Siapa yang tidak kenal pebulutangkis Taufik Hidayat? Salah satu atlet terbaik Indonesia yang pernah menjuarai Olimpiade ini baru saja membuat pernyataan yang cukup membuat orang terkejut.
Tak seperti kebanyakan orang tua yang biasanya menginginkan sang anak mengikuti jejak karirnya, Taufik Hidayat justru tidak ingin anak-anaknya menjadi atlet seperti dirinya.
Hal itu terungkap ketika ia menjadi bintang tamu dalam podcast yang ditayangkan di kanal Youtube Deddy Corbuzier pada Senin (11/5/2020).
Taufik yang saat itu mengenakan kaus putih diingatkan oleh Deddy Corbuzier kejadian 10 tahun lalu saat keduanya bertemu dan mengobrol di sebuah acara.
“Seorang Taufik Hidayat pernah ngomong sama gua begini ‘Gue punya anak, nggak mau gue dia jadi pemain olahraga’,” kata Deddy sambil tertawa.
Taufik pun membenarkan ucapan Deddy. Bahkan dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang dia masih berpendirian sama. Atlet kelahiran Bandung 38 tahun yang lalu itu mengatakan hal tersebut pada Deddy saat anak pertamanya berusia 3 tahun.
Kini putri Taufik sudah remaja dan lebih tertarik pada bidang seni. Sementara anak keduanya yang laki-laki menunjukkan minat pada olahraga.
“Yang perempuan sih udah gak mungkin lah dia olahraga. Dia art. Yang laki dia badminton bisa, basket bisa, bola bisa,” kata Taufik.
Meski begitu, dia lebih menyarakan anaknya untuk fokus pada sekolah saja.
“Cuma ujung-ujugnya ngomong gue bilang ya udah lah sekolah aja,” sambungnya.
Ucapan Taufik ini sontak membuat Deddy terbahak.
Artikel terkait: 2 Profesi Impian Anak-anak Masa Kini yang Belum Ditemukan di Zaman Kita
Alasan Taufik Hidayat tak ingin anaknya jadi atlet
Ternyata Taufik menganggap olahraga ibarat gambling (perjudian) yang susah ditebak akhirnya.
“Karena olahraga gambling. Orang ngeliatnya pas di ujung, dia nggak tau prosesnya seperti apa,” tukasnya.
“Dari 100 orang atlet, 5 orang yang sukses dan kaya sudah bagus, lebih sulit dari kerja di kantor. Kalau di kantor di gedung A jelek bisa pindah ke gedung B. Dari bulutangkis bisa ke bola? Dari tunggal putra 10 orang, yang juara cuma 1, yang 9 ke mana? Jadi atlet gambling, prosesnya yang sulit,” jelasnya.
Deddy sependapat dengan alasan Taufik. Dia pun menambahkan, jika sang anak mengikuti profesi ayahnya beban nama besar akan dirasakan.
“Anak Sylvester Stallone main film juga, ga banyak yang tahu. Dia menanggung beban berat karena sukses sang ayah. Anak Jackie Chan juga main film loh, tapi ga ada yang tahu kan?” kata Deddy.
“Kalau punya kemauan punya talenta, mungkin yang memilih jadi atlet bisa kayak gue atau bisa lebih. Banyak di angkatan gue yang lebih bagus, olahraga ada batas waktunya. Yah, paling puncaknya di umur 20 tahunan lah,” kata Taufik.
“Kalau memang anak gue nantinya memilih jadi atlet, tak bakal gue larang. Tapi apakah dia kuat? Karena nanti pastinya bakal dibandingkan dengan ayahnya,” ungkapnya.
Apapun alasannya, orang tua mana pun pasti meginginkan yang terbaik bagi anaknya. Oleh sebab itu Taufik Hidayat ingin anak-anaknya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan kemauan mereka tanpa merasa terbebani oleh nama besar orang tua.
Artikel terkait: Memupuk Cita-Cita Anak Sejak Dini
Taufik Hidayat adalah mantan pebulutangkis yang berprestasi
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final.
Selain pernah menjuarai ajang Indonesia Open 6 kali berturut-turut, dia memegang gelar juara tunggal putra Asian Games 2002 di Busan dan Asian Games 2006 di Doha.
Pada 30 Januari 2009, Taufik mundur dari Pelatnas Cipayung. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Pada November 2012, Taufik membangun sebuah pusat pelatihan bulu tangkis yang bernama Taufik Hidayat Arena (THA), berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur.
Taufik Hidayat menikah dengan putri Agum Gumelar, Ami Gumelar pada 4 Februari 2006. Dari pernikahannya itu, dia dikaruniai dua orang anak.
Taufik memiliki seorang putri yang bernama Natarina Alika Hidayat, lahir pada 3 Agustus 2007. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.