Banyak orangtua yang hingga kini meyakini, anak-anak mereka terlalu bersemangat setelah mengonsumsi gula. Kondisi ini sering juga disebut sugar rush. Namun, benarkah pemicunya adalah gula? Apakah fenomena sugar rush memang benar-benar ada? Simak penjelasannya berikut ini!
Mengapa Ada Anggapan Anak Aktif karena Kelebihan Gula?
Pernahkah Anda mendengar seseorang mengeluhkan perilaku anak yang terlalu aktif karena terlalu banyak mengonsumsi gula? Makanan dan minuman yang manis-manis sering dikambinghitamkan ketika kita melihat anak-anak yang punya kecenderungan bersikap hiperaktif. Fenomena ini juga dikenal dengan sebutan sugar rush.
Anggapan ini bermula ketika anak menjadi bersemangat setelah mengonsumsi makanan dan minuman manis seperti kue, permen, atau es krim. Orangtua kemudian beranggapan bahwa hal itu disebabkan oleh efek gula yang berlebihan dalam tubuh. Padahal, tidak demikian.
Gula adalah salah satu sumber karbohidrat. Setelah mengonsumsi gula, tubuh akan mendapatkan energi. Inilah yang menyebabkan anak lebih aktif. Selain itu, saat bermain, anak-anak memang cenderung lebih bersemangat karena bermain termasuk proses dalam tumbuh kembang si kecil.
Artikel terkait: Seperti Halnya Alkohol, Asupan Gula Berlebih Bisa Rusak Otak Anak
Lalu, bagaimana dengan anggapan kelebihan gula memicu kondisi hiperaktif?
Hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi kejiwaan di mana seseorang seperti tak bisa diam, impulsif, sulit fokus, dan terus bergerak. Kondisi ini biasanya disebabkan karena kelainan genetik. Bisa juga disebabkan karena alkohol, zat beracun, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu ketika hamil.
Jadi, bukan karena kelebihan gula sehingga jadi hiperaktif, ya, Parents. Anggapan ini sama sekali tidak benar. Efek sugar rush akan dijelaskan lebih jauh pada tulisan di bawah ini.
Sugar Rush Hanya Mitos, Ketahui Faktanya Berikut Ini
Belakangan, sejumlah peneliti mengungkapkan fakta di balik fenomena sugar rush. Penelitian ini dilakukan untuk membedah apakah benar konsumsi gula yang berlebihan bisa memicu perilaku hiperaktif.
Faktanya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Neuroscience & Biobehavioral Reviews” menyebut bahwa tak ada kaitan antara konsumsi gula yang berlebih dengan perilaku hiperaktif. Para peneliti menganalisis 31 studi dan 1.259 partisipan guna melihat hubungan antara konsumsi karbohidrat dan pengaruh suasana hati.
Artikel terkait: Bahaya Banget! Ini 10 Akibat Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula
Hasilnya, konsumsi karbohidrat yang berlebihan justru menyebabkan seseorang lebih mudah merasa lelah dan menurunkan kesadaran selama 1 jam pertama setelah dikonsumsi. Konsumsi karbohidrat berlebih justru bisa menyebabkan obesitas. Penelitian ini pun mematahkan mitos mengenai efek sugar rush.
Para peneliti pun berharap agar penelitian ini bisa menjadi landasan bagi masyarakat untuk tidak lagi mengasosiasikan kelebihan gula sebagai penyebab hiperaktif. Sebab, konsumsi gula berlebih tidak menyebabkan sugar rush, melainkan sejumlah penyakit seperti obesitas hingga diabetes.
Membatasi konsumsi gula sedini mungkin akan membantu anak hidup lebih sehat. Alih-alih mengonsumsi gula lewat makanan dan minuman manis, Parents bisa menggantinya dengan gula alami yang bisa diperoleh dari buah-buahan.
Bukan Sugar Rush, Ini Bahaya Kelebihan Gula yang Sebenarnya
Meski sugar rush terbukti hanya mitos belaka, tetapi konsumsi gula yang berlebihan bukan berarti aman bagi tubuh. Bagaimanapun, segala hal yang berlebihan memang tidak baik, begitu juga dengan kadar gula dalam tubuh.
Kebiasaan makan dan minum yang manis-manis dalam jumlah yang besar dapat memicu sejumlah penyakit serius seperti diabetes, obesitas, gigi berlubang, tekanan darah tinggi, asam urat, kolesterol tinggi, hingga memicu depresi.
Artikel terkait: Kenali Ciri-ciri Anak Mengalami Gangguan Sensorik Berikut Ini!
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengawasi konsumsi gula pada anak-anak. Normalnya, asupan gula per hari adalah 25 gram atau sekitar 6 sendok teh. Ini sudah termasuk gula dalam minuman atau makanan, ya. Jadi, bukan hanya gula pasir saja.
Sekarang ini, sangat mudah menjumpai makanan dan minuman manis seperti donat, boba, soda, dan lain sebagainya. Rasanya memang enak, tapi jangan lupakan efek buruknya dalam jangka panjang. Apabila anak Anda mengalami ketergantungan pada makanan dan minuman manis, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mencari solusi terbaik.
Nah, Parents, demikian informasi mengenai mitos efek sugar rush. Jadi, tidak terbukti, ya, kalau kelebihan gula memicu perilaku hiperaktif. Yuk lebih mawas diri lagi dengan mitos-mitos di sekitar kita. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Sama Manisnya, Ini 14 Pengganti Gula yang Lebih Sehat Bagi Tubuh Anda!
Suka yang Manis-manis? Waspadai Bahaya Konsumsi Gula Berlebih