Antara kasihan dan ingin tersenyum, itulah yang dirasakan netizen ketika mengetahui nasib Asep Yaya, bocah laki-laki berusia 9 tahun di Jawa Barat yang tidak sengaja menelan peluit saat bermain. Gara-gara itu, saat bernapas ia bisa mengeluarkan suara terompet. Bagaimana ceritanya ia bisa jadi begini?
Menelan peluit saat bermain, bocah ini mengeluarkan bunyi peluit/suara terompet saat bernapas
Asep Yaya tinggal di Kampung Cimalang RT 1 RW 5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat, Jawa Barat. Seperti bocah seumurannya, ia suka bermain bersama saudara dan teman-temannya.
Menurut Subandi (54), ayah Asep, pada 14 Oktober 2018 atau dua bulan lalu Asep bermain di rumah bibinya bersama anak sang bibi.
Tanpa diduga, pulang-pulang, Asep melapor kepada orang tuanya bahwa ia tak sengaja menelan sebuah peluit saat bermain. Pengakuan itu dibenarkan oleh bibi Asep.
Khawatir akan berpengaruh pada keselamatan anaknya, Subandi membawa Asep ke puskesmas Saguling. Namun, puskesmas angkat tangan dan merujuk ke rumah sakit.
Saran itu untuk sementara waktu tidak dilakukan Subandi karena tidak punya BPJS dan tidak ada biaya. Ia lalu membawa anaknya ke orang pintar di kampung. Tentu saja hasilnya nihil.
Setelah mengurus BPJS, Subandi barulah membawa Asep ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyan di Bandung. RS itu kemudian menyarankan Asep dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung, pada spesialis anak dan spesialis THT.
Lagi-lagi Subandi tidak melakukannya karena takut tak ada ongkos. “Dari mana uangnya?” kata Subandi kepada Detik. Ia sehari-hari pekerja sebagai penangkap ikan di Waduk Saguling.
Subandi belum membawa Asep ke RS Hasan Sadikin dengan alasan jarak yang jauh dan tak ada biaya. Ia sempat melaporkan kasus ini ke kepala desa.
Oleh kepala desa ia diberi uang Rp200 ribu. Namun, ujar Subandi, uang tersebut untuk menyewa mobil saja tidak cukup.
Mengeluarkan suara terompet, Asep jadi bolos sekolah karena diolok-olok teman
Asep Yaya kini duduk di kelas 5 SDN Jalupang Girimukti. Walau ia masih beraktivitas, “kemampuannya” mengeluarkan suara terompet membuatnya sering bolos. Sebab, ia kini jadi sasaran olok-olok temannya.
“Anak saya sekolah jadinya hanya satu atau dua kali dalam seminggu karena dia minder,” kata Subandi kepada Tribun Jabar.
Kata Subandi, karena peluit yang tertelan belum kunjung diambil, bunyi peluit kerap terdengar saat Asep tidur atau menangis. Suara terompet juga terdengar apabila Asep menarik napas dengan cara tertentu.
Sejauh ini keluhan Asep hanyalah rasa sesak napas apabila berjalan jauh.
Saat video Asep yang mengeluarkan bunyi peluit/suara terompet saat bernapas dibagikan di Twitter CNN Indonesia Daily, netizen merasa campur aduk: antara kasihan dan geli.
@mochyusuf99: Kasus ini pernah terjadi dalam Film Warkop… Dono nelen Pluit…
@YohanesSilvano: Perpaduan yang aneh antara kasian dan ngakak.
Ada juga yang memperingatkan sesama orang tua.
@Heydanar: Sebagai bapak, Anda patut mengawasi Alula. Jangan sampai Alula memakan godong terompet @ikrarmarki
Ada yang menghubungkan dengan perayaan Tahun Baru sebentar lagi.
@Yogisatrioo_: 00.00 “hepi nu yer” *tariknapas
Ada juga yang komentarnya “kurang ajar”, hahaha.
@gpqlm: Tolong dilatih biar bisa intro akad.
Yang paling penting, ada yang merujuk kepada Gubernur Jawa Barat agar memberi bantuan penanganan kasus Asep. Semoga Bapak Ridwan Kamil segera turun tangan ya….
@kemuning_raya: Pak @ridwankamil mohon dibantu anak ini pak. Anaknya tidak sengaja telan peluit. Sekarang peluitnya sudah masuk ke saluran pernafasan.
Baca juga:
Normalkah Bunyi Napas Bayi 'grok-grok'? Kenali Penyebabnya Berikut!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.