Catat! Ternyata Ini Waktu yang Tepat untuk Sunat pada Bayi Laki-laki
Waktu yang tepat bagi bayi laki-laki untuk melakukan sunat adalah ketika masih berusia 7-14 hari.
Sampai saat ini masih banyak orangtua yang bertanya-tanya, sunat bayi lelaki kapan waktu yang tepat? Apakah sejak masih bayi, atau menunggu anak sudah beranjak besar?
Sunat memiliki banyak manfaat di antaranya mengurangi risiko Penyakit Menular Seksual (PMS), Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan masih banyak lagi. Nah, tak ada salahnya bagi Anda untuk mulai mempertimbangkan sunat bayi lelaki karena manfaat yang begitu banyak. Ketahui perawatan apa saja yang perlu dipersiapkan sesudah sunat pada bayi berikut ini.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Sunat Bayi Lelaki?
Parents, pernahkah Anda memiliki keinginan untuk menyunat bayi laki-laki Anda sejak dini? Dokter Spesialis Bedah Anak dari Omni Hospital Alam Sutera, dr. Yohanes Arif Eko Nuryanto Sp. BA mengatakan kalau sunat dini pada bayi ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Di antaranya mampu mengurangi risiko PMS, ISK, infeksi pada kulup, fimosis, dan juga kanker penis.
Dalam dunia medis, sunat dikenal juga dengan istilah sirkumsisi. Selain bermanfaat mengurangi risiko beragam penyakit, bayi laki-laki yang sudah disunat juga lebih tahan terhadap penyakit seperti HIV. Kebersihan penis juga lebih terjaga sehingga tak mudah terkena infeksi seperti pada anak yang belum disunat.
Nah, kini yang menjadi pertanyaan adalah kapan waktu yang tepat untuk menyunat bayi laki-laki?
Menurut Integral Medical Center di London, Inggris, waktu yang tepat bagi bayi laki-laki untuk melakukan sunat adalah ketika masih berusia 7-14 hari. Pasalnya, darah yang keluar saat proses sunat pada periode ini masih sangat sedikit. Selain itu, pembentukan sel-sel dan jaringan juga sedang pesat-pesatnya. Anak juga tidak akan mengalami trauma rasa sakit karena masih bayi.
Dokter Spesialis Bedah Anak dari Omni Hospital Alam Sutera, dr. Yohanes Arif Eko Nuryanto Sp. BA juga membenarkan jika di negara-negara maju, sunat pada saat anak masih bayi sudah sering dilakukan.
“Di beberapa negara-negara maju seperti Amerika, prosedur sunat pada saat bayi baru lahir itu sudah sering dilakukan. Jadi begitu bayi lahir langsung dilakukan sunat. Berbeda dengan negara-negara di Asia, sunat dilakukan ketika usia sudah lebih besar,” terangnya kepada theAsianparent Indonesia.
dr. Yohanes pun mengatakan sebenarnya sunat pada anak memang dilakukan sejak dini. “Banyak keuntungan jika sunat dilakukan sejak dini, salah satunya untuk mencegah anak ISK. Tanpa disadari jika anak ISK, membuat anak berisiko mengalami gangguan pola makan sehingga mengganggu tumbuh kembangnya. Lagi pula, semakin dini usia anak disunat, perawatannya pun makin mudah.”
Namun, dr. Yohanes juga tidak menampik bahwa di Indonesia masih ada budaya atau kebiasaan yang melakukan sunat ketika anak sudah besar. “Memang sunat ini tidak ada batas usia, ada batas maksimal anak untuk disunat. Ya, kalau di beberapa daerah memang sudah cukup besar. Tapi, kalau ada anak yang sudah minta disunat, ya, sunat saja. Anak sebenarnya juga punya hak untuk memutuskan kapan ia akan disunat,” paparnya lagi.
Artikel terkait: Dokter: Sunat sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia 40 hari
4 Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Melakukan Sunat Bayi Lelaki
Setelah bayi laki-laki Anda disunat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar jahitannya segera kering dan tidak menimbulkan infeksi. Ada juga mitos mengenai pantangan tertentu yang harus dilakukan agar luka jahitan bisa segera sembuh. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal tersebut.
1. Menjaga Penis Tetap Bersih
Jika bayi Anda sudah disunat, maka hal terpenting yang harus diperhatikan adalah terkait kebersihan penisnya. Rajin-rajinlah untuk mengganti popok bayi. Selain itu, saat mengganti popok bayi, pastikan area selangkangan, penis, dan bokong sudah bersih dari kotoran. Anda bisa membersihkannya dengan lap atau menggunakan sabun dan air hangat.
Jangan lupa juga untuk selalu memastikan area tersebut sudah dalam keadaan kering. Gunakan handuk yang lembut untuk menjaga kulit di area tersebut terkena infeksi mengingat kulit bayi masih sangat sensitif.
Artikel terkait: Sunat pada bayi, apakah bayi merasakan sakit yang sama?
2. Melindungi Penis
Biasanya, setelah sunat, dokter akan membalut luka jahitan pada penis bayi dan balutan tersebut akan copot setiap kali bayi pipis. Nah, beberapa dokter ada yang menyarankan untuk membalutnya kembali namun ada juga yang tidak. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter yang menangani sunat pada anak Anda.
Apabila diminta untuk membalut kembali, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengoleskan petroleum jelly di ujung penis bayi sebelum penis dibalut kembali dengan kasa steril. Tujuannya adalah agar kasa tidak melekat pada kulit.
Namun, jika dokter mengatakan tidak, maka cukup mengoleskan petroleum jelly atau salep antibiotik setiap kali mengganti popok. Tujuannya untuk mencegah iritasi yang disebabkan karena gesekan antara penis dan popok.
Artikel terkait: Sunat pada bayi perempuan, haruskah dilakukan? Ini penjelasan dokter
3. Memberi Obat Pereda Nyeri
Dalam beberapa kasus, sunat akan menyebabkan rasa nyeri pada bayi Anda. Cara mengetahuinya bisa dilihat dari apakah anak menangis, tidak mau makan, dan tidak mau tidur. Jika iya, maka Anda mungkin perlu memberikan obat pereda rasa nyeri. Dokter biasanya akan membekali Anda dengan obat anti nyeri yang bisa diminum sesuai dosis.
4. Pakai Baju dan Celana dengan Ukuran Lebih Besar
Pakaikan baju dan celana dengan ukuran lebih besar hingga luka jahitan mengering. Hal ini berguna untuk mengurangi gesekan yang bisa terjadi pada bayi Anda. Selain itu, hal ini juga berfungsi agar sirkulasi udara dan darah ke area penis lebih lancar sehingga luka jahitannya cepat sembuh.
Nah, Parents, itulah sekilas info tentang sunat bayi lelaki. Semoga informasi di atas bisa membantu Parents yang hendak merencanakan sunat pada si kecil ya.
Baca juga:
Kapan Sebaiknya Sunat atau Khitan Pada Anak Laki-laki Dilakukan?