380 Santri dan Pengajar di Tasikmalaya Positif COVID-19, Klaster Pesantren Kembali Merebak

Ratusan santri di Tasikmalaya positif COVID-19, termasuk puluhan tenaga pengajar ikut tertular. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebaran COVID-19 masih terus terjadi. Terbaru, datang dari salah satu pondok pesantren di Jawa Barat. Ratusan santri di Tasikmalaya positif COVID-19, termasuk tenaga pengajar ikut tertular. 

Dalam sebuah potongan video yang beredar luas di sosial media, terlihat iring-iringan ambulans menuju lokasi pesantren tersebut. Rombongan satgas datang mengevakuasi para santri untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Bagaimana kasus penularan COVID-19 di pondok pesantren tersebut mulanya bisa terdeteksi? Bagaimana pula langkah pencegahan yang harus diterapkan agar lembaga pendidikan seperti pesantren tidak menjadi klaster penyebaran COVID-19? Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Artikel terkait: Klaster Covid-19 Pondok Pesantren Kian Menyebar, Anak-anak Jadi Korban

Ratusan Santri di Tasikmalaya Positif COVID-19

Melansir Detik.com, sebanyak 380 santri dan pengajar di salah satu pondok pesantren di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terpapar COVID-19. Mereka rata-rata mengalami gejala ringan, hilang penciuman, demam, dan batuk.

“Total sampai siang ini ada 375 santri yang terpapar COVID-19. Awalnya hanya satu santri yang hilang penciuman, setelah ditelusuri merambat ke tenaga pengajar sampai santri lain,” ucap Kadinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, pada Senin (15/2/2021).

Dia menyebut ada sebanyak 832 santri dan pengajar menjalani tes swab. Dari jumlah tersebut, 380 orang dinyatakan positif COVID-19.

“Jumlah sampel yang diterima 832. Jumlah kasus terkonfirmasi 375 orang terdiri dari pengajar 48 orang, santri perempuan 173 orang, dan santri laki-laki 154 orang,” ucap Uus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, dr. Asep Hendra Hendriyana selaku KABID Pengendalian Penyakit Dinkes Tasikmalaya mengatakan jika saat ini totalnya bertambah menjadi 380.

“Kalau jumlah positif keseluruhan dari awal itu 380, ya. Karena, kan, yang baru ini 374, sebelumnya sudah ada 5, dan ada tes mandiri 1. Jadi total semua ada 380,” jelas dr. Asep Hendra Hendriyana, mengutip dari tayangan iNews pada Selasa (16/2/2021).

Untuk sementara, para santri tersebut tidak diizinkan pulang ke rumah. Mereka dievakuasi ke tiga tempat berbeda. Ada yang dievakuasi ke hotel untuk yang mengalami gejala ringan, ke RSUD dr Sukarjo, dan isolasi di lingkungan pesantren.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Sekarang kita upayakan untuk tidak dipulangkan. Tetapi akan dilakukan pemisahan antara santri yang terkonfirmasi dan yang tidak terpapar. Santri perempuan ditempatkan di hotel untuk isolasi mandiri dan laki-laki akan di tempatkan di RS Dewisartika. Sementara yang bergejala akan di RSUD dr Soekardjo,” ucap Uus.

“Pondok pesantren ini sepertinya masih melaksanakan pembelajaran di lingkungan pesantren. Namun, untungnya segera diketahui oleh kita dan akan kita antisipasi,” ujarnya.

Artikel terkait: Cara Mempersiapkan Anak Masuk Pesantren, Orangtua dan Anak Harus Sama-sama Kuat Mental

Tips Cegah Penularan COVID-19 di Lingkungan Pesantren

Dengan jumlah warganya yang bisa mencapai ribuan, pondok pesantren memang berpotensi menjadi klaster penyebaran COVID-19. Namun di sisi lain, lembaga ini juga bisa menjadi institusi pelopor pembangunan kualitas kesehatan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Dr. Masdalina Pane, M.Si (Han), dalam talkshow bertajuk “Santri Sehat Indonesia Kuat” di Media Center Satgas Penanganan COVID-19, Graha BNPB Jakarta, pada 22 Oktober 2020 lalu.

Masdalina menyarankan lima langkah utama untuk diterapkan di pesantren selama pandemi Corona. Berikut ini kelima langkah tersebut sebagaimana mengutip dari Tirto.id.

  1. Tes COVID-19, Masdalina menyarankan tes untuk memastikan para santri bebas COVID-19 perlu dilakukan sebelum mereka masuk ke wilayah pesantren. Hal ini untuk memastikan lingkungan pesantren bebas dari risiko penularan COVID-19.
  2. Memastikan kebersihan lingkungan pesantren. Termasuk kebersihan kamar tidur para santri, peralatan makan, dan juga tempat beribadah para santri perlu dipastikan higienis.
  3. Penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren secara disiplin. Protokol kesehatan yang dimaksud adalah memakai masker, menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal 2 meter, menghindari kerumunan, dan sering mencuci tangan memakai sabun dengan dibasuh air mengalir.
  4. Penanganan cepat santri pemilik gejala COVID-19. Misalnya, santri yang mengalami gejala ringan yang mengindikasikan COVID-19 perlu segera melapor ke pengelola pesantren untuk mendapat tindakan cepat.
  5. Membatasi jumlah pengunjung dari luar pesantren. Cara ini perlu dilakukan untuk mengurangi intensitas pertemuan antara santri dan orang dari luar pesantren yang berisiko menularkan virus Corona. Jadwal kunjungan dari wali santri pun perlu dibatasi. Sementara ketika wali santri bertemu dengan anaknya, ketentuan menjaga jarak dan larangan bersentuhan fisik perlu diberlakukan.

Artikel terkait: 99 Anak di Probolinggo Positif COVID-19, Orangtua Diimbau Waspada

Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, berharap semoga tak ada lagi kasus penularan serupa seperti halnya ratusan santri di Tasikmalaya yang dinyatakan positif COVID-19. Kita doakan juga semoga para santri beserta pengajar yang tertular virus Corona segera sehat kembali. 

Baca juga:

6 Artis Ini Sekolahkan Anaknya di Pesantren untuk Bekal Agama

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dikabarkan Telantarkan Anak Angkat di Pesantren, Ini Klarifikasi Ashanty

7 Rekomendasi Pondok Pesantren di Bogor yang Bisa Orangtua Pilih untuk Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Titin Hatma