Terlalu lama menyusui, hingga lebih dari dua tahun bisa memicu masalah kesehatan gigi yang serius. Terlepas dari berapa banyak gula yang mereka makan, anak akan mengalami kerusakan gigi pada usia 5 tahun.
Informasi tentang menyusui diambil sejak anak-anak itu lahir, usia 3 bulan, 1 tahun dan dua tahun. Informasi mengenai konsumsi gula dalam makanan dikumpulkan saat anak berusia 2, 4 dan 5 tahun.
Anak-anak yang menyusui selama dua tahun, yang meliputi seperempat dari jumlah anak yang diteliti. Ternyata memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah gigi. Seperti pembusukan, gigi berlubang, atau celah di antara gigi.
Pada usia lima tahun, hampir 24% anak yang diteliti mengalami karies gigi (gigi busuk). Menurut laporan yang ditulis peneliti di Jurnal Pediatrics, hampir setengah dari anak yang diteliti mengalami kerusakan gigi, setidaknya satu gigi. Selebihnya, ada enam atau lebih gigi yang rusak dan mengalami pembusukan.
Uniknya, peneliti juga menemukan fakta bahwa menyusui hingga usia anak 13 bulan atau 23 bulan, tidak memiliki dampak kerusakan pada gigi.
Untuk mengumpulkan data terkait konsumsi gula pada anak-anak tersebut, tim peneliti menggunakan daftar makanan harian yang dikonsumsi, serta daftar makanan yang disantap anak-anak tersebut setelah mengunjungi dokter.
Para peneliti mencatat pada analisis selanjutnya, bahwa terlalu lama menyusui, dengan mempertimbangkan pola konsumsi gula semasa kanak-kanan, hasilnya menunjukkan bahwa ada risiko independen karies gigi, gigi rusak atau busuk, gigi berlubang atau celah di antara gigi.
“Menyusui adalah sumber utama nutrisi bagi bayi, tidak ada yang mempertanyakannya. Para petugas kesehatan gigi harus mendorong para ibu untuk menyusui, namun juga mengingatkan akan risikonya,” ujar Karen.
Karen menambahkan, “Minum air putih yang mengandung fluoride, sama fungsinya seperti membersihkan gigi denga pasta gigi yang mengandung fluoride. Dengan melakukannya sebelum tidur, bisa mencegah kerusakan gigi.”
Artikel Terkait: Panduan Lengkap Ajari Anak Sikat Gigi Sejak Dini
Dr. Robert Morgan, Ketua Dokter Gigi di Rumah Sakit Anak Dallas, Texas mengatakan, “Bayi yang menyusui lebih lama dibandingkan rekomendasi Akademi Dokter Anak dan Dokter Gigi di Amerika, peningkatan risiko kerusakan gigi tidak perlu dipertanyakan lagi.”
Dr. Robert yang tidak terlibat dalam penelitian ini, juga menyatakan bahwa masalah kerusakan gigi dini pada anak tidak selalu berkaitan dengan persoalan karena terlalu lama menyusui. Bayi yang tidur dengan susu botol, atau meneguk susu dari gelas sepanjang hari, juga bisa memiliki risiko kerusakan gigi.
“Kita tahu bahwa setelah bayi mulai makan dan minum selain ASI, ada peningkatan jumlah paparan bakteri dan potensi kerusakan gigi. 20 menit setelah makan, bakteri akan berkembang dan asam yang diproduksi menurun, serta potensi gigi rusak. Jika orangtua menyikat gigi anak setelah sarapan dan makan malam, maka risiko kerusakan gigi bisa dikurangi,” paparnya.
“Dalam pekerjaanku, saya selalu menyarankan pada para ibu yang ingin menyusui anaknya lebih lama, untuk mengikuti rekomendasi jadwal makan. Terlepas dari metode menyusui mereka, apakah ASI, susu botol, atau susu di gelas. Dan minuman selain air putih tidak boleh lebih dari lima kali sehari, juga tidak boleh di malam hari. Kami pun mendorong mereka untuk tepati jadwal menyikat gigi, setelah sarapan dan makan malam,” jelasnya.