Pernahkah Bunda stres akibat tingkah anak yang menolak makan dan minum secara tiba-tiba? Jika pernah, bisa saja hal itu disebabkan oleh adanya sariawan pada anak.
Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebab munculnya sariawan pada anak dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan begitu, kondisi ketidaknyamanan yang disebabkan karena sariawan bisa segera diatasi.
Selain itu, si kecil juga tidak lagi menolak jika Bunda memberikan makanan dan minuman.
Langkah pertama yang harus dilakukan tentu saja dengan memeriksa mulut anak terlebih dahulu. Perhatikan apakah ada tanda-tanda sariawan di sana.
Misalnya, terdapat bulatan berwarna putih atau kuning di area gusi, atau bagian dalam bibir.
Apabila Bunda menemukan tanda-tanda itu, artinya memang benar anak tengah mengalami sariawan.
Lantas, mengapa anak bisa mengalami sariawan?
Penyebab sariawan pada anak yang harus Bunda ketahui
Umumnya, bayi yang belum berusia 10 bulan sebenarnya sangat jarang mengalami sariawan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika ada anak yang berlum berusia 1 tahun tetap saja mengalami sariawan.
Penyebab sariawan pada anak di bawah 10 bulan pun belum dapat dipastikan secara tepat, tapi ada beberapa kemungkinan yang memang bisa memicu sariawan.
Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang memasuki usia 10 bulan sedang memasuki fase oral yang membuatnya senang memasukkan segala hal ke dalam mulutnya.
Menurut dr. Lia Nur Amalinan dari laman alodokter, pada fase oral ini yang membuat anak sangat rentan terkena infeksi virus, bakteri, dan jamur. Semuanya bisa memicu sariawan pada anak.
“Kemungkinan sariawan atau peradangan tersebut disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang masuk ke dalam mulut. Biasanya jika sariawan atau radang tersebut sudah semakin parah akan menimbulkan kesulitan bagi anak untuk makan atau minum,” jelas Lia dikutip dari situs alodokter.
Selain itu, masih ada kemungkinan lain yang memicu anak mengalami sariawan. Apa saja?
- Luka pada mulut, kondisi ini bisa terjadi akibat anak tidak sengaja menggigit lidah atau bagian dalam bibir mereka. Efek gigitan yang tidak sengaja itu bisa memicu timbulnya sariawan.
- Alergi makanan.
- Anak sensitif pada buah-buahan yang berasa asam. Seperti jeruk dan strawberry.
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu. Misalnya yaitu asam folat, zinc, zat besi, dan vitamin B12.
- Infeksi virus, bakteri, dan jamur.
- Penyakit tertentu. Seperti, penyakit celiac atau radang usus.
Penanganan sariawan yang dialami anak
Sariawan memang dapat sembuh sendiri. Biasanya membutuhkan waktu 7 hingga 10 hari. Namun, akan lebih baik jika bisa disembuhkan dalam waktu yang lebih cepat.
Hal itu dilakukan karena sariawan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak. Apalagi jika anak sampai tidak mau makan dan minum.
Untuk membantu proses penyembuhan lebih cepat, ada beberapa cara yang dapat Parents lakukan.
- Kompres sariawan menggunakan es batu. Sebab, sensasi dingin bisa membantu sariawan menjadi mati rasa.
- Berikan si kecil makanan yang bertekstur lembut dan bersuhu dingin.
- Buat larutan menggunakan air, garam, dan soda kue. Setelah itu, celupkan kapas pada larutan itu, lalu tempelkan pada bagian sariawan dengan hati-hati.
- Beri si kecil minum dalam jumlah yang sedikit tapi sering. Fungsinya untuk membasahi rongga mulut dan mencegahnya dehidrasi.
- Periksa ke dokter apabila kondisi semakin parah.
Patut Bunda ketahui, jika selama anak mengalami sariawan, jangan memberinya makanan panas dan asam. Kedua jenis makanan itu berisiko membuat mulutnya semakin perih.
Inilah informasi terkait sariawan pada anak yang harus Parents ketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga :
Gingivostomatitis – Penyakit mulut akibat virus seperti sariawan bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.