Sindrom kehamilan simpatik terjadi ketika suami ngidam dan mengalami gejala-gejala kehamilan seperti yang dialami istrinya ketika mengandung. Dalam dunia medis dikenal dengan nama couvade syndrome. Tidak hanya suami, teman dekat ibu hamil juga bisa mengalami sindrom ini.
Bisa dibilang, semakin kuat ikatan batin suami dengan sang istri, maka gejala yang ia alami juga lebih intens. Bahkan tak hanya suami ngidam, dia juga bisa mengalami pembengkakan payudara akibat meningkatnya hormon prolaktin, hormon yang membantu produksi ASI pada ibu hamil.
Suami ngidam dan mual merupakan gejala kehamilan simpatik
Pada kebanyakan kasus, suami ngidam atau sindrom kehamilan simpatik muncul di trimester pertama kehamilan, juga beberapa minggu sebelum persalinan. Dan biasanya gejala tersebut akan menghilang setelah bayi lahir.
Para calon ayah bisa mengalami gejala fisik atau psikologis yang mirip dengan gejala kehamilan yang Bunda alami. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mual
- Muntah
- Kaki kram
- Sakit di bagian bawah perut dan bagian bawah punggung
- Selera makan berubah
- Beberapa bagian tubuh menjadi bengkak
- Kelelahan
- Gangguan hormon
- Cemas
- Stres
- Perubahan mood yang tiba-tiba
- Mengidam
- Libido turun
Gejala suami ngidam ini ini bisa berbeda antara satu pria dengan pria lainnya, ada yang hanya mengalami beberapa gejala di atas, adapula yang merasakan semuanya.
Artikel terkait: Ayah, ini lho pentingnya peran suami agar kehamilan Bunda sehat
Mengapa seorang pria bisa mengalami sindrom kehamilan simpatik?
Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk memahami tentang fenomena ini, akan tetapi belum ditemukan penyebab pasti mengapa sindrom kehamilan simpatik bisa terjadi. Namun, para peneliti menyimpulkan, tingginya tingkat stres pada suami saat istri hamil menjadi pemicu.
Stres yang meningkat menurunkan level hormon testosteron di tubuh pria, dan membuat hormon estrogennya lebih tinggi. Bahkan, beberapa pria mengalami peningkatan hormon prolaktin (hormon yang berperan dalam produksi ASI). Itulah mengapa gejala kehamilan bisa terjadi pada pria meski mereka tidak hamil.
Norman Duerbeck, seorang dokter kandungan di San Diego, Amerika Serikat mengatakan, salah satu pemicu terjadinya gejala kehamilan pada pria ialah stres dan empati.
“Stres membuat tubuh melepaskan senyawa kimia yang berubah menjadi gejala kehamilan simpatik. Kehamilan bisa menimbulkan stres bagi suami maupun istri, , kecemasan finansial, masalah kesehatan, ditambah empati maka muncullah sindrom kehamilan simpatik,” tutur Duerbeck.
Norman Duerbeck juga menambahkan, pasangan yang menghadapi masalah kesuburan, pernah keguguran, cenderung lebih rentang terkena sindrom ini. Karena level stres mereka jauh lebih tinggi.
Cara menangani suami ngidam atau sindrom kehamilan simpatik
Sayangnya, tidak ada obat khusus yang bisa meredakan gejala kehamilan simpatik yang dialami suami atau teman dekat Bunda.
Akan tetapi, dikarenakan kebanyakan pemicu sindrom ini terjadi adalah stres, maka disarankan bagi para suami untuk menyiapkan diri menghadapi tanggung jawab sebagai seorang ayah sehingga bisa mengatur level stres dengan baik.
Caranya, Bunda bisa mengajak mengobrol bersama suami tentang kehamilan, bayi dan peran kalian sebagai orangtua nantinya. Hal ini bisa mengurangi level stres dan kecemasan yang dialami. Bicara masalah kehamilan dan kecemasan yang kalian rasakan dengan keluarga atau teman juga bisa membantu.
Peran suami dalam kehamilan istri sangatlah penting. Menemani istri memeriksakan kehamilan, membantu istri menghadapi masa sulit saat hamil adalah salah cara agar suami bisa terlibat dalam persiapan menyambut kelahiran si buah hati.
Bagaimana Bunda, apakah suami juga ikut ngidam saat Anda hamil? Share ceritanya di kolom komentar ya!
Sumber referensi: Babycenter, Coparents
Baca juga:
7 Hal yang wajib dilakukan suami saat istri hamil, nomor 5 susah banget!