Viral Siswa SMK Nikahi 2 Gadis Sekaligus, Sang Ibu Jatuh Pingsan

Pernikahan anak remaja asal Lombok Barat belum lama ini bikin geger publik. Pasalnya, seorang siswa SMK nikahi 2 gadis sekaligus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Publik dihebohkan dengan pernikahan remaja asal Lombok Barat baru-baru ini. Betapa tidak, siswa SMK nikahi 2 gadis sekaligus dalam waktu kurang dari satu bulan.

Itu artinya, remaja berumur belasan tersebut melakukan praktik poligami dalam umur yang terbilang sangat belia. Lantas, seperti apa kisah lengkapnya? Dirangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya berikut ini.

Siswa SMK Nikahi 2 Gadis, Suami-Istri Berstatus Pelajar

Adalah AR (18), siswa kelas XII di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Gerung Lombok Barat, remaja yang pernikahannya menghebohkan publik.

Pasalnya, pelajar SMK ini menikahi dua gadis sekaligus dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Tak berbeda dari dirinya, kedua istri AR juga masih berstatus pelajar berusia 16 tahun.

AR menikah dengan istri pertamanya pada 17 September 2020. Sedangkan sang istri kedua dipersunting pada 12 Oktober 2020.

Sang istri pertama adalah F, gadis remaja asal Desa Buk-Buk, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Saat ini masih duduk di bangku kelas 2 di salah satu SMAN di Kecamatan Lingsar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedangkan, istri kedua AR adalah M. Ia merupakan siswi kelas 2 di Madrasah Aliyah Darul Qur'an di Desa Telage Lebur, Kecamatan Sekotong Tengah, Kabupaten Lombok Barat.

Artikel terkait: Kisah Kriti Bharti, Perempuan yang Berjuang Menghapuskan Pernikahan Anak di India

Menikah karena Keinginan Sendiri

Sejak awal, AR diketahui telah lama menjalin hubungan dengan M, istri keduanya. Sejoli ini diketahui sudah tiga tahun merajut asmara.

Namun belakangan, AR malah minta dinikahkan dengan F, gadis belia yang belum lama dipacarinya. Pihak keluarga setuju saja atas rencana tersebut. Maka ditetapkanlah tanggal 17 September sebagai hari sakral antara AR dan F.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baru seminggu setelah gelaran pernikahan tersebut, keluarga M mendatangi rumah AR. Rupanya mereka juga meminta putrinya, M, untuk dinikahi. Mau tak mau, pihak keluarga AR tak bisa menolak.

Singkat cerita, pernikahan kedua AR dilangsungkan tak lama kemudian. AR dan M duduk di kursi pelaminan dalam balutan pakaian adat, turut pula ditemani sang istri pertama.

Namun pihak keluarga menegaskan, pernikahan putra-putri mereka atas keinginan sendiri, bukan karena hamil di luar nikah. Akan tetapi, berhubung ketiganya masih di bawah umur, pernikahan itu tak bisa disahkan oleh negara, sehingga terpaksa hanya digelar secara adat.

Artikel terkait: Dampak Pandemi Bikin Angka Pernikahan Anak Tinggi, Ternyata Ini Alasannya

Ibu Pingsan, Biaya Hidup Ditanggung Orangtua

Ayuni, ayah AR mengaku kaget saat mengetahui putranya memutuskan untuk menikah. Pasalnya, anaknya itu masih berstatus pelajar SMK.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibunda AR sendiri awalnya sempat heran dengan keputusan putranya itu menikahi F, istri pertamanya. Sebab yang ia tahu selama ini, AR menjalin kasih dengan M.

Meski demikian, ayah dan ibunya tetap menyetujui rencana pernikahan sang putra dengan gadis pilihan hatinya.

Belum genap sebulan anaknya menikah, keluarga M datang dan minta dinikahi.

Ayuni sempat syok dibuatnya. Bahkan ibunda AR sempat jatuh pingsan saat menerima kabar tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Pas lagi tidur itu, saya kaget datang keluarga M minta untuk dinikahkan, waktu itu ibunya sempat pingsan. Ya karena disuruh untuk nikah ya kita terima dan harus tanggung jawab,” kata Ayuni dikutip dari Kompas.com.

Tentu butuh biaya yang tak sedikit untuk menikahkan anak, apalagi dengan dua gadis sekaligus. Ayuni pun mengeluhkan bahwa ia harus merogoh kocek hingga Rp50 juta untuk pernikahan anaknya.

Ditambah lagi, AR yang masih berstatus sebagai pelajar belum bisa sepenuhnya menafkahi kedua istrinya. Sehingga sampai saat ini, sang ayahlah yang harus bertanggung jawab atas kehidupan anak dan menantunya.

Kedua orangtua AR pun berharap, sang putra tetap bisa melanjutkan pendidikan selepas menikah. Bukannya apa-apa, ijazah SMK itulah yang menjadi tumpuan harapan mereka untuk bisa digunakan AR mencari pekerjaan di kemudian hari.

Sementara pihak sekolah, hingga saat ini mengaku belum mendapat laporan resmi dari pihak keluarga tentang pernikahan tersebut.

****

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, pernikahan anak masih menjadi isu besar di banyak daerah di Indonesia. Menurut Unicef, ada sekitar 1,2 juta anak perempuan Indonesia yang menikah di bawah usia 18 tahun.

Baca juga:

id.theasianparent.com/pernikahan-anak-usia-tiga-tahun

Penulis

Titin Hatma