepotkan bangsa saya, biarlah saya hidup dan mati dalam kesendirian, karena hanya Tuhan yang mampu memeluk dan menghargai gelandangan seperti saya!”
Artikel Terkait: 4 Tokoh Perempuan Inspiratif, Menolak Bias Gender Jadi Penghalang Cita-cita
Diabadikan Menjadi Sebuah Monolog
Kisah inspiratif nan tragis dari The Sin Nio diadaptasi menjadi sebuah monolog berjudul “Sepinya Sepi”. Karya ini dipersembakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru, bersama Titimangsa Foundation dan Kawankawan Media.
Berbagai nama kondang seperti Happy Salma, Yulia Evina Bhara, Helianasinaga, Ahda Imran, dan Yosep Anggi Noen menjadi pengarah karya monolog ini.
The Sin Nio pun ditampilkan oleh apik oleh Laura Basuki.
Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Mengajak Si Kecil Menghargai Para Pahlawan?
Para pahlawan sudah melalui banyak perjuangan yang luar biasa demi kebebasan warga negara Indonesia.
Si Kecil pun perlu ditanamkan rasa kebanggaan Tanah Air dan menghargai pahlawan sejak dini.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
Disiplin Mengajak Upacara Bendera
Upacara bendera merupakan salah satu sarana untuk disiplin serta menghargai pahlawan seperti The Sin Nio.
Saat upacara, si Kecil akan belajar khidmat pada perjuangan pahlawan. Harapannya, tentu untuk menanamkan rasa kesatuan yang besar pada negara Indonesia.
Menjaga Kerukunan di Masyarakat
Para pahlawan tidak memandang identitas pejuang yang lain selama memiliki jiwa patriot dan berperang demi kemerdekaan.
Si Kecil pun bisa diajarkan untuk menjaga kerukunan dengan tidak memilih teman berdasarkan ras, agama, atau jenis kelamin. Tentunya menjaga persatuan dan keutuhan bangsa adalah cita-cita dari pahlawan yang sudah tida.
Mengajak Wisata ke Museum
Berwisata ke museum adalah salah satu pilihan tamasya edukatif yang menyenangkan.
Sekarang, sudah banyak museum interaktif yang menawarkan fitur canggih mempelajari sejarah.
Parents pun bisa ikut menjelajahi kisah perjuangan bersama buah hati!
Menghargai Para Veteran
Terakhir, tanamkan bahwa si Kecil harus bisa menghargai para veteran yang sudah berjuang demi negara kita tercinta. Meskipun mereka sudah tua, Parents dan anak tercinta bisa mengurangi beban mereka seperti memasakkan makanan atau sekadar mengunjungi veteran terdekat agar tidak merasa kesepian.
Mari terus menghargai perjuangan pahlawan bangsa, Parents!
***
Baca Juga:
Gemas, Ini 7 Potret Kompak Keluarga Selebriti Rayakan Hari Kemerdekaan
10 Inspirasi OOTD untuk Rayakan Hari Kemerdekaan, Simpel dan Elegan!
6 Artis Indonesia Ini Lahir Bersamaan dengan Hari Kemerdekaan, Siapa Saja?