Mau melakukan tes Tes GeNose karena akan melakukan perjalanan? Namun, apa saja syarat tes genose saat puasa?
Apa Itu Tes GeNose?
Sebagai informasi, tes GeNose memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial intelligence) dalam membedakan pola senyawa yang dideteksi dalam hembusan napas. Nantinya, seseorang diminta mengembuskan napas di dalam kantong khusus untuk kemudian mengetahui hasilnya.
Sebelum melakukan tes, pasien diminta tidak merokok, puasa atau mengonsumsi makanan atau minuman yang berbau khas kurang lebih 30-60 menit sebelum pemeriksaan.
Berbicara mengenai keakuratan, akurasi tes satu ini diklaim 93-95 persen. Dibandingkan tes PCR dan antigen. Asiknya lagi, hasilnya dapat diketahui kurang lebih 3 menit. Selain itu, hasil tesnya pun dapat terhubung ke cloud system (IoT) sehingga dapat diakses secara online.
Sejauh ini, GeNose C-19 telah diterapkan sebagai syarat screening bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan moda kereta api dan pesawat terbang. Sebanyak 44 stasiun di tanah air telah menggunakan GeNose untuk skrining Covid-19. Menyusul empat bandara yaitu di Medan, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
Walaupun praktis, Ahli biologi molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan bahwa GeNose tetap tidak bisa menggantikan alat tes berbasis polymerase chain reaction (PCR).
“GeNose tidak dapat menggantikan SWAB-PCR test. PCR test masih merupakan Gold Standard. Mungkin bisa menggantikan Rapid Test serologi untuk beberapa keperluan,” ujarnya mengutip Kompas. Namun, hal ini tentunya dapat menjadi alternatif apalagi harganya pun terjangkau.
Sebagai gambaran, berikut langkah melakukan tes GeNose yang perlu diperhatikan:
- Melakukan pengambilan napas dalam melalui hidung dan diembuskan melalui mulut sebanyak tiga kali
- Mengambil napas pertama dan kedua yang diembuskan melalui mulut dengan masker tertutup
- Pengambilan napas ketiga dengan meniup ke dalam kantong udara sampai kondisi kantong udara penuh. Setelah kantong udara terisi penuh, segera tekan katup berwarna biru untuk menutup kantong udara.
Syarat Tes GeNose Saat Puasa
Mengutip laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (12/4), peneliti GeNose C19, dr. Dian Kesumapramudya, Sp.A., M.Sc., Ph.D., memaparkan beberapa poin penting sebelum melakukan tes jenis ini di bulan puasa. Apa saja?
1. Dilakukan Pagi Hari
Hal utama yaitu waktu pemeriksaan, diusahakan tes dilakukan pada pagi hari maksimal 6 jam setelah sahur. Hal ini disebabkan jika tes dilakukan lebih dari 6 jam, dikhawatirkan calon pejalan akan mengalamai peningkatan asam lambung. Kondisi ini dapat memengaruhi hasil pembacaan GeNose nantinya.
“Terkait peningkatan asam lambung ini sebenarnya bisa diakali dengan berkumur, tetapi tetap lebih baik jangan lebih dari 6 jam sesudah sahur pemeriksaan GeNose-nya,” ujarnya.
2. Usai Berbuka
Di sisi lain, anggota peneliti GeNose lain yakni dr. Mohamad Saifuddin Hakim, M.Sc., Ph.D., menambahkan waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan GeNose yaitu setelah berbuka puasa.
“Selain pagi, tes GeNose sebaiknya dilakukan 1 jam setelah berbuka puasa,” imbuhnya.
Pada hari biasa, seperti telah dijelaskan sebelumnya seseorang tidak membutuhkan persyaratan khusus. Pengguna tes dianjurkan untuk tidak memakan sesuatu yang berbau khas, juga tidak merokok. Alasannya untuk meminimalisir kemungkinan hasil pembacaan GeNose positif palsu.
Jika nantinya ditemukan hasil tes positif pada calon penumpang, maka petugas kesehatan berwenang akan melakukan penanganan di ruang isolasi sementara. Penumpang tidak diperbolehkan naik kereta api dan biaya tiket akan dikembalikan penuh. Penumpang tersebut juga akan diarahkan agar melakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit.
Selain berkas pemeriksaan dengan hasil negatif, untuk dapat menggunakan kereta api pelanggan juga harus memenuhi syarat lainnya yakni memiliki suhu tubuh normal maksimal 37,3 derajat celcius. Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan di stasiun saat akan berangkat dan secara berkala sepanjang perjalanan.
Selama perjalanan, penumpang diwajibkan menggunakan Faceshield hingga di stasiun tujuan, serta diimbau untuk memakai baju lengan panjang. Demi mendukung pemerintah dalam pencegahan penularan COVID-19, kini setiap kereta api telah dilengkapi ruang isolasi sementara untuk digunakan sewaktu-waktu jika di perjalanan terdapat penumpang dengan suhu tubuh 37,3 atau lebih.
Lebih lanjut, Dian menyampaikan bahwa tes GeNose masih dalam proses validasi eksternal sebelum bisa digunakan secara massal dalam penanganan COVID-19 nasional. Validasi eksternal sendiri merupakan uji diagnostik yang dilakukan secara independen oleh tim peneliti lain.
Beberapa peneliti yang terlibat dalam validasi eksternal ini antara lain UI, Universitas Airlangga, dan Universitas Andalas.
“Nantinya, kalau dari validasi eksternal ini hasil akurasi konsisten kemungkinan besar GeNose direkomendasikan Kemenkes untuk perluasan pemakaian termasuk di puskesmas-puskesmas,” tegasnya.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat. Ikutilah syarat tes GeNose saat puasa yang telah dianjurkan demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Baca juga:
Berencana Buka Puasa Bersama? Simak Aturannya Berikut Ini
Sering Diburu Saat Ramadan, Ini 10 Fakta Kurma Ajwa
Sambut Puasa, 40 Ucapan Salam Ramadan Ini Bisa Dikirimkan untuk Keluarga dan Teman Tercinta
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.