Diisukan akan Pensiun Layani KA Jarak Jauh, Ini Sejarah Berdirinya Stasiun Gambir!

Stasiun Gambir dambaan masyarakat punya sejarah menarik!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stasiun Gambir belakangan ini jadi perbincangan masyarakat karena isu yang beredar bahwa stasiun tersebut akan pensiun layani perjalanan kereta api jarak jauh. Menanggapi kabar tersebut, banyak yang menyayangkan lantaran perubahan regulasi dialihkan ke Stasiun Manggarai yakni dikenal padat dan ramai.

Masyarakat merasa bahwa Stasiun Gambir adalah stasiun paling ideal untuk layani kereta jarak jauh karena suasana sekitarnya yang sangat dekat dengan jantung ibu kota, yakni tugu Monumen Nasional. Selain itu, akses jalan menuju stasiun dan ke beberapa tempat lainnya pun juga dinilai ideal, Parents.  

Lalu, bagaimanakan sejarah dari Stasiun Gambir yang menjadi favorit masyarakat ini? Melansir berbagai sumber, berikut kami rangkumkan selengkapnya untuk Anda!

Sejarah Stasiun Gambir 

Sumber: Tropen Museum

Sebelum dikenal seperti saat ini, Stasiun Gambir pada mulanya dibangun berdasarkan perintah dari seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1846. Kala itu, J. J. Rochussen memberikan usulan untuk membangun jalur kereta api menuju Bogor atau dahulu disebut Buitenzorg.

Melansir dari heritage KAI, tahun 1864, perusahaan kereta api swasta atau Nederlandsch Indisch Spoorweg Maatschapij (NISM) mendapatkan perintah pembangunan jalur rel kereta api. Lalu, dibangunlah halte pemberhentian bernama Koningsplein yang berganti menjadi stasiun Weltevreden dibuka pada 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir sekarang berada.

Artikel terkait: Penjelasan KAI Soal Kabar Stasiun Gambir Pensiun, Rencananya Layani KRL Saja!

Asal Usul Nama Stasiun Gambir

Sumber: Wikipedia

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stasiun tersebut melayani pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya hingga tahun 1906. Saat itu pun desain bangunan beberapa kali mengalami perubahan oleh Staatsspoorwegen (SS) dan tahun 1937 stasiun ini kemudian diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein. 

Hingga akhirnya 55 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1992, Stasiun Gambir ini mengalami renovasi dalam skala yang besar dan menjadi stasiun layang serta berubah nama menjadi Stasiun Gambir.  Tahun tersebut juga menjadi tahun dimana stasiun ini menjadi ruas jalur kereta Jakarta Kota-Manggarai, Parents. 

Nah, penasaran dengan asal muasal nama Stasiun Gambir? Penamaan tersebut diduga karena masyarakat menyebut Koningsplein dengan Lapangan Gambir, karena lapangan tersebut tumbuh Pohon Gambir. Kalau belum pernah dengar, gambir adalah pohon yang getahnya biasa disadap untuk bahan baku salah satu bumbu untuk menyirih.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mulai Diterapkan di Stasiun, Ini 5 Fakta Tes GeNose yang Perlu Diketahui

Arsitektur Stasiun Gambir Sempat Bergaya Art Deco

Sumber: Wikipedia

Setelah pengambilalihan Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1913, stasiun tersebut diperbesar dan mengalami perubahan desain arsitektur sehingga memiliki gaya bangunan Art Deco. Namun, stasiun tidak mengalami perubahan bentuk setelah kemerdekaan Indonesia hingga pada pertengahan tahun 1980-an.

Bersamaan dengan pembangunan jalur layang Jakarta Kota–Manggarai, stasiun lama yang memiliki desain arsitektur apik nan berseni Art Deco peninggalan Hindia Belanda tersebut kemudian dibongkar dan diganti dengan bangunan baru yang masih ada hingga saat ini yakni, Februari 1988.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Kisah Menarik Dibalik Sejarah 4 Bangunan Tertua di Indonesia

Inovasi Stasiun Jalur Layang

Sumber: Heritage KAI

Pada tahun 1976, terdapat proyek besar dibawah Gubernur Jakarta Ali Sadikin dan Gubernur Jawa Barat Solihin GP yakni sebuah kerja sama pembangunan Kawasan Jabotabek. Pemerintah melalui Departemen Perhubungan Darat berkolaborasi dengan begara Jepang, atau tepatnya JICA (Japan International Cooperation Agency). 

Memang, sebelumnya rencana pembangunan tersebut berada dalam rencana induk kereta api Jabotabek 1981. Memiliki panjang sekitar 8,5 kilometer, jalur layang tersebut dibangun 5,1 meter di atas permukaan tanah. Lengkap denganelektrifikasi dan sinyal otomatis sehingga KRL, KRD, dan kereta jarak jauh dapat melintas.

Berdasarkan arsip Majalah Tempo edisi 13 Juni 1992 Presiden Soeharto beserta ibu negara Siti Hartinah dan jajaran pemerintahan meresmikan Stasiun Gambir baru dengan menaiki KRL dari Gambir menuju Stasiun Jakarta Kota. Proyek ini telah menghabiskan dana sebesar Rp 432,5 miliar rupiah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***

Itulah sejarah dari Stasiun Gambir yang kini diisukan akan berhenti melayani kereta api jarak jauh. Semoga bermanfaat ya, Parents!

Baca juga:

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan