7 Tips Berhubungan Intim Ketika Hamil yang Aman Bagi Ibu dan Bayi
Banyak pasangan takut melakukan seks saat hamil karena khawatir akan berdampak buruk pada bayi. 7 tips berikut akan memangkas kekhawatiran Anda.
Kehamilan membuat hormon seorang perempuan berubah, namun hasrat untuk berhubungan badan kadang tidak menurun, malah bisa naik. Tapi seringkali ibu hamil takut untuk berhubungan intim karena khawatir akan membahayakan kehamilan. Padahal, seks ketika hamil adalah hal yang lumrah dilakukan setiap pasangan.
Pada trimester pertama, umumnya hormon dan fisik ibu akan berubah cukup drastis. Hal ini menghalangi ibu untuk berhubungan seks saat hamil.
Pada trimester kedua, akan ada peningkatan jumlah cairan vagina dan aliran darah ke panggul. Hal ini akan menaikkan libido ibu hamil. Sehingga keinginan untuk berhubungan seks akan meningkat.
Tetapi, pada trimester ketiga, tubuh ibu hamil akan berada pada fase istirahat. Yang membuat hasrat berhubungan seksual berkurang.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Alexandria Journal of Medicine pada bulan April 2017 menyebutkan, 92% ibu hamil memiliki masalah untuk terangsang, mengalami orgasme dan kepuasan seksual setelah melewati usia kehamilan 36 minggu.
7 Tips Berhubungan Intim Ketika Hamil
Bagi Anda yang tetap ingin menikmati hubungan suami istri, tanpa harus merasa khawatir karena takut berdampak pada bayi, ini dia 7 tips yang bisa Anda terapkan.
1. Seks sebagai prioritas
Saat seseorang mengalami orgasme, tubuhnya akan mengeluarkan hormon oksitoksin, yang bermanfaat untuk mengurangi stres dan kegelisahan. Hal ini akan bermanfaat bagi ibu maupun ayah.
Seks ketika hamil juga bisa menguatkan ikatan dengan pasangan, sebelum bayi lahir. Beberapa studi menyebut, bertahun-tahun setelah kelahiran bayi, kehidupan seks suami istri bisa sangat menurun bahkan membuat stres.
Dr. Erica Marchand, seorang psikolog berlisensi di Los Angeles menjelaskan, “Berhubungan intim bisa membantu kalian tetap terkoneksi, menguatkan hubungan, dan membantu suami istri lebih mudah memasuki dunia baru sebagai orangtua.”
Artikel Terkait: Pendapat Dokter Tentang Seks Saat Hamil
2. Cobalah posisi yang berbeda
Pada trimester pertama, saat perut ibu masih belum terlalu menonjol, Anda bisa melakukan posisi apapun yang diinginkan. Namun saat perut semakin membesar, beberapa posisi mungkin akan sulit dilakukan, dan bisa berbahaya.
Artikel terkait: 6 Posisi Seks Saat Hamil yang Aman dan Menyenangkan
Dr. Alyssa Dweck, seorang ahli kandungan di New York memberi saran agar tidak melakukan posisi misionaris atau posisi lain yang membuat ibu hamil harus berbaring telentang.
“Posisi ini bisa menekan pembuluh darah besar di balik rahim, yakni inferior vena. Hal ini juga bisa menyebabkan aliran darah ke hati menyempit, sehingga membuat ibu hamil merasa pusing, atau merasa tekanan darahnya menurun,” ungkap Dr. Dweck.
Jadi, cobalah untuk melakukan hubungan dengan posisi yang tidak memberi tekanan pada rahim.
3. Pilih pelumas yang tepat
Bila Anda termasuk orang yang sering menggunakan pelumas tambahan saat berhubungan, pastikan memilih pelumas yang tepat. Namun, hormon kehamilan sendiri sudah menigkatkan jumlah pelumas alami vagina, jadi pelumas tambahan mungkin tidak akan dibutuhkan.
Pelumas berbahan minyak atau petroleum sebaiknya dihindari, karena bisa menyebabkan pH vagina berubah, bahkan infeksi. Bila ingin memakai pelumas, cobalah yang berbahan dasar air yang cenderung lebih aman.
4. Cobalah menjadi intim dengan pasangan tanpa berhubungan seksual
Menjadi lebih dekat dengan pasangan tidak harus dilakukan dengan berhubungan seksual. Anda juga bisa membangun ikatan dengan cara lain seperti berciuman, berpelukan, melakukan hal-hal romantis seperti orang pacaran.
Selengkapnya: Romantis Tanpa Seks Saat Hamil
5. Berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan
Hasrat seksual yang berubah-ubah selama kehamilan, juga bisa menimpa para suami. Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Human Biology pada bulan Desember 2014 menyebut, tingkat hormon testosteron lelaki menurun saat periode kehamilan semakin bertambah.
Kehamilan, dan kehadiran bayi bisa mengubah pola hubungan seks antara suami dan istri. Karena itulah diperlukan komunikasi yang terbuka untuk membicarakannya. Dengan usaha bersama, kehidupan seksual kalian bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
6. Hindari berhubungan seksual jika istri menjalani kehamilan yang berisiko tinggi
Beberapa kondisi medis bisa membuat suami ‘puasa’ hubungan seksual sepanjang periode kehamilan. Karena seks bisa membahayakan kondisi ibu dan bayi jika dilakukan.
Kondisi ini meliputi: placenta previa, dan preeclampsia termasuk dalam kategori kehamilan yang berisiko tinggi.
Artikel Terkait: Waspadai Preeklampsia pada Kehamilan
7. Jangan berhubungan seksual setelah air ketuban pecah
Berhubungan intim setelah air ketuban pecah bisa meningkatkan risiko infeksi. Namun, bila Anda masih belum merasakan kontraksi walau kehamilan sudah tua, atau HPL sudah lewat, berhubungan seks justru akan membantu mempercepat kontraksi.
Cairan sperma dari suami akan membantu mematangkan jalan lahir, dan orgasme juga akan membuat rahim berkontraksi. Jadi, tak perlu takut berhubungan meski hari kelahiran sudah dekat.
****
Semoga tips di atas bisa membantu bagi Bunda dan suami ya.
Baca juga:
Hubungan Intim Bikin Frustasi dan Stres? Ini Solusi yag Bisa Parents Lakukannya
Pentingkah Membuat Jadwal Hubungan Intim dengan Suami? Ini Jawabannya!