Jauh sebelum ada boyband dan K-Pop Dance, masyarakat kita mencari hiburan dari kesenian tradisional, Bunda. Menonton tarian daerah menjadi hiburan seru saat menghadiri acara-acara besar keagamaan atau ulang tahun daerah. Dari banyaknya wilayah yang ada di Indonesia, Pulau Jawa yang paling banyak menyumbang tarian tradisional. Penasaran apa saja jenis tarian Jawa yang berasal dari pulau tersebut? Yuk, simak di sini rangkumannya!
8 Jenis Tarian Jawa yang Paling Populer di Tanah Air
1. Tari Gambyong
Foto: DPAD Jogja
Tari Gambyong adalah salah satu jenis tarian klasik Jawa Tengah yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini merupakan tarian rakyat yang diciptakan untuk dibawakan oleh penari tunggal di kalangan biasa.
Biasanya tarian ini dimainkan pada upacara ritual musim panen padi yang diiringi oleh gending (musik) Jawa dan dilantunkan seorang sinden (penyanyi) bersama tetabuhan gamelan (alat musik tradisional Jawa).
Buku Sejarah Tari Gambyong: Seni Rakyat Menuju Istana (2011) yang ditulis Sri Rochana Widyastutieningrum mengatakan, nama Gambyong berasal dari nama penari tarian ini yaitu Sri Gambyong yang dikenal memiliki suara merdu dan tubuh yang lentur.
Kemampuan Sri Gambyong dalam menari membuat dirinya terkenal hingga ke telinga Raja Paku Buwono IV (abad ke-18) yang mengundangnya menari di istana. Dan di masa pemerintahan Paku Buwono IX (1861-1893), penata tari bernama K.R.M.T. Wreksadiningrat memodifikasi tarian ini agar lebih pantas dipertunjukkan di kalangan bangsawan dan sesuai dengan kaidah-kaidah tari keraton.
Artikel terkait: Mengenal Tari Gambyong, Seni yang Dijadikan Gambar Uang Rupiah 5000
2. Tari Beksan Wireng, Tarian Jawa tentang Ketangkasan Seorang Prajurit
Foto: Sering Jalan
Penyebutan Tari Beksan berasal dari kata beksan yang artinya ‘tari’, sementara wireng berasal dari gabungan kata ‘wira’ dan ‘aeng’ yang masing-masing bermakna ‘perwira’ dan ‘unggul’. Jadi, Tari Beksan Wireng adalah tarian perwira unggul.
Seni tari ini berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta –sekarang dikenal sebagai Kota Solo. Penciptanya adalah Lembu Amiluhur, yang dikenal sebagai Raja Pertama Jenggala bergelar Jayanegara.
Beliau menciptakan tarian ini untuk mengajarkan putranya, Panji Inukertapati, seni ketangkasan dalam berperang. Juga berkaitan dengan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran usai lepas dari suksesi Mataram.
Saat itu raja pertama Mangkunegaran, Raden Mas Said yang bergelar Pangeran Sambernyawa, mampu mengalahkan VOC. R. M. Said menggunakan ikrar Tiji Tibeh yaitu mati siji mati kabeh (mati satu mati semua) dan mukti siji mukti kabeh (makmur satu makmur semua) dalam mengalahkan VOC.
3. Tari Gambir Anom
Foto: AdaHobi
Tarian Jawa selanjutnya adalah tari Gambir Anom yang juga berasal dari Surakarta. Menurut sejarah, tarian ini merupakan tarian tradisional yang kerap ditampilkan di keraton untuk menyambut tamu agung.
Sebuah sumber menyebutkan, tarian ini diciptakan oleh S. Ngaliman, maestro koreografi tari dari Surakarta. Gambir Anom merupakan tari alus atau tari putra alus yang kental sekali dengan budaya Keraton Jawa. Cerita dari tarian ini mengenai merujuk pada cerita Mahabarata di mana tokoh utamanya, Irawan Putra Arjuna yang jatuh cinta kepada Dewi Titisari.
Ketika keduanya sudah merencanakan pernikahan, ada salah satu pihak keluarga Dewi Titisari yang membatalkan secara sepihak. Yaitu, kakak dari ayah Dewi Titisari, Raja Mandura Prabu Baladewa. Raja Mandura didesak oleh Raja Hastina Prabu Duryudana yang ingin mengawinkan putranya dengan Dewi Titisari.
Irawan begitu kecewa, sedih, dan juga marah. Tapi ia tetap memilih memperjuangkan cintanya. Setelah melakukan banyak usaha, ia akhirnya bisa menikahi pujaan hatinya juga. Dalam tarian ini tergambarkan jelas bagaimana sang penari memainkan banyak ekspresi, mulai dari kasmaran, senang, sedih, kecewa hingga bahagia.
Artikel terkait: 5 Jenis Tarian Jawa Tengah yang Indah, Kenalkan pada Si Kecil, Bund!
4. Tari Prawiroguno, Tarian Jawa yang Menyuarakan Semangat Kemerdekaan
Foto: KI Komunal
Tema dari tarian Prawiroguno adalah semangat perjuangan tentara Indonesia dalam melawan penjajahan. Sesuai dengan temanya juga, gerakan para penarinya menggambarkan prajurit yang sedang membawa pedang atau samurai dan tameng.
Ada tiga hal penting saat menarikan tarian dari Boyolali, Jawa Tengah, ini, yakni: Wiraga (gerakan seluruh badan yang selaras), Wirama (irama), dan Wirasa (penghayatan).
5. Tari Srimpi
Melansir laman resmi Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Tari Serimpi diciptakan saat Kerajaan Mataram Islam sedang berada di masa kejayaannya. Saat itu kerajaan dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo. Di waktu itu, kesenian tradisional sangat dihargai dan memiliki nilai estetika yang sangat tinggi.
Tari Srimpi saat itu sering dipertunjukkan pada acara-acara penting kerajaan yang hanya ditampilkan di hadapan raja dan kerabat kerajaan, salah satunya pisowanan agung.
Artikel terkait: Mengenal Tari Serimpi, Tarian Klasik Jawa Warisan Kerajaan Mataram
6. Tari Jathilan
Foto: Direktorat Jenderal Kebudayaan
Jathilan berasal dari Bahasa Jawa yang terdiri dari dua kata ‘Jan’ dan ‘thil-thilan’ yang artinya ‘benar-benar’ dan ‘banyak gerak’, dua istilah yang umum digunakan masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Tari Jathilan disebut juga sebagai tarian paling tua di Jawa. Tarian ini menggambarkan kegagahan prajurit di medan perang dengan memperagakan aksi-aksi seperti bertarung dengan pedang dan menunggang kuda dengan gerakan-gerakan yang agresif, dinamis, dan berani.
Ini tarian yang identik dengan unsur magis, karena penarinya seringkali kesurupan –kadang penonton juga. Dalam kondisi tidak sadarkan diri itu, si penari akan meraih apapun juga yang ada di depannya.
Seperti kelapa, pecahan kaca atau rumput dan memakannya. Mereka juga menunjukkan kekebalan tubuhnya dengan membakar diri, menyayat lengan, atau berjalan di atas pecahan kaca.
7. Tari Bedaya Ketawang
Foto: Good News from Indonesia
Ini adalah tarian kebesaran yang hanya dipertontonkan saat penobatan atau Tingalandalem Jumenengan (upacara peringatan kenaikan tahta raja) Sunan Surakarta. Penyebutan Bedhaya Ketawang berasal dari kata ‘bedhaya’ yang artinya ‘penari wanita di istana’. Sedangkan ‘ketawang’ berarti langit atau sesuatu yang tinggi, luhur, dan mulia.
Adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma –yang memerintah Kesultanan Mataram 1613-1645- yang menciptakan tarian ini. Suatu hari saat ia sedang bersemedi, ia seperti mendengar suara tetembangan (senandung) dari arah tawang atau langit yang membuatnya begitu terkesima. Usai bertapa, ia segera menciptakan tarian yang kemudian diberi nama Bedhaya Ketawang.
8. Tarian Gandrung
Foto: Lokadata
Ada banyak versi mengenai sejarah tarian ini. Namun menurut banyak catatan sejarah, Tari Gandrung pertama kalinya ditarikan penari pria yang didandani seperti perempuan dengan iringan alat musik kendang dan biola. Sekitar tahun 1890an saat Islam masuk ke Nusantara tarian ini perlahan berkurang. Dalam ajaran Islam jelas melarang laki-laki berdandan layaknya perempuan. Hingga di tahun 1914 tarian ini benar-benar hilang.
Kemudian di tahun 1895 ada seorang anak bernama Semi yang masih berusia 10 tahun muncul menarikan tarian ini. Ada kisah menarik dari dirinya yang berkaitan dengan kemampuannya menari Tari Gandrung.
Sejak kecil Semi menderita penyakit yang cukup parah. Ibunya, Mak Midhah, sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkannya, tapi tidak berhasil. Hingga kemudian ia bernazar, “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi).
Tak disangka Semi sembuh dan dijadikan seblang dengan menarikan Tari Gandrung versi baru. Tidak hanya Semi, adiknya juga belajar dan turut menguasai tarian tersebut. Sejak itu tarian Gandrung terus berkembang di wilayah Banyuwangi dan menjadi ikon Kota Banyuwangi.
Itulah daftar tarian-tarian yang berasal dari Pulau Jawa, Bunda. Kalau Bunda sendiri menguasai tarian Jawa yang mana?
Baca juga:
Kaya Budaya! 123 Jenis Tarian Tradisional dari Berbagai Daerah di Indonesia
Beraneka Ragam, Ini 25 Tarian Tradisional dari Berbagai Provinsi di Indonesia
16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Ada Rebab dan Kecapi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.