10 Macam Tanda Baca Beserta Fungsi dan Contoh Penggunaannya

Buat si kecil yang sedang belajar menulis, tanda baca merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, si kecil sudah belajar tentang tanda baca, belum?

Buat si kecil yang sedang belajar menulis, tanda baca merupakan salah satu hal krusial yang perlu diperhatikan. Ini dapat berfungsi untuk memisahkan berbagai bagian dari satuan bahasa tertulis.

Namun sayangnya, masih banyak orang yang tidak tepat dalam menggunakan tanda baca. Alhasil, terkadang maksud yang ingin diutarakan menjadi ambigu. 

Pemerintah pun telah membuat aturan dalam penggunaan tanda baca yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia. Aturan tersebut tertuang dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau banyak yang dikenal sebagai PUEBI.

Pada tulisan kali ini, kami akan membahas 10 tanda baca yang sering digunakan sehari-hari. Melansir berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya.

Artikel terkait: Parents, praktekkan ini di rumah agar tulisan anak rapi dan bisa dibaca

Macam-macam Tanda Baca, Fungsi, dan Cara Penggunaannya

1. Tanda titik (.)

Tanda titik memiliki fungsi yang bermacam-macam. Berikut ini beberapa fungsi tanda baca titik seperti tertera dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI):

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Contoh: Mereka pergi tadi sore.
  • Selain dipakai di akhir kalimat, tanda titik juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
  • Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Contoh: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
  • Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Contoh: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

2. Tanda koma (,)

Berikut ini beberapa aturan dalam penggunaan tanda koma:

  • Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Contoh: Ibu membeli buah jeruk, anggur, dan nangka.
  • Koma dipakai sebelum kata penghubung seperti; tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Contoh: Dia suka warna biru, tetapi membeli warna merah.
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Contoh: Jika diundang, saya akan datang.
  • Koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Contoh: Dengan demikian, pembangunan harus segera dilaksanakan.
  • Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Contoh: "Kamu pulang jam berapa, Nak?"
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: Bu Ani berkata, "Jangan pulang terlalu malam."
  • Koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
  • Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh: B. Ratulangi, S.E.
  • Koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 12,3 cm, Rp 500,00.
  • Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. Contoh: Semua warga, baik laki-laki maupun perempuan, wajib melakukan kerja bakti.
  • Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian. Contoh: Di daerah ini, saya tumbuh besar.

3. Tanda baca titik koma (;)

Tanda titik koma memang jarang digunakan komunikasi tertulis. Biasanya, hanya digunakan dalam situasi tertentu saja. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
  • Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Contoh: Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
    (1) berkewarganegaraan Indonesia;
    (2) berijazah sarjana S-1.
  • Titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma. Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan
    kaus; pisang, apel, dan jeruk.

4. Tanda titik dua (:)

Tanda titik dua sering kita temui dalam berbagai dokumen. Lalu, bagaimana pengunaan yang benar? Berikut penjelasannya:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Contoh: Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
    dan lemari.
  • Titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi:
    a. persiapan,
    b. pengumpulan data,
    c. pengolahan data, dan
    d. pelaporan.
  • Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Ketua : Ahmad Wijaya
  • Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Contoh: Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
    Amir: “Baik, Bu.”
    Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
  • Titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka. Contoh: Surah Albaqarah: 2—5.

5. Tanda baca hubung (-)

Berikut ini beberapa fungsi dari tanda hubung:

  • Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
  • Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Contoh: kupu-kupu, terus-menerus.
  • Selain itu, tanda hubung juga dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Contoh: 11-11-2013 atau p-a-n-i-t-i-a.
  • Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan. Contoh: ber-evolusi.
  • Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh: meng-upload.

Artikel terkait: Selamat Hari Ibu - Sebuah tulisan yang indah dari seorang ibu

6. Tanda tanya (?)

Adapun fungsi dari tanda tanya adalah sebagai berikut:

  • Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh: Kapan kamu memindahkan gelas itu?
  • Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). 

7. Tanda seru (!)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Contoh:

  • Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
  • Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
  • Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
  • Masa! Dia bersikap seperti itu?
  • Merdeka!

8. Tanda petik ("...")

Tanda petik memiliki tiga fungsi berikut:

  • Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh: “Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya.
  • Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh: Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku
    itu.
  • Selain itu, tanda petik juga dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh: “Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

9. Tanda kurung ((...))

Sumber: Pexels

Tanda kurung digunakan dalam beberapa situasi berikut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh: Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM)
  • Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat
    yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
  • Kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. Contoh: Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.

Artikel terkait: Tulisan anak tidak rapi dan sulit dibaca? Waspadai kelainan ini!

10. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring memiliki beberapa fungsi berikut.

  • Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh: Nomor: 7/PK/II/2013
  • Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. Contoh: mahasiswa/mahasiswi, pemuda/pemudi.
  • Garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. Contoh: Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.

Demikian beberapa tanda baca yang ada beserta fungsi dan contoh penggunaannya. Parents sudah mengajarkannya pada si kecil?

***

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan