Temper tantrum pada anak
Rasa frustasi dan marah yang anak rasakan muncul secara umum dalam dua fase kehidupannya: masa balita dan pra-remaja (atau bahkan saat remaja!). Mengekspresikan emosi kemarahan itu sebenarnya wajar dan sehat, tetapi Parents harus membimbing anak agar ia dapat menunjukkan kemarahan secara tepat sekaligus bisa mengendalikannya.
Kecemasan yang tidak terkendali dapat menyebabkan temper tantrum pada anak yang seringkali berakibat fatal. Lalu, bagaimana cara menenangkan anak yang mengamuk?
Saat temper tantrum pada anak mulai di luar kendali…
Baru-baru ini, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun di Amerika menarik pelatuk ke arah neneknya tepat di belakang kepala, sebelum akhirnya ia menembak dirinya sendiri juga.
Alasannya? Bocah itu diduga marah ketika disuruh untuk membersihkan kamarnya.
Yvonne Woodard (65), nenek sang bocah, tewas pada hari Sabtu, 3 November 2018 di rumah kediamannya yang ia tinggali bersama suami dan cucunya.
Menurut laporan, Yvonne dan suaminya memiliki hak asuh penuh atas bocah itu. Suami Yvonne mengatakan bahwa sang cucu sudah diingatkan berulang kali untuk membersihkan kamarnya. Namun, ia mengabaikan semua perintah itu.
Sersan Joaquin Enriquez yang merupakan perwakilan dari kantor County Sherrif setempat menjelskan kepada wartawan bahwa Yvonne dan suaminya sedang menonton TV. Saat itulah, bocah laki-laki itu menyelinap dan menembak sang nenek dari belakang kursi yang sedang didudukinya.
Kakeknya mencoba mengejarnya, tetapi kembali untuk menolong istrinya. Sementara itu, sang bocah menarik pelatuk dan menembak dirinya sendiri.
Menurut polisi, pistol itu adalah milik sang kakek.
Mengatasi temper tantrum pada anak
Pusing menghadapi temper tantrum pada anak? Berikut cara menenangkan anak yang mengamuk.
Cara menenangkan anak yang mengamuk #1: Jangan marah balik padanya
Sebagai orangtua atau wali, peran Anda adalah untuk menurunkan amarah anak dan mengatasi situasi emosional ini. Menanggapi kemarahan dengan kemarahan hanya akan memperburuk keadaan.
Cobalah untuk tetap tenang dan bicaralah dengan anak menggunakan nada datar. Dengan begitu, anak akan tenang dan membuat Anda lebih mudah untuk berpikir bersamanya.
Cara menenangkan anak yang mengamuk #2: Jadilah contoh yang baik
Anak selalu memandang orangtua sebagai panutan dan meniru tingkah laku Anda. Jadi, jika Anda berteriak padanya, jangan kaget bila melihat ia kehilangan kendali emosi juga.
Parents tak bisa mengharapkan anak menangani kemarahannya dengan benar bila Anda sendiri tidak dapat melakukannya. Temukan cara untuk mengatur kemarahan Anda, dan setelah Anda tahu caranya, ajari anak Anda untuk tenang saat ia sedang marah.
Cara menenangkan anak yang mengamuk #3: Beri pujian saat anak berperilaku baik
Bila Parents melihat anak Anda dapat mengendalikan kemarahannya tanpa meledak, pujilah dia. Hal ini akan mendorongnya untuk mengulangi perilaku baik di masa yang akan datang.
Kalimat yang berguna saat menghadapi temper tantrum pada anak
Untuk mengatasi temper tantrum pada anak, Parents haruslah bersikap tenang.
1. Jangan katakan: “Berhenti bilang TIDAK”, sebaliknya…
Katakan: “Bunda mengerti kenapa kamu tidak mau melakukan ini. Yuk, kita pikirkan bersama apa solusinya.”
Mengakui alasan anak menolak suatu situasi dapat membantu untuk mengurangi temper tantrum pada anak. Daripada berdebat soal ya/tidak, lebih baik alihkan pembicaraan anak agar fokus pada pencarian solusi.
Cobalah membangun kerjasama tim untuk mengatasi persoalan bersama-sama.
2. Jangan katakan: “Bersihkan kamarmu atau kamu dihukum”, sebaliknya…
Katakan: “Ayo, kita bersihkan kamarmu. Bunda/Ayah bantuin supaya kamu bisa mulai ya.”
Anak-anak biasanya tidak suka ditinggal dengan tugas menumpuk, meski itu kewajibannya. Cobalah memotivasi anak saat menugaskan ia melakukan pekerjaannya, dan berikan bantuan untuk memulai prosesnya.
Anak tidak akan merasa terbebani jika Parents menawarkan bantuan.
3. Jangan katakan: “Berhenti mengeluh/protes”, sebaliknya…
Katakan: “Bunda paham kamu tidak senang melakukan tugas ini. Coba, kamu punya solusi apa?”
Anak-anak biasanya sering mengeluh. Alih-alih memberikan solusi, minta anak memikirkan solusinya sendiri. Ingatkan anak bahwa tidak ada jawaban yang salah.
4. Jangan katakan: “Tidak boleh marah”, sebaliknya…
Katakan: “Bunda/Ayah juga marah. Yuk, kita curahkan kemarahan ini bersama-sama.”
Umumnya, kalimat ini berhasil pada berbagai macam kerjadian – dan amat mudah dilakukan! Mencurahkan kemarahan dengan anak akan membantunya memahami cara-cara yang berbeda dan efektif untuk mengungkapkan kemarahan secara tepat.
Ditambah lagi, hal ini adalah cara yang baik untuk menunjukkan kepada anak bahwa Anda bukanlah musuh. Anda ada di sana untuk membantu anak mengatasi masalahnya.
*Artikel disadur dari tulisan Kevin Wijaya Oey di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
Ingin anak mendengarkan Anda saat tantrum? Stop bertanya 'kenapa'
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.