Saat Idul Fitri tiba, mayoritas keluarga di Indonesia melakukan sungkem. Tradisi ini dilakukan untuk meminta maaf dari yang muda kepada yang tua.
Momen lebaran juga kerap dimanfaatkan untuk saling berkumpul dan bercengkrama. Kegiatan sungkmen menjadi salah satu puncaknya untuk menggambarkan bukti cinta dari anak kepada kedua orangtua.
Sungkeman biasanya juga sesuai dengan adat istiadat yang ada. Tiap keluarga bisa memiliki tradisinya masing-masing. Namun, pada intinya seseorang yang lebih muda akan melakukan penghormatan dan meminta maaf kepada orang yang lebih tua.
Lalu, bagaimana pandangan Islam melihat hal ini?
Sungkem Saat Hari Raya Idul Fitri Menurut Pandangan Islam
Menilik sejarahnya, sungkeman berasal dari budaya Jawa. Tujuan dilakukannya saat Idul Fitri ialah untuk menghormati dan memohon maaf atau biasa juga disebut “nyuwun ngapura”. Istilah “ngapura” ini berasal dari bahasa Arab “ghafura” yang artinya tempat pengampunan.
Untuk melihatnya dalam perspektif Islam, kita bisa meninjau dari sudut pandang tradisi maupun hukum asal. Dilihat dari hukum asalnya, sungkeman sama sekali tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Sungkeman biasanya dimulai dengan posisi orang yang lebih muda berjongkok sambil mencium tangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memuliakan orangtua.
Dalam praktiknya, syariat tidak pernah melarang praktik tersebut. Hal itu menurut para ulama diperbolehkan asalkan tidak dilakukan dengan gerakan yang menyerupai takzim atau sujud maupun rukuk kepada Allah SWT.
Lalu, terkait dengan mencium tangan orangtua, Islam pun tidak melarangnya. Di sisi lain, Imam Al-Nawawi pernah mengungkapkan hal berikut ini.
“Tidak makruh mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan, dan faktor usia yang lebih tua.” (al-Imam al-Nawawi, Raudlah al-Thalibin, juz 10, halaman 233).
Artikel Terkait: Lebaran Sebentar Lagi, Coba 8 Resep Kue Unik untuk Suguhan di Hari Raya
Sungkeman Termasuk Etika yang Baik
Saat seseorang berusaha untuk berbuat baik dan menghormati orang yang lebih tua, Islam sangat menganjurkannya. Hal tersebut menjadi bagian dari etika yang baik pada sesama.
Ketika ditanya mengenai maksud dari etika yang baik, Sayyidina Ali RA pernah mengungkapkan pendapatnya.
هو موافقة الناس في كل شيئ ما عدا المعاصي
“Beretika yang baik adalah mengikuti tradisi dalam segala hal selama bukan kemaksiatan.” (Syekh Nawawi al-Bantani, Syarh Sullam al-Taufiq, halaman 61)
Di sisi lain, Imam Al-Ghazali juga pernah mengungkapkan pentingnya etika yang tak bertentangan dengan syariat.
وحسن الخلق مع الناس ألا تحمل الناس على مراد نفسك، بل تحمل نفسك على مرادهم ما لم يخالفوا الشرع
“Beretika yang baik dengan manusia adalah engkau tidak menuntut mereka sesuai kehendakmu, namun hendaknya engkau menyesuaikan dirimu sesuai kehendak mereka selama tidak bertentangan dengan syari’at.” (Imam al-Ghazali, Ayyuhal Walad, halaman 12).
Dengan kata lain, sungkeman sama sekali tak diharamkan. Kegiatan ini diperbolehkan karena menjadi ekspresi rasa sayang, cinta, hormat, dan etika yang baik pada orang yang lebih tua.
Artikel Terkait: 13 Ide Hadiah Lebaran untuk Keluarga dan Sahabat, Sederhana tapi Berkesan!
Sungkem sebagai Budaya Islam dan Jawa
Tidak ada sejarah yang benar-benar secara pasti mengungkapkan mengenai awal mula tradisi sungkem ini. Namun, tradisi ini bisa dikatakan akulturasi atau percampuran budaya Jawa dengan agama Islam yang banyak dilakukan para pemuka agama.
Akulturasi bisa terjadi karena adanya keinginan dari para ulama untuk menjalankannya bersama-sama. Para ulama ingin tujuan akhir menjalankan ibadah selama Ramadan ini bisa tercapai. Memaafkan menjadi budaya yang diharapkan bisa dilestarikan di tengah-tengah masyarkat Indonesia.
Hal ini diharapkan juga sebagai salah satu bentuk penggugur dosa. Sebab, dosa kepada sesama manusia hanya bisa selesai ketika orang lain sudah memaafkan.
Semakin meluaskan ajaran agama Islam di Indonesia, tradisi ini pun menjadi satu budaya baru yang berkembang di tatanan kehidupan dan masyarakat. Khususnya saat Hari Raya, beberapa keluarga bahkan menyakralkan budaya ini.
Artikel Terkait: Lebaran di rumah aja? Ini 7 model baju hari raya terbaik untuk Bunda
Itulah pandangan Islam dan budaya mengenai tradisi sungkem di Indonesia. Apakah Parents dan keluarga termasuk yang selalu mengikuti tradisi tersebut saat Hari Raya tiba?
****
Baca Juga:
Larangan Mudik Lebaran 2021, Denda 100 Juta Bagi yang Melanggar
6 Pertanyaan Khas Lebaran dan Cara Terbaik Menjawabnya, Yuk Simak di Sini!
20 Inspirasi Ucapan Lebaran Idulfitri 2024 untuk Keluarga dan Kerabat, Cek Yuk!