Dunia perfilman memang sampai saat ini masih banyak dikuasai oleh sutradara laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sutradara perempuan Indonesia yang masih cukup minim.
Meskipun dari segi kuantitas kurang, tapi mereka mampu menoreh beragam prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Misalnya, Kamila Andini belum lama ini berhasil menorehkan prestasinya di kancah internasional dalam ajang Seoul National Drama Awards 2024 berkat serialnya, Gadis Kretek. Di ajang tersebut, Gadis Kretek meraih penghargaan Best Miniseries.
Selain itu, ada pula Mouly Surya yang beberapa waktu lalu film garapannya, Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak, diputar di beberapa festival film dunia, seperti Festival Film Cannes, New Zealand International Film Festival, dan Melbourne Film Festival.
Langsung saja, inilah beberapa sutradara perempuan Indonesia.
Artikel terkait: Alih Profesi, 8 Artis Ini Jajal Peruntungan Jadi Sutradara
Artis Perempuan Indonesia Berprestasi
1. Kamila Andini
Kamila Andini adalah salah satu sutradara perempuan Indonesia yang memiliki banyak prestasi.
Istri dari sutradara kenamaan Ifa Isfansyah ini sudah terjun di dunia perfilman sejak berusia 25 tahun.
Saat itu, ia menjadi sutradara dalam film The Mirror Never Lies yang berhasil memenangkan Piala Citra untuk Cerita Asli Terbaik.
Selain itu, dalam ajang tersebut ia juga mendapat penghargaan sebagai Sutradara Pendatang Baru Terbaik. Film pertamanya tersebut juga memenangkan berbagai penghargaan internasional, seperti Festival Film Internasional Tokyo, Festival Film Internasional Hong Kong, dan Festival Film Internasional Berlin.
Tak berhenti di situ, film keduanya Sekala Niskala, berhasil masuk nominasi Piala Citra di FFI 2017 dan dinominasikan di Festival Film Internasional Toronto, Festival Film Internasional Shanghai, dan Festival Film Internasional Berlin.
Tahun 2021, Kamila Andini lagi-lagi mengukir prestasi. Ia merilis film berjudul Yuni yang berhasil meraih penghargaan Platform Prize Toronto International Film Festival 2021.
Di 2024, serial garapannya yang berjudul Gadis Kretek berhasil meraih penghargaan kategori Best Miniseries di ajang Seoul Internasional Drama Awards 2024.
2. Mouly Surya
Sutradara perempuan Indonesia lain yang mengukir prestasi di kancah internasional adalah Mouly Surya.
Sejak debutnya di dunia perfilman, perempuan kelahiran 10 September 1980 ini memang sudah mencuri perhatian.
Pada tahun 2008, film pertamanya, Fiksi, berhasil memenangkan Piala Citra untuk Sutradara Terbaik. Saat itu, ia menjadi sutradara perempuan Indonesia pertama yang memenangkan Piala Citra dalam kategori tersebut.
Pada tahun 2013, Surya menulis dan menyutradarai film keduanya yang berjudul What They Don’t Talk About When They Talk About Love.
Pada bulan Januari, film ini membuat sejarah sebagai film Indonesia pertama yang bersaing di Festival Film Sundance.
Di dalam negeri, film ini dirilis pada Mei 2013. Film ini dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Ayushita sebagai peran utama.
Kemudian, pada tahun 2017, Surya merilis film ketiganya, Marlina Pembunuh di Empat Babak.
Sebelum tayang di Indonesia, film ini pertama kali diputar di berbagai festival film internasional, seperti Directors Fortnight Festival Film Cannes 2017.
Selain Festival Film Cannes, film yang dibintangi Marsha Timothy tersebut juga masuk dalam seleksi New Zealand International Film Festival, Melbourne Film Festival, serta Toronto International Film Festival.
Artikel terkait: Cinlok saat syuting, 7 artis ini memilih sutradara sebagai pendamping hidupnya
3. Nan Achnas
Pemilik nama lengkap Nan Triveni Achnas ini merupakan produser dan sutradara perempuan Indonesia.
Beberapa filmnya telah mendapatkan sambutan yang cukup meriah dari dalam dan luar negeri.
Bersama dengan Riri Riza, Mira Lesmana dan Rizal Mantovani membuat sebuah film yang berjudul Kuldesak pada tahun 1998.
Kemudian, pada tahun 2001 lalu, ia menggarap film Pasir Berbisik yang berhasil memborong penghargaan di berbagai Festival Film International, antara lain Rotterdam International Film Festival, Pusan International Film Festival, Seatle International Film festival, Deauville International Film festival – Prancis, Asian Pasific International Film Festival, dan lain-lain.
Tahun 2003, ia menggarap film Bendera yang memenangkan penghargaan di Tokyo International Film Festival.
Tahun 2007, filmnya yang berjudul The Photograph mendapatkan empat grant dari Fond Sud-Pemerintah Prancis, Goteborg International Film festival, Prince Claus Award-Belanda, dan Locarno International Film Festival.
4. Nia Dinata
Nia Dinata adalah seorang sutradara film Indonesia. Film-filmnya dikenal mengangkat topik kontroversial atau “berisiko” di Indonesia seperti homoseksualitas, pekerja migran, dan poligami.
Pada tahun 2001, ia menyutradarai film fitur pertamanya, Ca-bau-kan, setelah mendirikan rumah produksinya sendiri.
Film berikutnya yang disutradarainya, Arisan!, secara kritis diakui dan salah satu karyanya yang paling sukses.
Kemudian, film ketiganya, Berbagi Suami, juga disebut-sebut sebagai film yang cukup berhasil meskipun sempat memunculkan kontroversi.
Film ini dinobatkan sebagai film fitur terbaik dalam ajang Festival Film Internasional Hawaii tahun 2006.
Di dunia internasional, ia juga telah memenangkan pujian kritis dan disebut sebagai “pembuat film baru paling berbakat” di Indonesia pada tahun 2006.
Dua dari film yang ia sutradarai pernah diajukan ke Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.
Artikel terkait: Produksi film tersendat, Hanung Bramantyo tak sanggup bayar gaji karyawan
5. Pritagita Arianegara
Pritagita Arianegara adalah sutradara perempuan Indonesia yang juga berhasil menyita perhatian di dalam dan luar negeri.
Film pertamanya, Salawaku, yang dirilis pada tahun 2016 berhasil meraih penghargaan tiga piala Citra pada Festival Film Indonesia 2016.
Selain itu, film tersebut juga masuk dalam 10 Finalis Kategori Best Asian Future Award di Tokyo International Film Festival (TIFF).
Setelah itu, Prita dipercaya untuk menggarap beberapa film panjang lainnya, yakni film Surga di Bawah Langit yang syutingnya dilakukan di Bantar Gebang, Bekasi.
Kemudian, ada pula Surga yang Tak Dirindukan 3 yang rilis di salah satu platform streaming.
Demikian beberapa sutradara perempuan Indonesia yang mengukir prestasi di luar negeri dan dalam negeri.
Parents sudah nonton film-film mereka belum?
***
Baca juga:
5 Potret Istri Dimas Djay Hamil Anak Pertama, "Terlalu Senang Sampai Deg-degan!"
Pola Asuh Ernest Prakasa, "Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang"
11 Film Thriller Terbaik dan Terbaru, Ada 'A Quiet Place: Day One' yang Picu Adrenalin!