Mengulik hal-hal unik dari berbagai belahan dunia kerap mendatangkan keseruan tersendiri. Banyak hal baru yang bisa kita pelajari seperti budaya, suku bangsa, bahasa hingga makanan khasnya. Nah, dalam artikel kali ini, theAsianparents akan mengulas lebih jauh tentang suku Aborigin yang mendiami benua Australia.
Parents dan si kecil mungkin saja tak banyak tahu tentang suku asli Negeri Kanguru ini. Namun, apakah suku Aborigin sama halnya suku pedalaman di Indonesia? Langsung saja, yuk, simak ulasan sampai akhir!
5 Fakta Suku Aborigin
1. Suku Asli Australia yang Suka Berburu
Suku aborigin merupakan suku yang pertama kali mendiami benua Australia, wilayah Tasmania dan Kepulauan Welat Torres. Nama Aborigin sendiri diambil dari bahasa Latin yakni “Aborigine” yang berarti “awal”.
Semenjak bangsa Eropa berhasil menduduki wilayah benua Australia, keberadaan suku ini mulai tergusur oleh adanya bangsa asing. Suku Aborigin memiliki kebiasaan mencari ikan dan berburu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hewan buruan mereka berupa hewan-hewan liar seperti kanguru, tasmanian devil, hingga wombat.
Suku Aborigin berburu menggunakan tombak dan bumerang. Daging hewan buruan dikonsumsi dan kulit hewan digunakan sebagai baju yang berfungsi menghangatkan badan saat musim dingin. Sementara pada saat menangkap ikan, mereka biasa menggunakan jaring dan tombak.
Suku dari benua Australia ini hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Tak heran jika ada yang menyebutnya sebagai suku pengelana. Mereka biasanya membangun rumah dari ranting-ranting pepohonan dan dedaunan kering.
Lantaran tak bermukim di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama, mereka hanya membuat rumah sederhana. Hanya untuk untuk tempat berteduh dan melepas lelah.
Artikel terkait: 6 Fakta Unik Suku Mante yang Misterius di Hutan Aceh, Benarkah Mereka Masih Ada?
2. Sejarah Suku Aborigin yang Tersingkir dari Wilayahnya Sendiri
Diperkirakan oleh para peneliti sekitar 40.000-70.000 tahun lalu, nenek moyang suku bangsa Aborigin sudah sampai ke Australia dari arah utara (Asia Tenggara dan Indonesia). Sebelum kedatangan bangsa kolonial ke benua Australia, mereka sudah menempati hampir seluruh wilayah Australia.
Saat itu, jumlah penduduk Aborigin mencapai 30.000 jiwa. Namun, ketika itu suku tersebut memiliki budaya yang berbeda-beda dan terbagi menjadi beberapa golongan seperti Aborigin Koorie yang menghuni wilayah Sidney, Aborigin Yolngu di pesisir utara Australia dan, Aborigin Larrakeyah yang ada di wilayah Darwin.
Suku Aborigin hidup terisolasi di dalam Benua Australia hingga pada tahun 1700-an mereka mulai bersinggungan dengan bangsa Barat. Pada awal kemunculan bangsa Barat, suku ini merasa bingung dengan orang-orang berkulit pucat dan berpenampilan lebih maju dari cara mereka berpakaian. Setelah Barat menduduki Australia, suku Aborigin memilih menjauh dari pemukiman orang Inggris kala itu.
3. Jumlah Suku Aborigin Saat Ini
Keterasingan suku ini di benua Australia semakin terlihat setelah ditemukannya emas di benua tersebut. Bangsa Barat mengusir dan merampas tanah serta suku Aborigin. Tak sedikit pula penduduknya yang dibunuh.
Sementara ratusan jiwa yang tersisa terusir ke wilayah gersang nan tandus. Akibatnya, mereka terkena wabah dan kelaparan yang berujung pada kematian. Ditambah lagi adanya perang antar golongan suku yang membuat jumlah mereka semakin sedikit.
Saat ini diperkirakan jumlah penduduk suku tersebut hanya tinggal 144.000 jiwa. Ini sudah termasuk dengan suku asli Aborigin yang jumlahnya hanya 50.000, sisanya sudah tercampur dengan ras lainnya.
Artikel terkait: Kehidupan Masyarakat Suku Asmat, Perempuan yang Jadi Tulang Punggung Keluarga
4. Memiliki Kemiripan dengan Orang Papua
Melansir dari situs Pinterpandai, suku ini memiliki kemiripan dengan orang Papua dengan kulit yang gelap. Ini karena sekitar 50.000 tahun lalu, orang-orang Papua menjelajah hingga ke benua Australia dan menetap di sana.
Seiring berjalannya waktu, fisik mereka mengalami berbagai perubahan. Mayoritas mereka lebih pendek dibandingkan dengan orang-orang Papua. Selain tubuh yang pendek, suku ini juga memiliki tipe rambut keriting dan sebagian berwarna kemerahan.
Melansir BBC Indonesia, tahun 2013 yang ada penelitian tentang perbandingan DNA suku Aborigin dengan orang Papua dan India. Studi ini memberikan hasil bahwa para imigran yang menginjakkan kaki di Australia terisolasi dalam waktu yang lama sampai bangsa Eropa menyusul ke benua tersebut di tahun 1800-an.
Studi tersebut juga membandingkan kekerabatan antara gen Papua dan gen India. Ditemukan juga adanya hubungan genetik pada gen Papua dan gen Aborigin yang diperkirakan tiba 45.000 tahun lalu. Ketika itu, wilayah Australia dan Papua masih menyatu membentuk sahul. Ini berarti, suku Aborigin masih berkerabat dengan bangsa Indonesia.
Artikel terkait: Ayah Menyusui Bayi? Hanya Ada dalam Budaya Suku Aka di Republik Kongo
5. Berjiwa Seni Tinggi
Siapa sangka, orang Aborigin ternyata berjiwa seni yang tinggi. Ini dibuktikan dengan banyaknya lukisan di dinding gua yang ditemukan. Selain itu, suku ini juga jago memahat. Jika ingin mengetahui keseluruhan karya seni khas Aborigin, Parents dapat mengunjunginya di museum seni Aborigin di Australia.
Tak berbeda dengan suku pedalaman yang ada di Indonesia, suku bangsa Aborigin masih menganut kepercayaan pada roh agung. Dalam kepercayaannya, roh agung akan memberikan bimbingan dan petunjuk untuk menjalani kehidupan ini. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai mengenal agama Kristen dan saat ini mayoritas memeluk agama tersebut.
Sayangnya, bangsa Aborigin kini merasa tersisih dan terasing dari negaranya sendiri. Hal ini ditengarai karena kehadiran bangsa kulit putih. Suku ini juga kerap dipandang sebagai suku yang terbelakang di Australia.
****
Nah, itulah ulasan tentang suku Aborigin beserta sejarah dan asal usulnya. Meskipun suku tersebut saat ini jumlahnya semakin sedikit dan terasing, tetapi mereka masih dapat bertahan dan berkembang di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
Baca juga:
5 Fakta Anak-anak Suku Baduy Terkait Pendidikan di Lingkungan Adat
Ayah Menyusui Bayi? Hanya Ada dalam Budaya Suku Aka di Republik Kongo
Ayah Menyusui Bayi? Hanya Ada dalam Budaya Suku Aka di Republik Kongo