X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Pola Asuh Ernest Prakasa, "Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang"

Bacaan 5 menit

Aktor sekaligus Sutradara Ernest Prakasa telah memiliki dua anak dari pernikahannya dengan Meira Anastasia. Anak Ernest Prakasa yang pertama adalah perempuan dan diberi nama Sky Tierra Solana yang kini berusia 11 tahun. Anak kedua Ernest Prakasa berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Snow Auror Arashi. 

Anak Ernest Prakasa Diasuh dengan Tak Banyak Larangan

anak ernest prakasa

Foto: Instagram @meiraanastasia

Dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya (06/08), sutradara film Imperfect ini mengunggah sebuah screenshot percakapannya dengan sang anak. Dalan grup chat tersebut, anak pertamanya yang bernama Sky, mengaku bahwa dirinya menonton Youtube selain tayangan soal hewan. 

Sky meminta maaf karena tak menuruti omongan orangtuanya yang hanya membolehkan Sky menonton video di Youtube soal binatang, dan menonton video lain di Youtube selain hewan. Sky juga berjanji akan menonton video hewan saja sekarang. 

anak ernest prakasa

Foto: Instagram @ernestprakasa

Menanggapi pengakuan sang anak, Ernest dengan bijak memaklumi. Dan membolehkan anaknya menonton video selain hewan, asal tak berlebihan. Biar ada variasi dan tak bosan. 

Bersama dengan unggahan tersebut, pembuat film Milly dan Mamet ini menulis di kolom caption:

Pengakuan dosa di pagi hari 😂. Karna rumah lagi berantakan, anak-anak nginep dulu di rumah bokap gw. Sky (11) tiba-tiba kirim text gini, soalnya gw sama @meiranastasia bilang gapapa nonton yutub asal tentang hewan-hewan sesuai minatnya dia.

Artikel terkait: Begini cara melarang anak agar tidak berdampak buruk padanya

Anak Ernest Prakasa jadi Penurut karena Tak Terlalu Banyak Dilarang

anak ernest prakasa Foto: Instagram @ernestprakasa

Lebih lanjut, pemain film Cek Toko Sebelah ini juga membagikan pengalamannya dalam hal pengasuhan anak. Ernest mengatakan, memiliki anak yang patuh pada aturan orangtua kuncinya adalah jangan terlalu banyak dilarang. 

Kalau dari pengalaman kami, punya anak yang nurut peraturan itu kuncinya adalah jangan terlalu banyak dilarang. Jika kebanyakan dilarang, maka mati rasa. Kalau larangan atau peraturan adalah sesuatu yang langka, sekalinya muncul, kepatuhannya juga extra. Tapi itu kalo gw sih. Kalo lo gimana, ada taktik tertentu biar anak lebih nurut? 

Ernest juga menambahkan bahwa dirinya belum mengijinkan Sky untuk punya simcard walaupun sudah punya ponsel. Sehingga cara mereka berkomunikasi adalah melalui aplikasi hangout. 

PS: Kami punya grup Hangout karna dia udah punya hape tapi belum gw bolehin pake simcard.

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Pola Asuh pada Anak Ernest Prakasa

anak ernest prakasa

Foto: Instagram @ernestprakasa

Sebagai ayah dari dua orang anak, Ernest menyadari bahwa masa kecil sang buah hati sangatlah penting dalam proses pembentukan kepribadiannya kelak ketika dewasa nanti. 

Karena itulah, dia tak banyak memberikan larangan pada anak, agar sang buah hati bisa bebas berekspresi, namun tetap masih dalam batasan yang wajar. Anak juga jadi belajar bertanggung jawab atas kesalahannya dan tak ragu untuk meminta maaf. 

Apa yang dilakukan Ernest sepatutnya kita contoh ya, Parents. Membuat anak menjadi penurut dan patuh pada orangtua tidak bisa dengan cara banyak melarangnya, namun dengan memberikan kebebasan yang masih dalam batas wajar. 

Artikel terkait: Sering melarang anak membuatnya bodoh? Ini penjelasan psikolog!

Dampak Buruk pada Psikologi Anak Jika Terlalu Sering Dilarang 

Pola Asuh Ernest Prakasa, Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang

 

Melansir dari laman dosenpsikologi.com, berikut adalah hal-hal negatif yang bisa terjadi jika Parents terlalu sering melarang anak. 

1. Timbul sifat penakut 

Terlalu sering dilarang membuat anak tidak bebas berekspresi, sehingga iapun akan tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan takut memulai sesuatu hal  yang baru. 

2. Anak menjadi Pemalas

Kebanyakan mendapat larangan, membuat anak menumbuhkan sifat malas. Kadang, orangtua tak mau meminta bantuan anak mengurus rumah karena takut si anak merusak barang atau pekerjaannya tidak sempurna. Akibatnya, anak tumbuh menjadi pribadi yang malas mengerjakan tugas rumah sendiri, karena merasa tak dipercaya melakukan apapun. 

Pola Asuh Ernest Prakasa, Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang

3. Tidak Adanya Kepercayaan Diri

Jika anak terlalu banyak dikekang dalam banyak hal, dia akan kehilangan kepercayaan dirinya. Mereka merasa minder dengan kemampuannya sendiri, bahkan cenderung merasa tak bisa apa-apa karena orangtua tak pernah membiarkannya mencoba melakukan apapun yang menurutnya menarik. 

4. Terlalu Bergantung pada Orangtua dan Tak Bisa Menyelesaikan Masalah Sendiri

Orangtua yang memiliki sifat overprotektif, membuat anak menjadi terlalu bergantung pada orangtua dan tak mampu menghadapi masalahnya sendiri. Psikolog hubungan orangtua dan anak dari Amerika, Lauren Feiden, mengatakan bahwa overprotective parenting membuat anak tidak mampu menyelesaikan masalah apapun, dan selalu mengandalkan orangtua ketika mengalami masalah dalam hidupnya. 

Cerita mitra kami
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca

5. Anak tumbuh Menjadi Pembohong

Pola Asuh Ernest Prakasa, Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang

Terlalu banyak larangan pada akhirnya anak menjadi belajar untuk berbohong pada orangtua, saat dirinya melakukan sesuatu yang dilarang namun menyenangkan baginya, maka ia terpaksa berbohong agar tak dimarahi atau mendapat hukuman. 

Banyaknya larangan akan membuat anak merasa terkekang, hingga ia mencari celah untuk bebas, kemudian berbohong demi bisa lolos dari kekangan tersebut. 

6. Anak Menjadi Gampang Stres dan Cemas

Pola asuh orangtua yang dengan pengawasan berlebihan terhadap prestasi akademis dan non akademis anak, akan membuat sang anak menjadi tertekan. Dia akan menghadapi espektasi tinggi dari orangtua yang membuat dirinya merasakan tekanan psikologis hebat. 

Akibatnya, anak menjadi cemas, takut membuat kesalahan yang akan membuatnya melakukan kesalahan dan dimarahi orangtua. Bahkan, anak yang cerdas sekalipun bisa menurun prestasinya saat orangtua terlalu menekannya untuk mendapatkannya nilai paling tinggi. 

7. Anak akan Membangkang pada Orangtua

Pola Asuh Ernest Prakasa, Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang

Setiap manusia memiliki titik jenuh, begitu juga dengan seorang anak. Ketika tak mampu lagi bertahan dengan tekanan dan larangan dari orangtua, bisa jadi suatu saat ia akan menjadi pembangkang, terutama ketika ia telah mencicipi apa itu kebebasan. Hubungan dengan orangtua menjadi renggang, anak tak lagi punya rasa hormat pada orangtuanya. 

Tentu Parents tak mau hal ini terjadi kan?

***

Itulah informasi mengenai anak Ernest Prakasa yang penurut karena dididik dengan tak banyak larangan. Semoga pola asuh suami Meira Anastasia ini bisa kita contoh ya, Parents. 

 
 

Baca juga: 

Begini cara melarang anak agar tidak berdampak buruk padanya

Meira Anastasia: "Seks Bukan Hanya Dilakukan, Tapi juga Dikomunikasikan"

Ernest Prakasa: "Pengantin baru tak perlu buru-buru punya anak"

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Hiburan
  • /
  • Pola Asuh Ernest Prakasa, "Anak Jadi Patuh karena Tidak Banyak Dilarang"
Bagikan:
  • 7 Perjalanan Karier Kim Seon Ho, Dari Panggung Teater hingga Jadi Aktor Sukses

    7 Perjalanan Karier Kim Seon Ho, Dari Panggung Teater hingga Jadi Aktor Sukses

  • 6 Artis India Ini Pindah Agama Demi Bisa Menikahi Kekasihnya, Siapa Saja?

    6 Artis India Ini Pindah Agama Demi Bisa Menikahi Kekasihnya, Siapa Saja?

  • Ulang Tahun ke-40, Ini Laki-Laki yang Kabarnya Jadi Pacar Baru BCL

    Ulang Tahun ke-40, Ini Laki-Laki yang Kabarnya Jadi Pacar Baru BCL

  • 7 Perjalanan Karier Kim Seon Ho, Dari Panggung Teater hingga Jadi Aktor Sukses

    7 Perjalanan Karier Kim Seon Ho, Dari Panggung Teater hingga Jadi Aktor Sukses

  • 6 Artis India Ini Pindah Agama Demi Bisa Menikahi Kekasihnya, Siapa Saja?

    6 Artis India Ini Pindah Agama Demi Bisa Menikahi Kekasihnya, Siapa Saja?

  • Ulang Tahun ke-40, Ini Laki-Laki yang Kabarnya Jadi Pacar Baru BCL

    Ulang Tahun ke-40, Ini Laki-Laki yang Kabarnya Jadi Pacar Baru BCL

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.