Di Indonesia, kejadian kasus penyakit ini per tahun menembus angka 150. 000. Lumayan banyak, ya, Parents? Sindrom nefrotik tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tapi juga anak-anak.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai penyakit yang mengganggu organ ginjal tubuh manusia.
Sindrom Nefrotik: Pengertian, Penyebab, dan Gejalanya
Sindrom Nefrotik Menurut Berbagai Sumber
Mayo Clinic menulis, sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urin.
WebMD menjelaskan bahwa sindrom nefrotik bukanlah penyakit melaikan sekelompok gejala yang dapat muncul jika ginjal Anda tidak berfungsi dengan baik.
Pada ginjal terdapat pembuluh darah kecil yang berfungsi sebagai filter, membersihkan limbah dan air ekstra dari darah Anda. Limbah dan air itu berakhir di kandung kemih dan meninggalkan tubuh sebagai urin. Pembuluh darah ini adalah bagian dari apa yang disebut ’glomeruli’, bagian penyaringan pada ginjal.
Ketika pembuluh darah itu rusak, ada banyak sekali protein yang lolos dari filter tersebut dan masuk ke dalam urin. Hasilnya, terjadi pembengkakan terutama di bagian kaki dan pergelangan kaki. Kondisi ini disebut sindrom nefrotik.
Gangguan ini dapat menyerang orang dewasa dan anak-anak, dan bisa diobati.
Artikel terkait: Sakit Jantung dan Batu Ginjal, Jeremy Teti : “Saya Sangat Was-was”
Penyebabnya Tidak Hanya Berasal dari Ginjal
Penyebab utama dari kondisi ini memang disebabkan oleh masalah pada ginjal Anda (primer cause nefrotic syndrome). Namun, ada banyak penyakit atau gangguan kesehatan yang menyebabkan gangguan glomeruli. Di antaranya:
- Penyakit perubahan minimal. Kondisi fungsi ginjal tidak normal padahal saat jaringan ginjal diperiksa dengan mikroskop semua tampak normal atau hampir normal. Yang menjadi potensi penyebab adalah infeksi dari virus, reaksi alergi, penggunaan obat tertentu, dan penggunaan obat antiinflamasi non steroid (NSAID). Biasanya menjadi penyebab gangguan pada anak.
- Focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS), yaitu penyakit yang merusak glomeruli yang ditandai dengan jaringan parut. Menjadi penyebab utama yang sering terjadi pada orang dewasa. FSGS bisa disebabkan oleh cacat genetik, virus seperti HIV atau obat-obatan, atau terjadi tanpa alasan yang jelas.
- Membranous nephropathy, yaitu penebalan di membran glomeruli. Penyebabnya kemungkinan kanker, malaria, hepatitis B, dan lupus.
- Diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang dikenal sebagai nefropati diabetik.
- Lupus (systemic lupus erythematosus), penyakit kronis pada sistem kekebalan yang dapat merusak ginjal secara serius.
- Amyloidosis, yakni penumpukan zat protein yang disebut protein amiloid dalam darah yang kemudian merusak sistem penyaringan ginjal.
Gejala dan Tanda Sindrom Nefrotik
Ada empat gejala atau tanda utama yang membentuk sindrom nefrotik seperti dilansir dari Mayo Clinic. Yakni:
- Pembengkakan parah (edema), terutama di sekitar mata, pergelangan kaki, kaki, atau juga tangan.
- Urin berbusa, akibat kelebihan protein dalam urin.
- Tingkat albumin dalam darah rendah (hypoalbuminemia).
- Kadar lemak dan kolesterol dalam darah tinggi (hiperlipidemia).
- Penambahan berat badan karena retensi cairan.
- Kehilangan selera makan.
Artikel terkait: 5 Fakta Tentang Operasi Transplantasi Ginjal yang Perlu Diketahui
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala atau tanda-tanda di atas. Ceritakan secara detail yang Anda alami untuk membantu dokter membuat diagnosa. Sindrom nefrotik munngkin saja meningkatkan risiko infeksi dan pembekuan darah. Biasanya dokter akan merekomendasikan obat-obatan dan perubahan pola makan untuk mencegah komplikasi.
Faktor Pemicu Gangguan Ini
Merujuk pada penyebab dan tanda yang sudah dijelaskan di atas, maka faktor-faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko sindrom nefrotik adalah:
- Segala kondisi medis yang dapat merusak ginjal. Yaitu diabetes, lupus, amiloidosis, nefropati refluks, dan penyakit ginjal lainnya.
- Obat-obatan tertentu yang mungkin menyebabkan sindrom nefrotik termasuk obat antiinflamasi nonsteroid dan obat yang digunakan untuk melawan infeksi.
- Infeksi tertentu yang meningkatkan risiko sindrom nefrotik termasuk HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.
Artikel terkait: Mengalami sindrom langka, bayi ini dioperasi sejak dalam kandungan dan gagal ginjal
Komplikasi yang Paling Mungkin Terjadi
Kemungkinan komplikasi sindrom nefrotik meliputi:
- Penggumpalan darah karena ketidakmampuan glomeruli menyaring darah dan menyebabkan hilangnya protein darah yang membantu mencegah pembekuan.
- Kolesterol darah dan trigliserida darah tinggi
- Nutrisi buruk. Kehilangan terlalu banyak protein darah dapat menyebabkan malnutrisi.
- Tekanan darah tinggi akibat kerusakan glomeruli dan penumpukan cairan tubuh.
- Cedera ginjal akut. Jika ginjal tak mampu menyaring darah, limbah tubuh akan menumpuk dengan cepat dalam darah. Yang terjadi, Anda mungkin memerlukan dialisis darurat – cara buatan untuk mengeluarkan cairan ekstra dan limbah dari darah Anda (dialyzer).
- Penyakit ginjal kronis. Sindrom nefrotik dapat menyebabkan ginjal kehilangan fungsinya dan Anda mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
- Orang dengan gangguan ini memiliki peningkatan risiko infeksi.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dan keluarga.
Baca juga:
Jangan Sepelekan Sakit Perut Sebelah Kiri, Ini Penyebab, dan Mengobatinya
7 Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Parents Masih Sering Melakukannya?
Hati-hati! Kurang Minum Sebabkan Batu Ginjal, Ini Gejala dan Cara Mengobatinya