X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Sering begadang dan terlalu lama belajar, anak ini didiagnosis radang otak serius

Bacaan 4 menit
Sering begadang dan terlalu lama belajar, anak ini didiagnosis radang otak serius

Penelitian telah mengungkapkan bahwa terlalu lama belajar bisa memberikan efek negatif pada anak.

Seorang anak lelaki berusia 13 tahun dari Kota Hengyang, Provinsi Hunan dilarikan ke rumah sakit karena radang otak yang serius. Sebabnya, dikarena terlalu lama belajar untuk menyelesaikan delapan set kertas ujian tanpa berhenti dan istirahat.

Seorang anak mengalami radang otak yang parah karena terlalu lama belajar

Dilansir dari World of Buzz, anak laki-laki itu tidur larut malam setiap hari untuk belajar karena ia merasa tertekan untuk ujian akhir yang akan datang. Namun sayangnya, akibat kebiasaan tersebut ia harus mengalami masalah kesehatan yang tidak diinginkan.

Suatu hari, anak laki-laki itu belajar semalaman secara intens dan tanpa istirahat untuk menyelesaikan delapan set kertas ujian. Pagi hari, orangtuanya menemukan dia bertingkah aneh. Termasuk kerap berteriak, “Chong, datang dan makan ayam,” meskipun faktanya tidak ada seorang pun di sana.

terlalu lama belajar 1

Sumber: World of Buzz

Orangtua anak laki-laki tersebut pun khawatir dan merasakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan putra mereka. Mereka pun segera membawanya ke rumah sakit.

Setelah mengunjungi rumah sakit, sang anak didiagnosa mengalami ensefalitis reseptor NMDA yang parah.

Harvard Health menjelaskan ini merupakan sejenis peradangan otak. Dikenal sebagai penyakit autoimun, yang terjadi ketika tubuh secara tak terduga menghasilkan antibodi yang secara keliru menyerang sel-sel otak yang sehat.

Walaupun kondisi yang rumit dan jarang terjadi ini biasanya disebabkan oleh infeksi, tetapi sebuah studi baru telah meningkatkan kemungkinan bahwa stres dapat menyebabkan penyakit autoimun.

Mereka yang didiagnosis dengan penyakit ini biasanya akan mengalami gejala seperti demam, kelelahan, dan delusi atau melihat maupun mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi).

terlalu lama belajar 2

Sumber: World of Buzz

Walaupun terdengar menakutkan, para ahli mengatakan bahwa masalah kesehatan ini akan terjadi jika Anda secara rutin bekerja terlalu keras.

Untuk itu, Anda harus mengatur waktu yang teratur antara istirahat dan belajar. Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk rutin mengonsumsi buah-buahan dan sayuran segar setiap hari.

Dengan begitu otak pun bisa menerima nutrisi yang dibutuhkan untuk terus berfungsi secara optimal.

Artikel terkait: Ajari anak 10 pelajaran penting ini sebelum usianya 10 tahun

Dampak bila terlalu lama belajar

terlalu lama belajar 3

Penelitian menunjukkan bahwa ketika anak didorong melakukan beban kerja yang tidak selaras dengan tingkat perkembangan mereka,  bisa menyebabkan stres yang signifikan.

Stres ini bisa membuat tubuh anak terkunci sepanjang waktu dan menyebabkan reaksi berlebihan. Anak akan merasa bingung, sulit berkonsentrasi, dan melakukan kesalahan bodoh.

Pada 2013, penelitian yang dilakukan di Stanford University menemukan bahwa siswa di komunitas berprestasi yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk pekerjaan rumah mengalami lebih banyak stres, masalah kesehatan fisik, kurangnya keseimbangan dalam kehidupan mereka, dan keterasingan dari masyarakat.

Studi yang diterbitkan dalam The Journal of Experimental Education ini mensurvei lebih dari 4.300 siswa di 10 sekolah menengah berkinerja tinggi di komunitas kelas menengah California. Mereka juga mewawancarai siswa tentang pandangan mereka tentang pekerjaan rumah.

terlalu lama belajar 4

Lebih dari 70% siswa mengatakan bahwa mereka “sering atau selalu stres karena pekerjaan sekolah,”. Adapun kurang dari 1% siswa mengatakan bahwa pekerjaan rumah bukanlah penyebab stres.

Para peneliti bertanya kepada siswa apakah mereka mengalami gejala fisik stres.  Mulai dari sakit kepala, kelelahan, kurang tidur, penurunan berat badan, dan masalah perut.

Lebih dari 80% siswa melaporkan memiliki setidaknya satu gejala yang berhubungan dengan stres dalam sebulan terakhir dan 44% mengatakan mereka telah mengalami tiga atau lebih gejala.

Para peneliti menemukan, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah justru berisko membuat anak tidak bisa memenuhi kebutuhan perkembangan mereka.

Termasuk mengembangkan keterampilan hidup kritis lainnya.

Mereka justru lebih cenderung untuk tidak melakukan kegiatan, berhenti bertemu teman atau keluarga, dan tidak berpartisipasi dalam hobi.

Cerita mitra kami
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Waspada Penyakit Hepatitis Misterius, 3 Anak di DKI Jakarta Meninggal Dunia
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Tips Cerdas Hadapi New Normal, Ikuti Cara Berikut
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Bunda bisa jadi pahlawan melawan COVID-19, begini caranya
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura
Momen Spesial S-26 Loyalty Program Mengajak Keluarga Terpilih Ke Singapura

Banyak siswa merasa terpaksa atau berkewajiban untuk memilih pekerjaan rumah daripada mengembangkan bakat atau keterampilan lain.

Para ahli terus memperdebatkan manfaat dan kelemahan pekerjaan rumah. Namun sebuah artikel yang diterbitkan tahun ini di Monitor on Psychology, ada satu hal yang mereka sepakati terkait dengan kualitas pekerjaan rumah menjadi penting.

Dalam studi Stanford, banyak siswa mengatakan bahwa mereka sering mengerjakan pekerjaan rumah yang mereka lihat sebagai “tidak berguna” atau “tidak ada artinya.”

Pope, yang ikut menulis penelitian itu, berpendapat bahwa tugas pekerjaan rumah harus memiliki tujuan dan manfaat. Ini harus dirancang untuk memupuk pembelajaran dan pengembangan.

Penting juga bagi sekolah dan guru untuk mematuhi standar 10 menit per kelas.

Dalam sebuah wawancara dengan Monitor tentang Psikologi, Paus menunjukkan bahwa siswa dapat belajar keterampilan yang lain dan melakukan hobinya jika apabila pekerjaan rumah yang lebih sedikit.

Referensi: World of Buzz, The Odyssey Online, Healthline

Baca juga

Anak Usia 10 Tahun ini Ajari Ibunya yang Buta Huruf dan Berprofesi Pemulung untuk Membaca

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fadhila Auliya Widia Putri

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Sering begadang dan terlalu lama belajar, anak ini didiagnosis radang otak serius
Bagikan:
  • 7 Cara mempersiapkan metode belajar anak yang menyenangkan

    7 Cara mempersiapkan metode belajar anak yang menyenangkan

  • Anak Tidak Semangat Belajar? Pacu Motivasi Belajarnya dengan 9 Tips Ini

    Anak Tidak Semangat Belajar? Pacu Motivasi Belajarnya dengan 9 Tips Ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7 Cara mempersiapkan metode belajar anak yang menyenangkan

    7 Cara mempersiapkan metode belajar anak yang menyenangkan

  • Anak Tidak Semangat Belajar? Pacu Motivasi Belajarnya dengan 9 Tips Ini

    Anak Tidak Semangat Belajar? Pacu Motivasi Belajarnya dengan 9 Tips Ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.