“Salt room time. Issa sedang tidak batuk/pilek, tapi karena udara Jakarta sedang tidak bagus jadi aku coba seminggu sekali melakukan salt therapy,” ungkap Nikita Willy lewat Instagram storynya.
Dalam video singkat itu, terlihat Issa berada di dalam ruangan layaknya gua. Di sekelilingnya, ditempel tumpukan garam berwarna putih bersih.
Tak ketinggalan, di lantai ‘gua’ tersebut ada aneka macam mainan dengan warna menarik. Ada sekop, ember dan mainan lainnya. Tujuannya tentu agar Issa betah menghabiskan waktu di ruangan itu. Bukan tanpa tujuan istri Indra melakukan metode ini pada buah hatinya.
“Karena saat anak menghirup garam, hal itu akan membantu menyerap racun, alergen dan partikel udara yang tidak baik lainnya dari saluran pernapasannya, sehingga menghilangkannya dari tubuh,” jelas Nikita.
Mencoba meniru, sekitar awal 2022 aktris Zaskia Adya Mecca juga mengajak buah hatinya menjalani salt therapy. Ia membagikan video bersama lima buah hatinya berada di ruangan garam. Dalam case Zaskia Mecca, hal ini dilakukan lantaran kedua anaknya yakni Sybil dan Kaba punya riwayat asma.
Artikel terkait: Trik Nikita Willy Agar Baby Izz Tidur Cepat dan Pulas, Nyanyikan Selawat Nabi
Apa Itu Salt Therapy?
Faktanya, Salt therapy sebenarnya bukan hal baru. Pada abad ke-12, praktik mengunjungi gua garam untuk tujuan terapeutik menjadi hal yang umum di Eropa Timur sana.
Berawal pada tahun 1843 ketika seorang dokter Polandia bernama Felix Boczkowski menemukan pria yang bekerja di tambang garam mengalami lebih sedikit masalah pernapasan daripada orang yang berprofesi lain.
Felix lantas menghubungkan fakta itu dengan aerosol garam yang dihirup oleh penambang di bawah tanah. Selama Perang Dunia II, gua garam Klutert di Kota Ennepetal, Jerman juga digunakan sebagai tempat berlindung dari bom mengutip laman Salts of The Earth.
Tnggal dalam waktu lama, mereka menghirup partikel garam dan hasilnya tidak ada masalah pernapasan yang berarti dalam keseharian mereka. Selanjutnya garam akhirnya berkembang di banyak negara seperti Polandia, Rusia, Belarusia, Rumania, Azerbaijan, Armenia, Slovakia, dan Ukraina.
Kebiasaan itu menjadi awal Institut Penelitian Sains Odessa di Ukraina mengembangkan perangkat haloterapi pertama. Mesin ini menggiling dan menghancurkan garam menjadi bentuk partikel, kemudian dimasukkan ke suatu ruangan yang mirip tambang garam bawah tanah.
Adam Loss dari Salt Therapy Association (STA) mengatakan bahwa “terapi garam (haloterapi) adalah cara alami bebas obat yang dapat membantu membersihkan sistem pernapasan, meningkatkan fungsi paru-paru, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.”
Biasanya, salt therapy dilakukan dalam sebuah ruangan mirip ruangan spa. Bagi orang dewasa yang menjalaninya, bisa membantu lebih rileks serta memperbaiki kondisi kulit.
Satu sesi berlangsung 45 menit hingga satu jam berada dalam ruangan tersebut sembari menghirup mikropartikel garam aerosol kering. Fakta lain, garam yang digunakan bukan garam meja atau garam dapur.
Garam yang digunakan adalah garam yang kaya mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, natrium, yodium, brom, dan tembaga.
“Partikel garam tersebut menembus jauh ke dalam paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveoli untuk membantu masalah pernapasan, sedangkan partikel garam yang tidak dihirup diserap oleh tubuh untuk mengatasi kondisi kulit,” jelas Loss.
Artikel terkait: Rasakan Lelahnya Jadi Ibu, Ini Penyesalan Terbesar Nikita Willy
Manfaat dan Efek Samping Salt Therapy
Loss menjelaskan bahwa ada banyak manfaat menjalani salt therapy. Antara lain untuk sistem pernapasan, kulit, serta kesehatan mental.
“Bukti dan penelitian tentang salt therapy dan dampaknya pada orang dengan kondisi pernapasan tertentu telah menemukan bahwa partikel garam kering yang dihirup bermanfaat dalam mengurangi peradangan pada saluran pernapasan dan memperlebar saluran pernapasan,” kata Loss.
Tak hanya itu, salt therapy juga membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Terapi dengan cara ini juga disebut ampuh mendongkrak kesehatan mental termasuk stres dan kecemasan.
Ia juga mengatakan bahwa terapi garam juga dikatakan membantu meningkatkan kesehatan mental, termasuk stres dan kecemasan.
Walaupun bermanfaat, patut dicatat bahwa ada efek samping mengingat partikel garam dihirup layaknya kita menghirup udara.
Mengutip WebMD, orang dengan kondisi berikut disarankan untuk menghindari salt therapy:
- Riwayat masalah tiroid
- Tekanan darah tinggi
- Tuberkulosis
- Masalah jantung
- Gangguan pada darah seperti anemia, hemofilia, dan pembekuan darah
- Demam
- Luka terbuka
Bila perlu konsultasikan dengan dokter bila ingin melakukan salt therapy.