Libur telah tiba! Akhirnya anak sekolah sudah memasuki waktu liburan. Meski artinya anak sudah tidak perlu lagi sekolah, tetapi masa liburan bisa membuat anak sulit melakukan sosialisasi karena tidak bertemu dengan teman-temannya setiap hari.
Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi dalam acara Virtual Media Workshop Tokopedia: Manfaatkan Libur Sekolah untuk Tingkatkan Kemampuan Sosialisasi dan Melepas Kejenuhan Anak, memberitahukan lima kiat meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan ide agar anak tidak merasa jenuh selama libur sekolah.
Artikel terkait: Anti Bosan Liburan Sekolah, 5 Hal Ini yang Perlu Parents Siapkan
1. Manfaatkan Teknologi di Rumah Sesuai dengan Usia Anak
Selama ini penggunaan gadget sering disebut dapat memberikan dampak buruk pada anak. Padahal, menurut psikolog yang akrab dipanggil Mbak Nina ini, pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya.
Misalnya saja, dengan bantuan orang tua, ajari anak untuk saling berkomunikasi dengan temannya lewat video call atau Zoom. Bisa juga dengan mengikuti anak berbagai workshop virtual yang bisa dilakukan dari rumah atau mengajarkan anak berbagi dengan mengirimkan camilan kepada temannya lewat aplikasi pesan makanan.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penggunaan gadget pada anak tidak masalah asalkan sesuai dengan usianya. Untuk anak usia 2-6 tahun, IDAI merekomendasikan penggunaan gadget selama satu jam sehari dan harus didampingi orang tua.
Jangan lupa untuk mengikuti aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gadget, istirahatkan mata anak dengan menjauhkan gadget sekitar 20 kaki atau 6 meter selama 20 detik.
2. Bermain Peran dengan Anak, Ajarkan Sosialiasi Saat Liburan
Mbak Nina menjelaskan, “[Orang tua] Buat skenario konflik dengan anak, seperti memperebutkan mainan, bermain curang atau bicara dengan kata tidak sopan. Setelahnya, ajak anak diskusi dan mencari solusi bersama jika menghadapi berbagai situasi tersebut. Dengan bermain peran, anak akan memiliki gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah dengan orang lain,” jelas Anna.
Bisa juga dengan bermain jualan-jualanan, sekolah-sekolahan, atau permainan peran lainnya. Sambil bermain, ajarkan anak mengenai cara sosialisasi dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua. Jadi, sambil bermain untuk mengisi waktu luang liburan, anak juga mendapatkan pelajaran baru dari orang tua.
Artikel terkait: 7 Tips mendidik anak tunggal agar ia mandiri dan mudah bersosialisasi, Parents perlu tahu!
3. Jangan Lupa Perhatikan Interaksi Antar Anggota Keluarga
Liburan bukan berarti harus keluar rumah. Mengisi waktu liburan bisa dengan melakukan aktivitas di dalam rumah, asalkan suasana rumah nyaman untuk anak. Untuk itu, utamakan interaksi antar anggota keluarga. Jangan biarkan anak selalu bermain sendirian atau bahkan anak melihat anggota keluarga lainnya tidak akur.
Parents juga bisa mengatur kegiatan khusus yang menstimulasi anak dalam melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya.
Salah satu modal anak untuk bersosialisasi adalah komunikasi. Jadi, dengan meminta anak untuk bercerita mengenai kesehariannya, komunikasi anak untuk bersosialisasi juga jadi terasah.
4. Playdate dengan Teman Sebagai Cara Sosialisasi Saat Liburan
Mbak Nina bilang, untuk mendorong keberanian anak bersosialisasi, maka interaksi tatap muka penting dilakukan sejak usia dini, terutama bagi anak berusia di bawah tujuh tahun. Namun, jangan lupa untuk tetap mengutamakan kesehatannya, ya.
“Di tengah pandemi, sangat penting untuk selalu mengingatkan anak mematuhi protokol kesehatan saat bermain, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan hingga menjaga jarak,” sarannya.
Artikel terkait: 9 Museum untuk Anak di Jakarta, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan!
5. Longgarkan Aturan Selama Liburan
Namanya juga liburan, jadi beberapa aturan seperti menonton televisi atau bermain gadget lebih lama sebaiknya dihapuskan sementara. Biarkan anak bermain sepuasnya, tetapi tetap berikan batasan.
“Longgarkan juga aturan selama libur sekolah, misal dengan membebaskan anak makan es krim atau main gadget lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, tetap beri pengertian mengapa aturan dilonggarkan, misal hanya berlaku selama libur sekolah,” jelas Mbak Nina.
Selain itu, Parents juga bisa melibatkan anak untuk mencoba hal baru, misalnya saja dengan berkemah di halaman atau kamar, mendekorasi ulang kamar, atau membuat kerajinan DIY dengan melihat tutorial dari YouTube.
Mbak Nina menekankan bahwa liburan bukan berarti harus dihabiskan di luar rumah dengan jalan-jalan ke mall, ke taman rekreasi, atau bahkan ke luar kota.
Liburan sambil tetap bersosialisasi bisa dilakukan anak dari rumah, asalkan orang tua mengawasi dan terus terlibat dengan kegiatan anak.
Baca juga:
Musim liburan datang, simak tips agar liburan tidak mengganggu jam tidur anak