Apa yang dirasakan insan perfilman di masa pandemi? Ini cerita sutradara Hanung Bramantyo yang terpaksa menghentikan kegiatannya selama masa karantina.
Bagi perusahaan atau pemilik usaha, pandemi corona adalah rintangan yang cukup berat untuk dilalui. Banyak pengusaha yang mengeluhkan omsetnya menurun, produktivitas juga menurun, hingga tidak bisa menjalankan usahanya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terpaksa merumahkan karyawannya. Seperti yang dialami oleh produser dan sutradara Hanung Bramantyo.
Akibat corona, sutradara Hanung Bramantyo mengaku tidak sanggup membayar gaji karyawan
Foto: tangkapan layar Youtube/The Bramantyos
Dalam sebuah video bertajuk “Pillow Talk: Kami Kembali” yang diunggah kanal Youtube milik keluarga Hanung, The Bramantyos, dia mencurahkan kesedihannya atas dampak corona.
“Ya ini berat banget,” keluh Hanung. “Kemarin perusahaanku, PT Dapur Film baru kali ini kita berbicara dari hati ke hati kepada karyawan bahwa kita tidak sanggup untuk untuk membayar, untuk menggaji lagi.”
Dapur Film merupakan rumah produksi yang didirikan hanung Bramantyo pada 31 Desember 2003. Beberapa film yang pernah diproduksi Dapur Film antara lain “Get Married”, “Ayat-Ayat Cinta”, “Perempuan Berkalung Sorban” dan “Habibie Ainun”.
Hanung terpaksa membuat keputusan tersebut sebab perusahaannya sementara terhenti. Dia menyebutnya sebagai ‘unpaid employee’. Unpaid employee menurut Hanung adalah karyawan yang tidak dibayar tapi tetap masuk dalam kontrak sehingga bisa kembali bekerja kelak.
“Jadi karyawan yang tidak dibayar tapi masuk dalam kontrak. Jadi mereka diperbolehkan untuk bekerja pakai fasilitas kantor atau tidak di luar kantor. Tapi kalau kondisi sudah membaik bisa balik lagi,” jelasnya.
Hanung Bramantyo yang tengah ‘mengungsi’ di Yogyakarta bersama istri dan keempat anaknya itu juga menyampaikan keprihatinannya pada para pekerja harian yang tidak berpenghasilan. Oleh sebab itu dia dan Zaskia menggalang dana untuk mereka.
“Kita juga ngadain penggalangan dana. Aku lihat udah banyak banget yang konsen ke APD. jadi kita konsennya lebih kepada pekerja harian,” ujar Zaskia.
Selain sutradara Hanung Bramantyo, banyak pengusaha lain mengalami hal serupa, apa yang harus dilakukan pada karyawan?
Parents yang memiliki usaha, beban gaji mungkin merupakan pengeluaran operasional terbesar. Ini juga merupakan pengeluaran yang sangat tidak fleksibel, karena undang-undang mengharuskan pengusaha membayar karyawan tepat waktu.
Tetapi apa yang harus Parents lakukan jika, karena pandemi, tidak dapat membayar karyawan pada tanggal gajian berikutnya? Tips di bawah ini mungkin bisa membantu.
1. Jujur dan transparan pada karyawan
Sebaiknya perusahaan bersikap jujur dan transparan kepada karyawannya terkait kondisi yang dialaminya. Dengan begitu perusahan dapat merundingkan langkah apa yang terbaik bagi karyawan dan perusahaannya.
Komunikasikan dengan karyawan jika ada keterlambatan pembayaran gaji. Meskipun karyawan awalnya mungkin kecewa dengan berita pembayaran terlambat, lebih baik memberi mereka informasi lebih lanjut daripada mengejutkan mereka tanpa pemberitahuan.
Jelaskan kapan mereka akan dibayar, berterima kasih atas kesabaran mereka, dan yakinkan mereka bahwa Anda sedang mengerjakan langkah-langkah perbaikan untuk masa depan. Setelah bisnis Anda bangkit kembali, pertimbangkan untuk menawarkan bonus atau kenaikan gaji untuk menunjukkan penghargaan Anda.
2. Menentukan strategi bisnis
Perusahaan perlu memikirkan lagi strategi bisnisnya. Jika dengan strategi bisnis yang sedang dijalankan perusahaan masih dapat berjalan, maka sebaiknya pertahankan. Namun, jika tidak dapat bertahan perusahaan dapat menggunakan melakukan pivot dari core bisnis.
Pivot berarti mencari model bisnis yang lain, namun tetap berada dalam divisi yang sama dengan perusahaan. Bisa juga perusahan menjalankan keduanya secara bersama.
3. Mengarahkan karyawan dengan sesuai dengan kebutuhan saat ini
Setelah menentukan strategi bisnis perusahaan harus mengarahkan karyawannya agar strategi bisnisnya dapat berjalan dan sesuai kebutuhan. Jika Covid-19 terus mengganggu keuangan perusahaan, maka Anda mungkin harus mengurangi jam kerja karyawan atau membiarkan beberapa orang pergi.
Jika Anda tidak punya pilihan selain menutup bisnis atau menyatakan bangkrut, berkonsultasilah dengan seorang pengacara untuk menentukan arah terbaik ke depan. Apa pun yang Anda lakukan, cobalah memberikan gaji terakhir kepada karyawan untuk menghindari masalah hukum.
4. Untuk karyawan berstatus kontrak, jika berakhir tidak perlu diperpanjang
Jika perusahaan yang memiliki karyawan yang status kontraknya akan berakhir sebaiknya menunda perpanjangan lebih dahulu. Jika dirasa karyawan bekerja dengan baik dan perusahaan tidak ingin melepaskan karyawan, maka solusinya jadikan sebagai mitra, distributor, reseller atau freelancer.
5. Jika cash flow berdarah, maka lakukan negosiasi dengan karyawan melalui bipartite
Jika perusahan mengalami cash flow yang menyulitkan, maka perusahaan dapat melakukan negosiasi dengan karyawan melalui bipartite. Bipartite adalah perundingan antara pekerja atau serikat pekerja dengan perusahaan untuk menyelesaikan hubungan industrial.
Perusahan sebaiknya merundingkan kesepakatan baru tentang kondisi saat ini. Apakah harus PHK atau melakukan no work no pay seperti yang telah dilakukan oleh sutradara Hanung Bramantyo.
Sumber: Youtube/The Bramantyos, Smart Legal. Zenefits
Baca juga:
PHK Massal akibat corona, puluhan karyawan Ramayana Depok menangis histeris
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.