Sebulan lalu sebuah broadcast pesan di grup WhatsApp beredar, isinya mengenai pengumuman Seminar Poligami ‘Cara Kilat Dapat Istri 4’. Tentu saja seminar ini menuai berbagai reaksi dari orang-orang, mulai dari yang menganggap bahwa ini lelucon, merasa seminar ini mencoreng agama, sampai yang mendukung.
Awalnya, seminar batch ke-3 ini akan diadakan pada 25 November 2017, namun kemudian diundur menjadi tanggal 3 Desember 2017. Biaya investasi seminar adalah Rp 3.500.000 untuk para pria, sedangkan wanita yang single diperbolehkan datang gratis.
Broadcast pesan yang beredar mengenai seminar poligami.
Harga tiket ini sudah termasuk makan siang, snack, kopi dan teh, serta sertifikat dari pihak penyelenggara yaitu Dauroh Poligami Indonesia. Bila ingin membeli tiket on the spot, maka harganya menjadi Rp 5.000.000.
Seminar ini akan dipandu oleh praktisi poligami. Pengumuman tersebut bahkan menyebutkan berapa jumlah istri yang dimiliki oleh masing-masing praktisi, ada yang 2 istri dan ada yang 4 istri.
Bertujuan edukasi, bukan kampanye poligami
Namun, pada perkembangannya, tanggal seminar diundur menjadi 3 Desember 2017. Informasi lain mengenai harga tiket dan pembicara masih tetap sama.
Tambahan informasi di poster seminar terbaru adalah akan diadakan ta’aruf live saat di lokasi.
Direktur Eksekutif Dauroh Poligami Indonesia (DPI), Vicky Abu Syamil menegaskan bahwa pihaknya hanya ingin melakukan edukasi, bukan mengkampanyekan poligami.
“Justru kami satu-satunya lembaga yang ingin mengedukasi soal pernikahan dengan baik dan proporsional serta ingin memperingatkan siapapun agar berhati-hati bahwa poligami adalah sesuatu yang penting yang tidak semua orang bisa melakukannya,” ujar Vicky kepada Detik.
Terkait dengan biaya investasi seminar, Vicky mengatakan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan operasional DPI serta dakwah.
Artikel terkait: Tak perlu poligami, pria ini berniat mendapat pahala dengan menafkahi ratusan janda
Seminar poligami menuai kritik
Acara seminar ‘Cara Kilat Dapat Istri 4’ menuai kritik dari banyak pihak seperti MUI, anggota DPR, dan Komnas Perempuan.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa’adi, mempertanyakan tujuan diadakannya seminar. “Kenapa masalah yang ditonjolkan kok aspek poligaminya, ditambahkan dengan promosi Cara Kilat Dapat Istri 4. Meskipun hal itu tidak ada larangan dalam Islam tapi memberikan image bahwa Islam hanya menonjolkan syahwat saja.”
Ia menambahkan seminar tersebut harus diawasi untuk mengantisipasi penipuan. Apalagi karena peserta harus membayar biaya investasi yang cukup mahal.
“Menurut pendapat saya, seminar dengan tema seperti itu memberikan citra kepada Islam sangat negatif dan patut diduga seminar dengan biaya yang cukup mahal untuk ukuran sebuah forum ilmiah ada unsur penipuan,” ujar Zainut seperti yang dikutip dari Detik.
Wenny Haryanto, anggota Komisi VIII DPR yang membidangi urusan agama dan perempuan mengimbau Kementrian Agama, MUI, serta Kementria Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memantau seminar tersebut.
“Saya kok tidak bisa membayangkan apa kira-kira yang akan dipresentasikan di seminar tersebut. UU no. 1 Tahun 1972 menyebutkan persyaratan untuk poligami harus dapat izin dari istri pertama, berdasarkan agama harus adil juga. Selama manusia masih jadi manusia belum jadi nabi, bagaimana bisa adil? Dua orang saja belum tentu adil, apalagi kepada empat orang,” ujar Wenny.
Sedangkan Komisioner Komnas Perempuan, Masruchah, menilai seminar tersebut hanya merupakan agenda bisnis saja yang memperdagangkan perempuan dengan modus seminar. I menganggap bahwa poligami merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan karena perkawinan lebih dari satu istri biasanya dilakukan secaraa siri yang berdampak buruk pada kehidupan perempua dan anak-anak.
Komentar warganet terhadap seminar poligami
Terkait seminar ini, theAsianparent Indonesia melakukan polling di akun Instagram kami. Pertanyaan yang kami ajukan adalah: “Apakah Bunda setuju dengan pernyataan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk edukasi?”
Hasilnya, 78% menjawab tidak setuju, dan sisanya menjawab setuju. Kebanyakan yang menjawab tidak setuju adalah karena memang tidak mendukung adanya poligami.
Akun @meydina22_ mengungkap bahwa dirinya tidak akan pernah pro dengan poligami karena dapat merusak kondisi psikis wanita dan anak. Sedangkan @shelaanjarrani merasa bahwa seminar tersebut sudah terlalu banyak ditentang meski bertujuan untuk mengedukasi.
Senada dengan pendapat Shela, akun @nikedwiv menganggap seminar ini bisa menjadi sebuah pembenaran terhadap praktek poligami, bukan mengedukasi. Akun @fithriw menganggap bahwa seminar ini membawa kedok agama untuk membenarkan nafsu laki-laki.
@andhiniseptiani berpendapat bahwa seminar tersebut hanyalah modus, karena malah membuat mereka yang tidak mau berpoligami jadi penasaran dan ingin. Menurutnya, dalam seminar pasti akan lebih banyak dijelaskan dampak positif ketimbang negatif sehingga laki-laki jadi terhasut ingin mencoba, apalagi dengan iming-iming ‘cara kilat’.
Salah seorang bunda yang menjawab setuju dengan tujuan seminar ini menjelaskan bahwa karena poligami diperbolehkan dalam Islam maka seminar ini bisa memberikan pengetahuan untuk mengubah persepsi orang-orang terutama para wanita yang sudah terlanjur mencap negatif poligami.
Kami juga ingin dengar pendapat Bunda mengenai seminar ini. Silakan bagikan jawaban Anda di kolom komentar, ya, Bun…
Baca juga:
Suami, kamu yakin mau jadi pelaku Poligami? Ini hal yang perlu dipikirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.