Ada banyak rumor seputar seks, salah satunya adalah seks mampu menyembuhkan migrain. Namun, rumor ini tak bisa asal dipercaya tanpa adanya bukti yang kuat. Benarkah seks sembuhkan migrain? Atau seks justru bisa menyebabkan sakit kepala?
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Seks Sembuhkan Migrain, Mitos atau Fakta?
Berhubungan seks dianggap bisa menyembuhkan migrain. Hal ini didukung berdasarkan hasil studi di University of Munster di Jerman, seks terbukti bisa membantu meringankan sakit kepala.
Dalam jurnal yang berjudul Internasional Headache Society Cephalalgia, sebagian besar pasien penderita migrain mengaku aktivitas seksual dapat membantu meredakan bahkan menghentikan sakit yang mereka alami. Bahkan, responden juga melaporkan seks bisa mengobati sakit kepala akut.
Penelitian ini melibatkan sekitar 800 pasien migrain dan 200 pasien sakit kepala. Mereka diminta untuk menuliskan pengalaman mereka ketika melakukan aktivitas seksual di saat terkena migrain atau sakit kepala.
Hasilnya, dua pertiga pasien yang terserang migrain saat berhubungan seks mengaku sembuh. Mereka tak merasakan nyeri lagi di bagian kepala setelah melakukan aktivitas seksual. Sementara, pada pasien penderita sakit kepala, sebanyak 37 persen melaporkan pemulihan.
Ini menjadi bukti seks mampu menyembuhkan migrain dan sakit kepala. Rumor yang telah lama beredar ternyata bukan isapan jempol semata.
Namun, dikutip dari Healthline, aktivitas seksual yang dimaksud di sini adalah yang menimbulkan orgasme. Jadi, tak masalah apakah seks dilakukan bersama pasangan atau dengan cara masturbasi asal berakhir dengan orgasme.
Baca juga: Mengapa Wanita Sering Mengalami Migrain?
Seks Juga Bisa Menyebabkan Sakit Kepala
Sayangnya, meskipun seks terbukti bisa menyembuhkan migrain, dalam beberapa kasus seks justru bisa memicu sakit kepala.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat di The International Headache Society’s International Classification of Headache Disorders Second Edition, studi membuktikan bahwa aktivitas seksual juga bisa menyebabkan sakit kepala.
Ada 2 jenis sakit kepala yang disebabkan oleh aktivitas seksual. Pertama, sakit kepala pre-orgasmik dan yang kedua, sakit kepala orgasmik.
Sakit kepala pre-orgasmik biasanya lebih ringan, terjadi saat aktivitas seksual, dan umumnya penderita merasakan nyeri di bagian leher dan kepala. Sementara, sakit kepala orgasmik bisa lebih parah dan terjadi secara mendadak ketika orgasme.
Keduanya sama-sama bisa dialami oleh perempuan atau laki-laki namun umumnya serangan ini hanya berlangsung sebentar dan akan hilang seiring waktu.
Hanya saja, sebanyak 15 persen responden dari penelitian yang dimuat dalam jurnal di atas melaporkan sakit kepala berlangsung selama lebih dari 4 jam sehingga harus diberikan penanganan khusus.
Baca juga: 5 Cara Alami Untuk Mengurangi Frekuensi Serangan Migrain
Mengapa Seks Bisa Menyembuhkan Migrain dan Mengapa Tidak?
Aktivitas seksual bisa menyembuhkan migrain dan sakit kepala, namun juga bisa sebaliknya. Kedua hal ini sama-sama dapat dibuktikan dengan adanya penelitian.
Seperti pembahasan di awal, seks mampu menyembuhkan migrain dan sakit kepala hanya jika yang bersangkutan mengalami orgasme.
Mengutip Healthline, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Association of Migraine Disorders, endorfin yang dihasilkan selama orgasme adalah pereda rasa nyeri alami yang bahkan lebih ampuh daripada morfin IV.
Maka, tak heran apabila aktivitas seksual yang berujung orgasme dinilai mampu menyembuhkan sakit kepala dan migrain. Nah, pertanyaan selanjutnya, jika seks mampu meredakan rasa nyeri di kepala, mengapa ia juga bisa menyebabkan migrain atau sakit kepala?
Artikel Terkait: Sakit kepala tak harus minum obat, coba dulu 9 makanan pereda sakit kepala ini
Mengutip Mayoclinic.org, ada beberapa kondisi yang membuat aktivitas seksual justru memicu rasa nyeri di bagian kepala dan hal ini umumnya berkaitan dengan:
- Pelebaran di dinding arteri dalam kepala.
- Adanya darah yang masuk ke dalam ruang cairan tulang belakang dan sekitar otak.
- Pendarahan ke dalam dinding arteri yang menuju ke otak.
- Penyakit stoke.
- Penyakit arteri koroner.
- Penggunaan obat-obatan, seperti pil KB.
- Peradangan akibat infeksi tertentu.
Namun, kondisi di atas biasanya diikuti dengan gejala muntah, leher menjadi kaku, kehilangan kesadaran, hingga sakit yang lebih parah selama lebih dari 24 jam.
Nah, Parents, itu tadi penjelasan seputar seks, migrain, dan sakit kepala. Semoga bisa membantu kita memahami ya! Yang terpenting, selalu pastikan apabila ingin melakukan hubungan seksual harus dengan persetujuan dari masing-masing individu. Jadi, mau membuktikan sendiri malam ini?
Baca juga:
Istri Malas Berhubungan Seks? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
7 Kasus Cedera Saat Berhubungan Intim Hingga Dilarikan ke Rumah Sakit, Pernah Mengalaminya?