6 Tantangan Sekolah Online, Orangtua dan Guru Wajib Tahu, Nih!

Ada saja tantangan sekolah online yang kerap dihadapi anak dan orangtua meski sudah dijalani lebih dari setahun. Penasaran apa saja?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak terasa tahun ajaran baru sudah dimulai dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga masih terus berlangsung. Anak-anak kembali ke sekolah dengan sistem school from home atau virtual. Meski sudah setahun lebih anak-anak menjalani sekolah online, tetap saja sistem ini masih menjadi tantangan bagi anak, orangtua dan juga guru. Berikut ini tantangan sekolah online yang sering dialami, khususnya pada anak.

6 Tantangan Sekolah Online, Orangtua dan Guru Wajib Tahu, Nih!

1. Jam Pelajaran Makin Panjang atau Pendek

Beberapa sekolah memberikan jam pelajaran yang lebih panjang, beberapa lagi justru jadi lebih pendek dari waktu seharusnya. Keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan. Jika terlalu panjang, anak-anak pastinya merasa bosan atau tidak nyaman. Jam belajar yang lebih lama ini mungkin dimaksudkan agar anak mengisi waktunya dengan hal bermanfaat. Namun, jika cara guru menyampaikan materinya dengan cara yang membosankan, anak akan menjadi tersiksa.

Jika terjadi sebaliknya –jam belajar menjadi lebih pendek- biasanya orangtua yang menjadi kewalahan memberi aktivitas pada anak agar sisa hari tidak dihabiskan untuk bermain. Karena di saat bersama orangtua juga bekerja dari rumah. Bekerja sambil mengawasi anak tentu bukan hal yang mudah.

Sesuaikan aktivitas lainnya untuk anak di luar jam belajar onlinenya. Jika waktu SFH lebih panjang, mungkin Anda jangan memberikannya lagi pelajaran tambahan. Sebaliknya, jika jam pelajarannya lebih pendek, Parents bisa menambahkan aktivitas seperti keterampilan atau pekerjaan rumah.

Parents juga harus jeli dengan keluhan anak. Pahami setiap keluhannya dan berusaha atasi dengan mengakomodir hal-hal yang ingin dilakukannya –sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.

Artikel terkait: Waspada Zoom Fatigue, Kondisi Kelelahan Anak Akibat Terlalu Lama Sekolah Online

2. Aspek Psikologis

Orangtua dan guru harus lebih memerhatikan aspek psikologis anak. Pengamat Pendidikan dan CEO Jurusanku.com Ina Liem, melansir Kompas.com, mengatakan, aspek ini sering kali dilupakan orangtua dan guru. Mereka tidak sadar, anak juga mengalami stres menjalani karantina di masa pandemi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mungkin bagi anak yang karakternya ekstrovert, tidak sulit bagi mereka mengutarakan perasaannya. Tapi untuk anak yang pada dasarnya introvert, mereka akan semakin sulit mengungkapkan perasaannya.

Jadi selain orangtua, diharapkan guru Bimbingan dan Konseling (BK) juga ikut memerhatikan aspek psikologis murid. “Jadi, peran guru BK di sekolah juga sangat penting dalam mendampingi aspek emosional siswa,” kata Ina.

3. Tidak Ada Teman Main

Bermain bersama teman sekolah itu juga tantangan sekolah online di masa pandemi ini. Anak bisa dibilang tidak pernah bersosialisasi dengan teman sebayanya, tidak belajar bagaimana mengenal karakter anak seusianya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents bisa membantu anak memenuhi kebutuhan psikologis ini dengan cara mengakomodir pertemuan virtual dengan teman sekelas, sekadar berkenalan atau mengobrol. Meski percakapan mereka tidak intens –karena baru kenal atau malu karena sudah lama tak bertemu- tapi setidaknya kebutuhan anak untuk ‘bertemu’ dan berbicara dengan teman sebaya bisa terealisasikan.

Artikel terkait: 7 Tips Aman Anak Bertemu Teman di Masa Pandemi, Parents Perlu Tahu

4. Anak Kesulitan Mengontrol Emosinya

Berada di rumah saja selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, pasti bosan banget, ya. Sama, anak-anak juga mengalami hal itu. Mungkin Parents melihat mereka asik saja bermain, tapi di bawah alam sadarnya, mereka juga mengalami kebosanan yang sama dengan orangtuanya.

Kebosanan ini bisa dilampiaskan anak dengan cara menunjukkan perasaan emosi yang berlebihan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mungkin ini sudah sering Anda lakukan, tapi jangan pernah lelah melakukan ini pada anak:

  • Jelaskan kepada anak apa yang sedang terjadi di luar sana selama pandemi. Jelaskan bahwa tidak hanya dirinya yang merasa bosan, tapi juga Anda dan juga orang lain.
  • Dengarkan setiap keluhannya.
  • Luangkan lebih banyak lagi waktu bersama anak untuk meminimalisir kebosanannya.
  • Ajar ia bagaimana mengontrol emosinya. Katakan kepada anak bahwa ia boleh marah, asal tidak menyakiti dirinya dan juga orang lain.

5. Tidak Bisa Mengikuti Materi Pelajaran

Semakin tinggi jenjang kelas anak, makin kompleks juga materi pelajaran yang diterimanya. Tantangan sekolah online lainnya adalah, di saat ia tidak memahami materi yang diajarkan guru, ia juga kesulitan menyampaikan kesulitannya karena metode belajar-mengajar online. Di sisi lain, orangtua juga tidak mengecek sampai di mana pemahaman anak mengenai materi yang diterimanya.

Akhirnya, anak merasa cemas setiap kali akan mengerjakan tugas, nilainya menurun, dan sebagainya.

Lakukan pengecekan harian pada anak mengenai materi pelajaran yang diterimanya. Jika ada yang tidak anak pahami, Anda bisa segera membantunya dengan memberi penjelasan ulang sehingga anak tidak ketinggalan banyak hal dalam pelajarannya. Ceritakan juga kepada wali kelasnya masalah yang dihadapi anak Anda, agar si guru juga bisa membantu mencari solusi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Social Distancing, 5 Selebmom ini unggah kegiatan belajar di rumah bersama anak!

6. Orangtua Membandingkan Anak dengan Temannya

“Lihat, tuh, teman kamu si A. Kata mamanya, selama sekolah online ini nilainya justru lebih baik. Masa kamu nggak bisa seperti dia sih, Nak!” Mungkin maksud Anda berkata demikian untuk memotivasi anak, Bunda, tapi anak menerimanya justru Anda seperti sedang membanding-bandingkannya.

Anak menjadi semakin tidak percaya diri di hadapan Anda dan cemas karena harus bersaing dengan temannya.

Setiap anak memiliki intelektual yang berbeda dalam menerima materi pelajaran. Ditambah lagi, tidak semua anak secara psikologis siap dengan kondisi sekolah yang seperti sekarang ini. Cobalah Parents lebih fokus pada keberhasilan pencapaian anak. Soal kelemahannya, bantu dengan membicarakannya dan berusaha mencari solusi bersamanya. “Nilai Bahasa Inggrismu belum meningkat, nih, Nak. Menurut kamu, apa yang harus kamu lakukan untuk membuat nilaimu di mata pelajaran ini bagus? Apa lebih baik les aja atau kamu belajar sendiri melalui vide-video di YouTube?”

Melansir Suara.com, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, sebaiknya di masa pandemi orangtua tidak memberi target khusus untuk anak. Soal ranking, misalnya. Karena yang terpenting adalah kebahagiaan anak selama belajar yang akan memengaruhi peningkatan imunitasnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Itulah 6 tantangan sekolah online yang sering kali dihadapi anak selama school from home di masa pandemi ini, Parents. Semoga apa pun tantangan yang Anda dan anak hadapi dalam kegiatan belajar mengajar bisa terselesaikan dengan baik.  

 

Baca juga:

PSBB Diterapkan, Rencana Sekolah Tatap Muka Harus Ditunda

id.theasianparent.com/survei-belajar-anak-selama-pandemi

id.theasianparent.com/kelas-online-anak