Pernikahan merupakan sebuah momen pengucapan janji ‘sehidup semati’ yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan. Umumnya ini terjadi ketika kedua orang tersebut sudah berusia dewasa, maka sangat aneh jika terjadi pernikahan anak.
Usia memang menjadi salah satu pertimbangan dalam menggelar atau melaksanakan pernikahan. Sebab, biasanya semakin dewasa usia seseorang, maka ia akan semakin siap untuk menikah.
Siap di sini dapat diartikan jika seluruh hal yang ada di dirinya memang sudah mantap untuk menikah dan membangun hubungan rumah tangga dengan pasangannya. Mulai dari fisik, mental, dan juga finansial.
Seluruh hal itu tidak boleh diabaikan oleh seseorang ketika hendak menikah. Sebab, menikah adalah suatu hal yang serius dan harus memiliki komitmen yang tinggi, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan apabila dirasa belum yakin atau siap, lebih baik jangan terburu-buru untuk menikah. Pasalnya, dikhawatirkan pernikahan yang nantinya akan dijalankan justru tidak akan bahagia, bahkan harmonis seperti yang diinginkan di awal.
Anehnya, meski rata-rata orang sudah mengetahui ‘syarat utama’ menikah, tapi tetapa ada saja yang mengabaikannya. Termasuk perihal umur dari kedua maupun salah satu pasangan yang hendak menikah.
Maka dari itu, sering kali tak terhindarkan yang namanya pernikahan anak. Sesuai dengan istilahnya, pernikahan ini dilakukan oleh pasangan yang masih berusia anak-anak atau belum menginjak usia dewasa, usia standar menikah.
Di Indonesia beberapa kali sering dijumpai pernikahan anak dengan berbagai motif tujuan mereka. Sementara itu, di negeri tetangga, tepatnya di negeri Gajah Putih Thailand, justru ada tradisi melangsungkan pernikahan anak.
Bahkan, pernikahan ini digelar dari sepasang anak-anak, laki-laki dan perempuan, yang terlahir dari satu rahim. Ya, tradisi pernikahan ini dilangsungkan oleh sepasang anak kembar dari sepasang orangtua yang sama. Bagaimana bisa?
Pernikahan anak balita di Thailand adalah hal lumrah
Meski tak umum, pernikahan anak di Thailand sah-sah saja dilakukan. Akan tetapi bukan pernikahan layaknya orang dewasa seperti yang kita bayangkan.
Di Thailand, ada keyakinan tradisional ketika anak kembar yang berbeda jenis kelamin memiliki ikatan yang kuat, maka mereka adalah sepasang kekasih yang tidak bisa bersatu di kehidupan sebelumnya.
Oleh karena itu pasangan yang terlahir kembali sebagai anak kembar ini berarti doanya dikabulkan oleh para dewa, sehingga mereka bisa bersatu.
Itu sebabnya satu keluarga di Nakhonsawan, memutuskan menikahkan anak kembar mereka yang berusia tiga tahun. Mereka percaya ini adalah cara terbaik untuk menangkal kesialan di masa depan.
Si kembar menikah di rumah mereka pada 14 November 2015. Si ‘pengantin pria’, Petai Angdechawat, memberikan adiknya, Pailin, mas kawin emas dan uang tunai senilai 3juta Baht (sekitar 1.128.545.579 rupiah).
Berikut adalah video pernikahan dari ‘pasangan bahagia’ ini:
www.facebook.com/detchat.jutikitdecha/videos/10207254352974919/
Segera setelah pernikahan berlangsung, sesi pemotretan pernikahan mereka yang menggemaskan mulai tersebar di Twitter, dan dengan cepat menjadi viral.
Menurut kepercayaan di sana, anak kembar beda jenis kelamin yang tidak mampu menunjukkan berkat perayaan pernikahan (atau penyatuan) mereka di hadapan para dewa, akan berisiko mati muda.
Sehingga keluarga harus menikahkan mereka untuk menyampaikan pesan kepada dewa bahwa mereka “terlahir dengan baik dan dalam perasaan cinta,” menurut reportase News Connect. Hal ini sebenarnya sama saja seperti bentuk rasa syukur kepada dewa mereka, karena si kembar bisa lahir ke dunia dengan selamat.
Beberapa hari sebelum pernikahan si kembar Angdechawat ini, pernikahan anak kembar usia 4 tahun juga digelar di Chai Nat, dan sempat menjadi headline di beberapa media lokal.
Bagi yang penasaran, pernikahan ini hanya sekedar perayaan, dan tidak terdaftar di catatan sipil. Namun, bagaimana menurut Anda? Apa ada efeknya bagi masa depan mereka? Mari berbagi di kolom komentar.
Bacar berita menarik seputar pernikahan lainnya:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.