Suku Batak merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia yang mendiami pulau Sumatra. Suku ini memiliki sederet keunikan mulai dari bahasa, alat musik tradisional, hingga rumah adatnya yang disebut rumah bolon.
Tahukah Parents, rumah bolon memiliki ukuran yang sangat luas dan tinggi. Tak cuma itu, masih ada beberapa keunikan lain yang bisa kita pelajari dari rumah tadisional Batak ini, lo. Apa sajakah itu? Yuk, simak ulasan tentang keunikan, sejarah, dan filosofinya berikut ini.
5 Keunikan Rumah Bolon Khas Batak
Setiap rumah adat tentunya memiliki ciri khas tersendiri untuk mencerminkan kebudayaan daerah tertentu. Mulai dari model rumah, material, relief yang tercetak pada dinding, dan lain sebagainya.
Jika ditelisik lebih mendalam, rumah bolon memberi kesan sangat estetik. Nuansa natural menjadikan rumah ini menjadi salah satu spot foto favorit para pelancong yang mengunjungi Sumatra Utara.
1. Rumah Tahan Gempa
Rumah bolon merupakan jenis rumah panggung dari kayu yang sangat kokoh. Pembuatan pondasi rumah bolon menggunakan batu sebagai penumpunya. Batu yang digunakan untuk bagian dasar pondasi rumah dinamakan batu ojahan.
Di atas batu ojahan diletakkan tiang berdiameter hingga 50 cm. Tiang penyangga ini berjumlah 18 tiang yang membuat rumah bolon sangat kokoh dan tahan gempa.
2. Fungsi Rumah
Rumah bolon memiliki fungsi yang beragam, tak hanya sebagai tempat tinggal. Dulunya bangunan ini ditempati para raja. Kini rumah tradisional ini berfungsi sebagai penanda status sosial bagi pemiliknya. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat upacara adat maupun tempat penyimpanan barang dan hasil panen suku Batak Toba.
Artikel terkait: 9 Fakta Unik Rumah Adat Toraja, Bukan Asal Tempat Tinggal!
3. Desain yang Unik
Rumah bolon memiliki desain arsitektur yang unik. Bentuknya segi empat dengan model rumah panggung yang tinggi hingga 1,75 meter dari permukaan tanah. Oleh karena itu, setiap rumah dilengkapi tangga dari kayu sebagai jalan masuk ke dalam rumah.
Dalam setiap perumahan (huta) terdapat ruma (rumah utama) yang letaknya di sisi utara dan sopo (lumbung) letaknya di sisi selatan dipisahkan oleh alaman (halaman). Dalam setiap huta terdapat pintu gerbang berupa pohon bertuah yang dinamakan pohon hariara, sejenis pohon beringin. Sementara bagian timur huta merupakan letak dari sawah atau kebun yang mengikuti arah terbitnya matahari.
4. Keunikan Atap dan Dinding
Rumah ini memiliki atap yang terbuat dari bahan alami, yakni daun rumbia yang banyak ditemukan di dataran Sumatra. Sementara itu, bentuk atap sangat unik karena menyerupai punggung kuda. Atap rumah disebut sangat tahan terhadap tiupan angin kencang. Selain itu, menurut suku Batak Toba, atap adalah tempat suci sehingga sering kali digunakan sebagai tempat penyimpanan benda berharga.
Lain lagi dengan dinding dari rumah yang terbuat dari bilah kayu yang dijalin dengan tali pengikat yang disebut retret. Tali ini diambil dari rotan yang kemudian dianyam menyerupai bentuk kepala cicak. Menurut suku Batak, cicak melambangkan penjaga sebuah hunian.
5. Ukiran Khas
Satu lagi yang menjadi ciri unik dari rumah khas Batak ini, yaitu ukiran pada rumah yang disebut Gorga. Nah, gorga sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Gorga berbentuk cicak, melambangkan bahwa suku Batak dapat beradaptasi di mana pun mereka berada dan tetap saling menjalin persaudaraan.
- Gorga bentuk ular, melambangkan keberkahan karena ular dipercaya oleh suku Batak dapat mendatangkan keberkahan bagi penghuninya.
- Bentuk kerbau, sebagai wujud terima kasih terhadap hewan yang membantu dalam membajak sawah tersebut.
Artikel terkait: 7 Fakta Menarik Rumah Adat Papua, Bukan Cuma Honai, Lho!
Sejarah Rumah Bolon
Siapa sangka jika rumah panggung ini memiliki sejarah panjang yang penting untuk kita pelajari. Awalnya, rumah bolon adalah istana yang ditempati para raja mulai dari raja pertama hingga raja terakhir Sumatra Utara. Adapun Raja pertama yang membangun rumah bolon adalah Tuan Rahalim.
Akan tetapi, pada tahun 1947 kekuasaan Kerajaan Batak berakhir karena sudah tidak diakui lagi. Hingga akhirnya sang raja terakhir yakni Raja Mogang sekaligus pewaris rumah bolon kemudian menyerahkan rumah bolon ke pemerintah daerah Sumatra Utara yang membuat bangunan tersebut diakui sebagai rumah adat Sumatra Utara.
Saat ini, rumah bolon ditempati oleh masyarakat biasa. Dalam satu rumah dapat dihuni oleh 5 hingga 6 keluarga.
Artikel terkait: 7 Fakta Menarik Rumah Adat Papua, Bukan Cuma Honai, Lho!
Filosofi Rumah Bolon
Pondasi rumah yang sangat kokoh melambangkan masyarakat suku Batak yang selalu bersama-sama menghadapi beban yang berat. Sementara masing-masing tiang penyangga yang disebut ninggor melambangkan kejujuran dari setiap warga masyarakat. Atap rumah yang disebut dengan songsong boltok dimaknai agar ketika ada sikap yang kurang berkenan dari pemilik rumah sebaiknya disimpan di dalam hati.
Ketika bebersih rumah, warga suku Batak Toba selalu membuang kotoran melalui talaga yang biasanya terletak di dekat tungku. Hal ini dimaknai untuk menghilangkan segala keburukan di dalam rumah dan menghilangkan setiap perbuatan buruk penghuninya.
Di bagian rumah juga terdapat sebuah panggung berukuran kecil yang digunakan untuk menyimpan hasil panen. Hal ini juga bermakna harapan kepada Sang Pencipta agar penghuni rumah senantiasa dilimpahi rezeki.
Banyaknya makna yang terkandung dalam setiap bangunan membuktikan bahwa rumah tersebut didirikan tak hanya untuk tempat berteduh dan tempat tinggal. Melainkan juga penuh dengan pedoman hidup yang diwujudkan dalam setiap bagian rumah.
****
Nah, itulah tadi ulasan tentang keunikan rumah bolon, sejarah, dan filosofinya. Semoga dapat menambah wawasan dan kecintaan terhadap ragam budaya Tanah Air, ya.
Baca juga:
5 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dengan Filosofi Mendalam
Rumah Kebaya, Rumah Adat Suku Betawi yang Unik dan Kaya Nilai Filosofi
Berbentuk Panggung, Ini 4 Fakta Menarik Kajang Leko, Rumah Adat Jambi