Kabar bahagia datang dari artis cantik Ryana Dea. Pasalnya ibu satu anak ini dikabarkan sedang mengandung anak kedua. Wah, keluarga kecilnya pasti sedang merasakan suka cita yang mendalam menyambut kedatangan anak kedua mereka, ya, Bun.
Kabar bahagia ini memang telah dibagikan istri Puadin Redi lewat laman Instagram pribadinya @ryana_dea. Bahkan pasangan yang menikah tanggal 16 Oktober 2016 ini telah menggelar acara syukuran 4 bulan kehamilan.
Hamil anak ke-2, Ryana Dea sempat vaksin meningitis
Dalam akun Instagram milikan, Ryana, begitu ia disapa, mengaku bahwa ia tak menyadari kehamilannya. Rupanya saat itu ia memang sedang sibuk mempersiapkan ibadah Umroh. Padahal katanya ketika itu ia sempat mendapatkan suntik vaksin meningitis, yang diketahui berisiko pada ibu hamil.
“Jadiii, dimulai pada saat persiapan mau berangkat umroh. 2 minggu sebelum berangkat kita semua suntik MININGITIS (iyesss miningitis guys) terus disuruh testpack (karena wakti itu banyak yang disuruh testpack jadi nggak kepikiran apa-apa pas ditestpack pun hasilnya negatif) belum waktunya haid apa lagi telat, jadi santai banget,” tulis Ryana.
Saat itu dirinya belum mengetahui kehamilannya karena hasil test pack yang dilakukannya negatif. Namun siapa sangka ketika mencoba tespack kedua, hasil yang ditunjukkan berbeda. Testpack menunjukan hasil positif, yang menandakan ia hamil.
“Seminggu kemudian, sudah waktunya haid kebetulan aku haidnya selalu maju dan teratur jadi pas udah mendekati waktu haid sempet kepikiran kok belum dapet, iseng aja testpack lagi. Nggak kepikiran hamil sama skali. Pas liat GARISNYA DUA dong, aku langsung shock. Langsung tespack lagi dan positif lagi.
Nggak tahu kenapa malah lemes banget shock karena inget abis suntik meningitis yang setau aku nggak aman buat bumil. Masih di toilet pun aku duduk dan langsung browsing ‘dampak suntik miningitis bagi ibu hamil’ hasilnya bikin makin lemess serem-serem banget ,Na’udzubillahimindzalik (amit-amit),” ungkap Ryana.
Namun, sebelum berangkat Umroh, bersama sang suami, Ryana Dea mengatakan pada dokter kandunganan bahwa dirinya sempat melakukan vaksin meningitis lantaran akan melakukan perjalanan ibadah Haji Kecil.
“Besoknya kita langsung ke dokter, kita ceritain ketakutan aku abis suntik meningitis dan mingggu depan mau Umrah. Dokter aku cuma bilang, ‘Bismillah ya… Allah yang kasih, semoga nggak ada apa-apa dan dilancarkan umrohnya…”
Risiko suntik meningitis saat hamil
Perlu diketahui, Bun, suntik meningitis dilakukan dengan tujuan untuk melindungi bakteri meningitis di daerah endemis meningitis. Biasanya, seseorang yang ingin berpergian ke luar negeri, apalagi ke daerah dengan endemis meningitis, perlu melakukan vaksin lebih dulu.
Hal ini pula yang dilakukan Ryana Dea sebelum menjalankan ibadah Umroh bersama sang suami.
Pertanyaan, bagaimana jika vaksin ini diberikan pada ibu hamil? Apakah memang akan berisiko seperti yang dikhawatirkan Ryana?
Perlu dipahami lebih dahulu bahwa pada prinsipnya, vaksin yang boleh diberikan pada ibu hamil merupakan vaksin yang mengandung organisme yang sudah mati.
Sementara vaksin meningitis atau yang berisi Meningococcal (ACWY), hanya dapat diberikan pada wanita hamil bila memiliki indikasi kuat. Indikasi yang disebutkan seperti sedang travelling ke area yang endemis.
Mengutip dari laman Liputan6, ahli vaksin dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD., KAI, FINASIM juga mengatakan bahwa ada dua alasan mengapa vaksin meningitis perlu diberikan pada ibu hamil.
Pertama, bila bumil akan pergi ke wilayah endemis meningitis, dan kedua bumil harus memastikan vaksin yang diberikan merupakan jenis vaksin mati.
“Vaksin meningitis yang boleh diberikan pada Ibu hamil adalah vaksin mati. Itu juga diberi kalau ibu hamil benar-benar akan bepergian ke wilayah endemis,” kata Iris.
Mengapa vaksin meningitis dengan bakteri hidup dapat memengaruhi janin?
Iris melanjutkan bahwa bila vaksin hidup diberikan pada ibu hamil memang bisa sangat berisiko untuk pertumbuhan janin. Ia mengatakan ada beberapa risiki yang bisa ditimbulkan, misalnya membuat kecacatan saat lahir.
“Janin itu kan belum punya kekebalan tubuh yang baik. Jadi hanya ibu yang menjaga sistem kekebalan dengan baik. Hampir sama dengan orang HIV, bila penderitanya diberi vaksin hidup maka sama saja kita memberikannya penyakit. Sehingga penelitian menyebutkan vaksin mati jauh lebih aman untuk ibu hamil,” jelasnya.
Meskipun demikian, Iris tetap menyarankan suntik meningitis dilakukan sebelum hamil, agar saat hamil tidak perlu lagi di suntik. Hal yang tak kalah penting lainnya adalah, jangan lupa untuk melakukan konsultasi lebih dahulu pada dokter yang memberikan vaksin tersebut.
Referensi: Instagram, Liputan6
Baca juga:
Catat 5 jenis vaksin yang sebaiknya dihindari saat hamil, bisa membahayakan janin!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.