Setiap anak akan melakukan berbagai cara demi melepas rindu dengan orangtua. Namun, hal itu tentunya mustahil jika orangtua sudah meninggal dunia. Dijanjikan dapat bertemu ayahanda di alam baka, seorang gadis direnggut keperawanannya oleh predator seksual. Seperti apa kronologinya?
Kisah Seorang Gadis Direnggut Keperawanannya
Kisah pilu dialami seorang gadis berinisial HA. Perempuan remaja berusia 18 tahun ini diperkosa dengan cara dihipnotis oleh laki-laki berinisial AL. Diketahui pelaku merupakan warga asal Serdang, Kelurahan Kota Bumi, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon.
Peristiwa berawal ketika HA dikenalkan oleh rekannya pada tersangka AL. Kepada korban, pelaku mengaku mampu mempertemukan HA dengan almarhum ayahnya. Sang paranormal pun menyuruh kawannya tersebut membawa korban ke rumah pelaku.
Pelaku turut menyampaikan pesan bahwa ia mengenal orangtua korban. Usai berkenalan, keduanya sepakat untuk bertukar nomor telepon dan sepakat untuk bertemu.
“Diduga pelaku ini dulu kenal dengan orangtuanya korban, orangtuanya ini sudah meninggal. Kemudian oleh salah satu kenalannya pelaku korban itu diajak ke rumahnya pelaku, pelaku nyuruh temennya itu mengajak korban ke rumah pelaku,” tutur Kapolres Cilegon AKBP Sigit Haryono.
Diketahui, HA sudah beberapa kali bertandang ke rumah pelaku. Setibanya di sana, korban pun berbincang santai sambil menceritakan perkenalan pelaku dengan orangtua korban. Silaturahmi pun dijadikan alasan untuk pelaku bisa bertemu. Tak lama, korban diminta untuk ke kamar dan saat itu dugaan hipnotis dan pencabulan terjadi.
“Setelah sampai di situ (di lokasi) korban dipegang-pegang kepalanya dahulu. Tak berselang lama tak sadarkan diri, kemungkinan dihipnotis. Karena menurut pengakuan korban dia sudah tidak sadar. Setelah tersadar, korban dan pelaku sudah dalam keadaan telanjang,” jelas Sigit.
Mengetahui hal tersebut, HA pun histeris dan merasa tidak terima. Pelaku lalu mengancam akan menyebarkan foto dan video korban dalam keadaan telanjang bila ia berani melaporkan perbuatan bejatnya ke polisi. Kendati demikian, HA tidak gentar dan tetap melaporkan perbuatan bejat AL yang telah merenggut keperawanannya.
“Kepada penyidik pelaku mengancam untuk jangan bilang siapa-siapa, ‘saya punya fotomu yang telanjang tadi’,” tukas Sigit menirukan ancaman pelaku.
Tak butuh waktu lama, polisi segera meringkus AL di kediamannya. Sejumlah barang bukti seperti pakaian dan foto turut diamankan demi kepentingan penyidikan. Hingga kini, polisi terus melakukan pemeriksaan dan pengembangan untuk menggali motif dan kemungkinan adanya tersangka lain.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, AL terancam dijerat pasal 289 tentang pencabulan dengan hukuman 9 tahun penjara.
Melindungi Diri dari Perkosaan
Aksi perkosaan memang masih menjadi masalah sosial yang menjadi sorotan di Indonesia, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak. Merujuk Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan hingga 6 Maret 2020, jumlah tindak perkosaan yang dilaporkan mencapai 715 kasus. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan untuk orangtua melindungi anak dari tindak pidana perkosaan?
- Jadilah keluarga yang terbuka. Faktanya, mayoritas pelaku perkosaan dikenal baik oleh korban. Oleh karena itu, ciptakan konteks kejujuran dalam keluarga untuk membantu mencegah rahasia yang tidak sehat, berbahaya, dan manipulatif. Beri informasi bermanfaat dan jangan sungkan mendiskusikan kekerasan seksual kepada anak-anak dan remaja.
- Izinkan anak untuk melawan. Perlawanan adalah taktik yang sangat efektif dalam mencegah tindak perkosaan. Untuk anak-anak ajarkan mereka melawam dengan cara melarikan diri, menggigit, dan berteriak jika bagian tubuhnya disentuh orang lain.
- Ketika bertemu orang baru, pastikan Anda mengenal profil orang tersebut. Misal, berdasarkan cerita dari teman, keluarga, atau rekan kerja.
- Hindari memberikan informasi detail penting. Seperti alamat rumah, tempat bekerja, atau jadwal rutinitas Anda sehari-hari.
- Hindari pergi ke tempat yang berpotensi dan rawan. Bagi anak yang beranjak remaja ajarkan ia untuk tidak bepergian ke tempat yang sepi dan rawan kejahatan.
- Daftarkan kursus bela diri. Sejak dini, tak ada salahnya bagi Parents mengikutsertakan anak kursus bela diri sebagai langkah preventif. Sebut saja muay thai, karate, judo, dan lainnya.
- Jangan meremehkan intuisi. Perempuan adalah sosok yang memiliki feeling sangat kuat, dan tak ada salahnya Anda dan anak perempuan mengandalkan kelebihan ini. Hindari melakukan sesuatu kalau radar Anda berkata sebaliknya.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan membuat kita selalu mawas diri dan waspada.
Baca juga:
Keji! Bocah 10 Tahun Dibunuh dan Mayatnya Diperkosa oleh Anggota Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.