Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi musik yang dilakukan di Neonatal Intensive Care Units (NICU) dapat membantu memulihkan kondisi bayi prematur. Terapi yang dilakukan akan membuat bayi merasa lebih tenang, sehingga kemudian bayi-bayi ini pun dapat melakukan perawatan di rumah lebih awal.
Hal ini juga disetujui oleh Rich Moats, pengelola program terapi musik di AdventHealth Orlando. Ia menjelaskan, lingkungan NICU memang berfungsi untuk membantu bayi prematur bertahan hidup, tetapi terkadang lingkungan di sana cenderung membuatnya stres. Sehingga, hal tersebut dapat memengaruhi fungsi otaknya secara permanen. Untuk mengatasinya, jenis musik seperti lagu pengantar tidur pun dinilai bisa menjadi alternatif sederhana yang dapat menenangkan pikiran mereka.
Artikel terkait: Bagaimana Sesungguhnya Pengaruh Musik Klasik Untuk Bayi?
Terapi musik NICU untuk bayi prematur: Penelitian awal dan bagaimana cara kerjanya
Studi mengenai jenis terapi ini mulai dilakukan di Florida State University (FSU) oleh seorang profesor bernama Jayne Standley. Jayne mulai melakukan riset sekitar 20 tahun lalu, sehingga program terapi musik di NICU ini pun kemudian dianggap sebagai pelopor oleh banyak orang.
“Sistem neurologis pada janin berkembang pada trimester tiga, atau tiga bulan terakhir sebelum melahirkan. Jadi, perkembangan otak pada bayi yang lahir prematur akan berkembang di lingkungan NICU. Namun kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi pernapasan dan denyut jantung yang tidak stabil,” ujar Standley.
Prosedur medis yang harus dilalui bayi prematur di NICU juga dapat menimbulkan rasa sakit pada bayi. Hingga pada akhirnya, permasalahan itu akan membuat bayi lebih mudah stres. Selain itu, pemberian nutrisi dengan menggunakan selang makanan pun, nyatanya bisa membuat insting bayi menjadi terbatas untuk mendapatkan kemampuan makan secara mandiri nantinya.
“Maka dari itu, kami mencoba mempelajari apakah musik dapat membantu mengurangi risiko tersebut. Dan studi pertama kami menunjukkan, suara musik yang dimainkan untuk mengurangi suara-suara mesin yang mengganggu bayi di ruang perawatan NICU ternyata bisa membuat ia dipulangkan dua minggu lebih awal,” lanjutnya.
Cara kerja dan tahapan terapi musik di NICU
Terapi musik di NICU kini telah menjamur di beberapa rumah sakit di seluruh dunia dalam lima tahun terakhir. Biasanya, rumah sakit akan bekerja sama dengan banyak terapis musik dengan sertifikasi khusus dalam melakukan jenis perawatan ini.
Florida State University pun telah bekerja sama dengan rumah sakit Tallahassee Memorial untuk membangun Child Medical Music Therapy sejak 2005 silam, dengan Standley sebagai salah satu pimpinannya. Program tersebut telah melatih ratusan terapis di seluruh dunia termasuk Kelly Holden, seorang terapis musik di AdventHealth Orlando.
Baru-baru ini kepada Wusf Public Media, Kelly membagikan pengalaman dalam melakukan sesi terapi pada seorang bayi perempuan di ruang NICU rumah sakit Tallahassee. Ia melakukan terapi yang bernama multimodal neurologic enchancement, yakni perawatan terapi untuk meningkatkan kemampuan neurologis pada bayi.
“Sesi terapi ini merupakan stimulasi agar bayi bisa mengolah atau mengatasi dengan baik perasaan stres yang ia rasakan akibat pengaruh lingkungan NICU,” tutur Kelly.
Terapi musik juga biasanya dibedakan berdasarkan kategori kelahiran bayi prematur. Bayi yang lahir di usia 28 minggu (extrem pretem), hanya mampu mendapatkan terapi berupa senandung kecil serta tidak dianjurkan untuk diberikan sesi terapi di luar inkubator.
Artikel terkait: Merawat bayi prematur, ini hal yang wajib Parents perhatikan
Kelly Holden menetap di rumah sakit selama beberapa minggu agar bisa memberikan perawatan secara bertahap. Sesi terapi dimulai dengan Kelly yang menggendong bayi secara hati-hati di lengannya, sedangkan seorang pengawas terapis bernama Rich Moats mendampinginya dengan petikan gitar.
Sebagai langkah awal, Kelly dan Moats bersenandung pelan sebelum akhirnya bernyayi. Ada sekitar 3 lagu pengantar tidur seperti “Twinkle, Twinkle Litte Star”, “The Lion Sleeps Lion”, dan “Baa Baa Black Sheep” yang dinyanyikan.
Pada saat bernyanyi, para terapis juga diwajibkan untuk memeriksa monitor bayi secara berkala untuk memastikan tanda vitalnya tetap aman. Pasalnya, tidak semua bayi akan tahan dengan suara nyanyian yang terlalu lama atau terlalu kencang.
Selain monitor, bahasa tubuh bayi juga bisa menjadi bentuk respon terhadap stimulasi yang diberikan.
“Kalau musiknya terlalu keras atau terlalu lama, kadang bayi akan meringis. Atau, mereka juga bisa mengangkat tangannya secara perlahan seolah berkata ‘Udah, cukup. Lagunya kebanyakan’ kepada kami,”lanjut Kelly.
Namun perlu digaris bawahi bahwa terapi musik ini tidak berdiri sendiri karena juga diperlukan dengan adanya dengan stimulasi lain, yakni sentuhan. Kelly biasanya mengusap kepala bayi secara perlahan sambil bersenandung hingga ia merasa tenang.
Artikel terkait: Mengelus bayi bisa menghilangkan rasa nyeri di otak mereka
Pelatihan pada terapis
Terapi musik ini memang telah dinyatakan memiliki manfaat baik untuk bayi, meskipun begitu tetapi terapi ini juga bisa merusak otak bayi jika dilakukan dengan cara yang salah. Maka dari itu, terapi ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, di mana para terapis yang bersangkutan harus diberikan proses sertifikasi khusus sebelum memberikan sesi terapi.
“Jenis terapi musik ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Anda tidak bisa datang begitu saja ke ruang NICU lalu memperdengarkan musik begitu saja pada bayi. Setiap bayi prematur memiliki tahap perkembangan yang berbeda, sehingga kemampuan mereka dalam menoleransi musik pun berbeda. Dan hal inilah yang perlu dipahami oleh para terapis,” jelas Standley.
Selain itu, para terapis juga dianjurkan untuk mengajarkan teknik terapi musik kepada orangtua bayi. Hal ini dilakukan agar para orangtua juga bisa memberikan stimulasi alami agar kelak buah hati mereka bisa lebih mudah melakukan kegiatan, seperti makan, tidur, dan bermain selayaknya bayi lahir normal.
Jenis terapi musik ini telah terbukti membantu bayi prematur lebih cepat pulang ke rumah mereka. Sehingga, Standley berharap metode ini juga akan terus berkembang di berbagai negara. Tentunya dengan prosedur yang tepat dan terapis yang sudah layak praktik.
“Kami sudah menjalani studi ini selama 20 tahun, dan kami ingin tetap menjadi pelopor. Studi dan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini juga akan terus dilakukan,” tutupnya.
***
Jika Bunda ingin berbagi cerita atau pengalaman, termasuk mencari informasi terkait tumbuh kembang si kecil, jangan lupa untuk melihatnya di Aplikasi theAsianparent. Oleh karena itu, jangan lupa unduh sekarang juga.
Referensi: Wusf Public Media
Baca juga: