Belakangan ini viral kisah seorang bocah penjual jajanan jalangkote di Sulawesi Selatan yang menjadi korban perundungan atau bullying. Hal itu membuat suami Tantri ‘Kotak’, yakni Arda teringat masa kecilnya.
Ketika melihat video kejadiannya, Arda mengaku tak kuasa menahan air mata. Ia bangga kepada Rizal, si bocah penjual jalangkote, karena tanpa rasa malu telah membantu sang ibu berjualan.
“Melihat video viral bocah jualan pastel naik sepeda dibully sampai jatuh ke lapangan, seketika saya jadi bocah paling cengeng sedunia. Netes langsung air mata saya,” tulis Arda di kolom caption unggahan Instagram.
“Remaja itu membantu ibunya tanpa malu dan penuh hormat. Karena memori jualan sangat lekat di hidup saya,” sambungnya.
Arda, Suami Tantri ‘Kotak’, Kisahkan Perjuangan Mendiang Ibunya sebagai Pedagang
Sempat bernasib sama seperti Rizal, yaitu menjadi anak seorang pedagang, membuat Arda tahu betapa keras perjuangan Rizal dan sang ibu. Dahulu, almarhumah ibu Arda juga penjual aneka kue.
“Mbak Nanik, panggilan populer mama saya ketika disematkan banyak orang karena menjajakan nikmatnya aneka kue. Arisan, kenduri, pesta keluarga tak pernah absen kuenya menghiasi meja pelanggan,” cerita Arda.
“Ngerti banget kerasnya orang dagang. Saya beranjak tidur, mama saya belum tidur, saya bangun, mama saya sudah bangun duluan, terus tidur berapa jam, Ma?” lanjutnya.
Fisik ibu telah dikuras, tapi janganlah mengukur bagaimana perjuangan seorang ibu. Sebab, sudah pasti ia mengabdikan hidupnya untuk kehidupan anak-anak yang makmur.
Sempat Diledek Teman, Tak Membuat Arda Berhenti Membantu Ibunya Berjualan
Arda merasa kenangan yang begitu dalam ketika masa kecil dan remajanya diisi untuk membantu sang ibu berjualan. Meski terkadang, ia juga sempat mengeluh.
“Nemenin bungkusin kue, nganterin kue ke pelanggan, nganter ke pasar beli bahan, meskipun kadang saya ngomel-ngomel. Sebab, mama saya ini selisih 200 perak, seluruh pasar diputerin untuk cari harga termurah,” kenang Arda.
“Kala itu logika saya belum bersandar sepenuhnya, padahal setelah belanja bahan, saya tetap diajak makan tahu tek telor makanan favorit saya. Lah, selisih 200 perak tadi gimana, Ma, kok tetap jajanin anaknya? Ya itulah seorang ibu,” kata Arda di unggahan Instagram pada Selasa (20/05).
Di masa Arda sedang membantu ibunya berjualan, ternyata ia juga sempat mendapat ejakan dari teman-temannya. Hal itu karena, terkadang masih ada tes sayur tersimpan di motor Arda.
“Motor butut jadi saksinya, berangkat ke sekolah kadang masih ada tas di jok motor buat nenteng sayur, di saat teman-teman SMP, SMA punya motor bagus-bagus, motor saya pernah diledek spion berdoa. Maklum kadang sedih, remaja sedang berperang mencari jati dirinya,” ungkap Arda yang kini telah menjadi ayah dari dua orang anak.
Arda Bangga kepada Almarhumah Ibunya
Bagi Arda, masa lalunya itu justru telah memberikan pelajaran sangat berharga, yakni tentang bagaimana cara berjuang. Ia bangga dengan semua yang telah ia lakukan bersama ibunya dahulu.
“Ma, memori yang pernah kita jalani sangat membanggakan, kita hidup karena keringat kita, bukan mengemis dan mengiba. Terima kasih sudah mengajari cara berjuang, justru itulah ilmu yang harusnya dibekali ke anak, bahwa hidup selalu harus diupayakan,” tuturnya.
“Tenang di sana, Ma, surga tempatmu. Sebentar lagi Lebaran, sumpah aku kangen lempermu yang selalu disisakan lebih dari orderan untuk anak lanangmu, Al Fatehah,” imbuh Arda.
View this post on Instagram
Mbak Nanik panggilan populer mama saya ketika disematkan banyak orang karena menjajakan nikmatnya aneka kue. Arisan, kenduri, pesta keluarga tak pernah absen kuenya menghiasi meja pelanggan Ngerti banget kerasnya orang dagang, saya beranjak tidur mama saya belum tidur, saya bangun mama saya sudah bangun duluan, terus tidur berapa jam, Ma?Fisiknya dikuras, tapi perjuangan ibu jgn diukur krn sudah pasti mengabdikan hidupnya utk anak-anak yg makmur
Motor butut jadi saksinya, berangkat ke sekolah kadang masih ada tas di jok motor buat nenteng sayur, disaat teman2 SMP, SMA punya motor bagus2, motor saya pernah diledek spion berdoa. Maklum kadang sedih, remaja sedang berperang mencari jati dirinya
Ma, memori yg pernah kita jalani sangat membanggakan, kita hidup karena keringat kita bukan mengemis dan mengiba. Terima kasih sudah mengajari cara berjuang, justru itulah ilmu yg hrsnya dibekali ke anak bahwa hidup selalu harus diupayakan. Tenang disana ma, surga tempatmu, sebentar lagi lebaran, sumpah aku kangen lempermu yg selalu disisakan lebih dari orderan utk anak lanangmu, al fatehah
A post shared by ardanaff (@ardanaff) on
Itulah kisah masa kecil Arda, suami Tantri ‘Kotak’, yang tak sungkan membantu ibundanya berjualan. Semoga kisah ini bisa menginspirasi untuk keluarga kita semua.
Baca Juga :
Putranya dirawat di RS, Tantri Kotak dan Arda saling menguatkan, "Kita hadapi bersama"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.